Liputan6.com, Washington DC - Koin yang diproduksi oleh pemerintah Amerika Serikat untuk memperingati pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, menuai kritik pedas dan menjadi objek lelucon satir berbagai pihak.
Pembuatan koin itu ditujukan sebagai suvenir dan kenang-kenangan atas KTT Korea Utara - AS yang mempertemukan Trump - Kim pada 12 Juni di Singapura.
Di muka benda pipih berbentuk lingkaran itu terdapat keterangan yang menggambarkan KTT nanti sebagai sebuah 'pembicaraan damai'.
Advertisement
Pada bagian yang sama, terdapat tampak samping wajah Donald Trump dan Kim Jong-un yang saling menghadap satu sama lain, lengkap dengan tulisan yang mendeskripsikan status keduanya; 'Presiden AS' dan 'Pemimpin Tertinggi Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK)'.
Baca Juga
Langkah pemerintah AS untuk memproduksi koin itu dikritik banyak pihak, meski Gedung Putih mengatakan bahwa hal tersebut merupakan 'tradisi umum sejak 2003'.
Kritik berbagai pihak pun semakin relevan ketika KTT tersebut terancam batal, setelah kedua negara kembali mengumbar retorika agresif seputar denuklirisasi.
Kemunculan koin itu juga bertepatan ketika Trump bertemu dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in pada Selasa 22 Mei. Pertemuan itu membahas tentang masa depan keberlangsungnan KTT Korea Utara - AS pada 12 Juni nanti.
KTT Korea Utara - AS terancam batal setelah Korea Utara bersikukuh tak mau menyepakati usulan Amerika untuk melakukan denuklirisasi dan perlucutan senjata.
Di sisi lain, Donald Trump merespons sikap Korea Utara dengan retorika agresif, menyebut rezim Kim Jong-un akan berakhir seperti Libya pada masa kepemimpinan Moammar Khadafi, jika tak menyepakati denuklirisasi.
Penulis dan kolumnis, Ed Krassenstein, mengunggah twit bernada kritik atas dinamika tersebut.
It looks like this Commemorative Coin is already coming back to haunt President Trump. It's actually commemorating an event that hasn't and may not actually happen.https://t.co/CD1l7YlJgZ
— Ed Krassenstein (@EdKrassen) May 22, 2018
Adam Weinstein, analis dari National Iranian American Council juga mengunggah twit bernada serupa.
There’s no way a president pre-pressing a challenge coin to commemorate a not-yet-held summit with the North Koreans could ever go wrong https://t.co/r2YkgGyb3u
— Adam Weinstein (@AdamWeinstein) May 21, 2018
Di samping kritik, beberapa warganet merespons kemunculan koin itu dengan komentar bernada satir dan humor. Simak selengkapnya di halaman dua.
Saksikan juga video pilihan berikut ini:
Netizen: Dagu Kim Jong-un Tampak Berlipat
Are you kidding me?! This is just gross. Whose personality cult exactly is this summit legitimizing? This is un-American. Can’t imagine what Fox would say if any other POTUS did this. Wow. Just wow. https://t.co/rn79W4RWO9 via @voxdotcom
— Robert E Kelly (@Robert_E_Kelly) May 22, 2018
Beberapa netizen menyebut, cara koin itu mempersonifikasikan kedua pemimpin negara, tampak sebagai sebuah upaya pengukuhan atas kultus kepribadian, tak hanya Kim Jong-un, namun juga Donald Trump.
Robert E Kelly, analis dari Busan University, mengunggah twit seperti di atas.
Ia juga mengunggah twit lanjutan sebagai berikut;
Pretty sure they made a typo on the right side there. I’m happy to help; it’s spelled “Orwellian Gangster Tyrant Kim Jong-Un.” You might to update that for future pressings for Hannity and the fellas.
— Robert E Kelly (@Robert_E_Kelly) May 22, 2018
Sementara itu, Don Moynihan Direktur La Follette School of Public Affairs, menyebut bahwa langkah AS mendeskripsikan Kim Jong-un sebagai 'Supreme Leader' pada koin itu menunjukkan bahwa Negeri Paman Sam mengafirmasi statusnya sebagai diktator.
Congratulations tin-pot dictators everywhere: not only will the United States fruitlessly negotiate with you, we will also emblazon your image in a coin and call you the "Supreme Leader" pic.twitter.com/czorOPYTzp
— Don Moynihan (@donmoyn) May 21, 2018
Sedangkan yang lain menilai, cara AS menggambarkan Kim Jong-un 'dengan dagu berlipat' merupakan sebuah kelakar yang unik.
I wonder if Kim Jong Un will like the extra few chins they added to the Military Office coin. pic.twitter.com/LzIKiSRwSI
— Levi Gibian (@LeviGibian) May 21, 2018
Gedung Putih mengeluarkan pernyataan pada hari Selasa mengatakan bahwa mereka "tidak memiliki masukan apa pun ke dalam desain dan pembuatan koin."
Raj Shah, wakil sekretaris pers Gedung Putih, mengatakan dalam sebuah pernyataan "produksi koin itu adalah praktik umum untuk suvenir yang akan dipesan setelah pengumuman publik tentang sebuah perjalanan (luar negeri presiden AS)".
Advertisement