Liputan6.com, Xuzhou - Sebuah sekolah di Kota Xuzhou, China, didenda pemerintah setempat karena dinilai lalai dalam menjaga kebersihan. Siswa yang sepatutnya mengonsumsi makanan sehat di tempat pendidikan malah sebaliknya.
Ada beberapa alasan mengapa denda diberikan, seperti masalah lingkungan atau kebersihan makanan yang dikonsumsi siswa di sekolah tersebut.
Dikutip dari laman Straits Times, Senin (16/4/2018), atas kelalaiannya, pihak sekolah didenda 100 ribu yuan atau setara dengan Rp 219 juta.
Advertisement
Baca Juga
Kejadian menjijikkan itu bermula ketika beberapa penemuan benda-benda aneh terlihat di dalam makanan yang dijual di sekolah.
Mulai dari cacing tanah di semangkuk mi instan, potongan plastik di hotdog hingga kawat logam di makanan lainnya.
Tak hanya tim penyidik yang menemukan, banyak siswa yang bersekolah di sana juga sering mengalami kejadian buruk. Misalnya ada laba-laba dan gigi copot di makanan yang mereka beli.
Belum diketahui secara pasti, langkah apalagi yang akan diambil pemerintah setempat -- selain hukuman denda -- agar kejadian ini tidak terulang.
Tak dijelaskan pula apakah ada siswa yang jatuh sakit setelah mengonsumsi makanan yang tidak bersih tersebut.
Saksikan video menarik berikut ini:
Santap Siang Jorok Berujung Maut
Dalam kasus terpisah, setidaknya ada 20 anak tewas, puluhan lainnya harus dirawat di rumah sakit setelah menyantap makanan jatah sekolah di negara bagian Bihar, India. Tragedi keracunan yang terjadi di sebuah SD negeri di Desa Marakh di Distrik Saran itu sebelumnya dilaporkan menewaskan delapan orang.
Aparat keamanan saat ini terus melakukan penyelidikan. Sementara itu, uang santunan sebesar 200 ribu rupee atau Rp 33,7 juta per korban ditawarkan pada keluarga yang berduka.
Skema makan siang di sekolah-sekolah India atau The Mid-Day Meal, menyediakan makanan gratis untuk meningkatkan kehadiran murid agar anak-anak semangat masuk sekolah. Namun, standar kebersihannya amatlah memprihatinkan.
Masih terkait musibah itu, 28 anak lain yang menderita sakit dilarikan ke rumah sakit-rumah sakit di kota tetangga Chhapra, juga ke ibu kota negara bagian, Patna.
Total ada 47 anak SD Dharmasati Gandaman yang keracunan setelah menyantap makanan gratis yang dibagikan Jumat lalu.
Ada kekhawatiran jumlah korban jiwa bertambah. Sebab, banyak anak yang berusia di bawah 12 tahun, dalam kondisi kritis.
Keracunan
Ayah salah satu korban, Raja Yadav mengatakan, putranya muntah-muntah sepulang sekolah. Ia cepat-cepat dilarikan ke rumah sakit. Dokter yang merawat para korban mengatakan keracunan makanan menjadi penyebab kematian.
"Kami menduga, keracunan disebabkan kandungan insektisida pada sayuran maupun beras," kata Amarjeet Sinha, pejabat senior bidang pendidikan, seperti dimuat BBC.
Sejumlah penduduk desa mengatakan, kasus keracunan makanan jatah di sekolah bukan kali ini saja terjadi.
Sementara itu, Kepala Menteri Nitish Kumar langsung mengadakan rapat mendadak, dan memerintahkan tim ahli forensik untuk menelisik langsung ke sekolah tersebut. Bihar adalah salah satu negara bagian paling miskin dan paling padat di India.
Jatah makan dalam The Mid-Day Meal adalah program pemberian makanan di sekolah yang terbesar, yang menjangkau 120 juta siswa di 1,2 juta sekolah di seantero negeri.
Program tersebut kali pertama dilakukan untuk anak-anak dari keluarga miskin dan tak mampu di Kota Chennai pada 1925.
Advertisement