Liputan6.com, Washington DC - Terhitung sudah lebih dari 19 hari lamanya, publik Amerika Serikat (AS) tidak melihat kehadiran sosok Ibu Negara Melania Trump.
Kemunculan terakhir Melania Trump tercatat pada 10 Mei 2018 lalu, ketika menyambut kepulangan tiga orang sandera AS dari Korea Utara.
Empat hari setelahnya, Melania dirawat di Pusat Medis Militer Nasional Walter Reed, yang oleh juru bicara resminya, Stephanie Grisham, digambarkan sebagai "prosedur embolisasi untuk mengobati kondisi ginjal yang jinak."
Advertisement
Dikutip dari CNN pada Rabu (30/5/2018), pernyataan di atas dirilis oleh Grisham pasca-prosedur operasi terhadap ibu negara dinyatakan "sukses dan tidak ada komplikasi."
Namun 15 hari kemudian, publik hanya mengetahui kabar Melania melalui kicauan yang diunggah di Twitter, dan itu pun tidak lebih dari konfirmasi atas prosedur operasi yang dijalaninya.
"Terima kasih yang tulus kepada Walter Reed Medical Unit @WRBethesda dan kepada semua yang telah mengirim ucapan selamat & doa! Saya merasa luar biasa dan berharap dapat segera pulang ke rumah @WhiteHouse."
A sincere thank you to Walter Reed Medical Unit @WRBethesda & to all who have send good wishes & prayers! I am feeling great & look forward to getting back home @WhiteHouse soon.
— Melania Trump (@FLOTUS) May 16, 2018
Sejak tinggal selama seminggu di rumah sakit, Melania juga men-twit tentang penembakan sekolah di Santa Fe, Texas; Navy SEAL yang dianugerahi Medal of Honor di sebuah upacara Gedung Putih -- yang tidak dia hadiri -- pada 24 Mei; dan terakhir, kicauan yang mendukung militer untuk menghormati Hari Pahlawan (Memorial Day).
Baca Juga
Meski cukup aktif di Twitter, namun ketidakhadiran Melania Trump secara nyata di hadapan pubik, mengundang banyak spekulasi dari para pengamat teori konspirasi.
Namun, hal tersebut segera dibantah oleh Grisham, yang menyebut atasannya dalam kondisi sehat.
"Sayangnya, kami berurusan dengan teori konspirasi sepanjang waktu, jadi ini bukan hal baru, hanya omong kosong konyol," kata Grisham, menyikat desas-desus yang menyebut Melania telah kembali pindah ke New York City.
Di sisi lain, banyak kalangan mulai menilai Melania sebagai sosok ibu negara yang mandiri, dibandingkan kesan sebagai pribadi yang frustasi akibat sosok suaminya yang digdaya sebagai Presiden AS.
Penilaian tersebut utamanya merujuk pada penampilan Melania Trump yang sangat menyita perhatian ketka menyambut kunjungan Presiden Prancis Emmanuel Macron, dan istrinya, Brigitte Macron.
Topi warna putih dengan tepian berukuran sangat lebar disebut "mengintimidasi" para hadirin yang datang, termasuk suaminya, Presiden Donald Trump. Bahkan, hal itu disebut serupa dengan pernyataan gaya penyanyi Beyoncé, ketika mengangkat isu Black Lives Matter di album terakhirnya, Lemonade.
Melania Trump juga diketahui mengatur penuh agenda makan malam dengan Presiden Macron dan istrinya, bahkan hingga detail kecil di dapur Gedung Putih.
Simak video pilihan berikut:
Sosok Wanita Independen
Sementara itu, beberapa pihak menilai Melania Trump sebagai salah satu ibu negara paling independen dalam sejarah pemerintahan AS modern.
Dalam setahun terakhir, Melania diketahui memisahkan diri dari agenda perjalanan suaminya, acara jalan-jalan, rapat umum dan juga lebih dari satu kali, keluar dari iring-iringan mobil kepresidenan.
Melania disebut telah menunjukkan bahwa dia dapat, dan memang suka, melakukan hal-hal seorang sendiri, mempekerjakan staf dalam jumlah kecil namun setia, dan melakukan banyak aktivitas sosial dengan alasan "membantu anak-anak".
Melania juga disebut tidak ragu untuk berkicau di Twitter, tanpa harus menunggu atau bahkan menanyakan terlebih dahulu, persetujuan dan koordinasi dengan pihak West Wing.
Oleh salah seorang pejabat Gedung Putih, Presiden Trump dan Melania diprediksi tidak akan pernah bersatu dalam segala hal selama memimpin Amerika Serikat.
"Dia selalu independen, dan berkeinginan untuk selalu memisahkan antara urusan pribadi dan perannya sebagai istri presiden," ujar sumber terkait.
Advertisement