Xi Jinping dan Presiden Iran Hassan Rouhani Akan Bertatap Muka

China dinilai dapat menggunakan kesempatan ini untuk memperluas pengaruhnya serta mengembangkan bisnisnya dengan Iran.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Jun 2018, 09:12 WIB
Diterbitkan 01 Jun 2018, 09:12 WIB
Presiden Xi Jinping saat menghadiri Kongres Rakyat Nasional yang memutuskan menyetujui penghapusan masa jabatan presiden
Presiden Xi Jinping saat menghadiri Kongres Rakyat Nasional yang memutuskan menyetujui penghapusan masa jabatan presiden (AP Photo/Aijaz Rahi)

Liputan6.com, Beijing - Di tengah ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran, Presiden China Xi Jinping akan bertemu dengan presiden Iran Hassan Rouhani di sela-sela pertemuan puncak Organisasi Kerja Sama Eurasia-Shanghai atau SCO yang akan diadakan tanggal 9 dan 10 Juni di Qingdao, China.

Para analis mengatakan, kehadiran Rouhani dalam konferensi SCO itu akan mengirim pertanda bahwa China siap mengisi kekosongan setelah Amerika menarik diri dari perjanjian nuklir dengan Iran permulaan bulan ini. Demikian seperti dikutip dari VOA Indonesia, Jumat (1/6/2018).

Xi mendukung perjanjian nuklir tahun 2015 itu, yang menurut Trump "sangat bermasalah", sebelum ia menarik Amerika Serikat keluar dari perjanjian yang ditandatangani oleh negara-negara besar termasuk China, Rusia, dan Uni Eropa.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Bisa Mengisi Kekosongan yang Diciptakan AS

Presiden Iran Hassan Rouhani saat menyampaikan pidato di hadapan Sidang Majelis Umum PBB
Presiden Iran Hassan Rouhani saat menyampaikan pidato di hadapan Sidang Majelis Umum PBB (AFP)

Hassan Askari Rizvi, pakar urusan internasional di Pakistan mengatakan kepada VOA, China bisa menggunakan kesempatan ini untuk memperluas pengaruhnya serta mengembangkan bisnisnya dengan Iran, mengisi kekosongan yang diciptakan Amerika.

Walter Andersen, bekas kepala bagian Asia Selatan di Departemen Luar Negeri Amerika mengatakan Iran bukan anggota SCO, dan kehadiran Rouhani dalam pertemuan itu kemungkinan karena adanya ketegangan antara Iran dan Amerika.

Topik yang akan dibahas dalam pertemuan SCO itu termasuk masalah teroris, separatisme, ekstremisme dan keamanan siber.

Kedua pemain utama dalam SCO, China dan Russia bisa mendesak negara-negara lain seperti Pakistan, India dan Iran untuk berpaling ke Beijing dan Moskow daripada ke Barat, kata Andersen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya