Inovator Australia Ini Kenalkan Teknologi Virtual Reality Training Bus Pertama di Dunia

Lewat Virtual Reality Training Bus, wanita yang akrab disapa Julie-ann memperkenalkan teknologi pada masyarakat lokal di Australia.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 10 Jul 2018, 13:19 WIB
Diterbitkan 10 Jul 2018, 13:19 WIB
Duta Besar Australia untuk Indonesia, Gary Quinlan mengatakan bahwa sektor digital merupakan bidang kerja sama yang sedang berkembang antara Autralia dan Indonesia (Liputan6.com/Teddy Tri Setio Berty)
Duta Besar Australia untuk Indonesia, Gary Quinlan mengatakan bahwa sektor digital merupakan bidang kerja sama yang sedang berkembang antara Autralia dan Indonesia (Liputan6.com/Teddy Tri Setio Berty)

Liputan6.com, Jakarta - Kurangnya pemahaman masyarakat pedesaan pada teknologi menjadi sebuah permasalahan yang harus segera diselesaikan. Padahal, teknologi dapat mempermudah pekerjaan manusia dari berbagai macam sektor.

Penggunaan komputer misalnya, sangat membantu masyarakat dalam mengakses dan mengolah suatu data. Alasan inilah yang membuat Julie-ann Lambourne, seorang wanita keturunan Torres Strait Island untuk mensosialisasikan penggunaan teknologi pada masyarakat pedesaan.

Lewat Virtual Reality Training Bus, wanita yang akrab disapa Julie-ann memperkenalkan teknologi pada masyarakat lokal di Australia. Sebuah lembaga organisasi bernama enVizion ia dirikan di Cairns, Queensland, Australia demi mewujudkan hal tersebut.

Kini, Julie-ann tengah berada di Indonesia untuk membagikan pengalamannya kepada komunitas inovasi di Jakarta, Surabaya dan Bali.

"Saya sangat senang bisa datang ke Indonesia dan membagikan pengalaman saya di sini," ujar Julie-ann saat menyampaikan sambutannya dalam acara kunjungan inovator Australia ke Indonesia pada Senin (9/7/2018) malam.

"enVizion merancang dan mengembangkan Virtual Reality Training Bus pertama di dunia yang memungkinkan penduduk lokal di daerah terpencil Australia Utara mengakses pelatihan kejuruan dengan metode baru dan inovatif," tambahnya.

Julie-ann juga merupakan salah satu pendiri dari D:HIVE, sebuah inovasi digital hub yang didesain untuk membantu kelompok yang kurang beruntung untuk berpartisipasi secara aktif pada ekonomi digital.

Saat ditanya kesulitan apa yang dihadapi saat memperkenalkan teknologi ini, Julie-ann mengatakan bahwa pada awalnya masyarakat pedesaan takut akan teknologi.

"Tantangan terbesar adalah rasa takut mereka untuk menggunakan teknologi ini. Bahkan mereka takut akan komputer dan tidak tahu cara pengoperasiannya," jelas Julie-ann.

"Namun, lama kelamaan mereka paham dan bisa menggunakannya," tambahnya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Bagian dari Hubungan Kerja Sama RI - Australia

Duta Besar Australia untuk Indonesia, Gary Quinlan saat mencoba virtual garapan Julie-ann Lambourne (Liputan6.com/Teddy Tri Setio Berty)
Duta Besar Australia untuk Indonesia, Gary Quinlan saat mencoba virtual garapan Julie-ann Lambourne (Liputan6.com/Teddy Tri Setio Berty)

Duta Besar Australia untuk Indonesia, Gary Quinlan mengatakan bahwa sektor digital merupakan bidang kerja sama yang sedang berkembang antara Autralia dan Indonesia.

"Awal tahun lalu, pemerintah kedua negara bersama-sama menyelenggarakan Indonesia-Australia Digital Forum yang pertama dan membawa para pemangku kepentingan digital dari kedua negara," ujar Dubes Gary Quinlan.

"Kunjungan Lambourne dapat terlaksana berkat kesuksesan Indonesia-Australia Digital Forum. Hal ini menunjukkan betapa kuatnya teknologi digital dan pembaharuan untuk mengatasi ketidaksetaraan," tambahnya.

Dubes Gary Quinlan juga mengatakan, kunjungan Lambourne bertepatan dengan National Aborigines and Islanders Day Observance Committee (NAIDOC) Week.

"Saya sangat menyambut Julie-ann selama kunjungannya di Indonesia. Selama kunjungan ini pula ia akan bertemu dengan para inovator digital dan wirausaha sosial Indonesia," tambahnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya