Liputan6.com, Yerusalem - Penantian panjang penduduk Palestina yang ingin mendengar kabar dari sanak saudara, kerabat, teman, kekasih, keluarga yang berada di luar negaranya terbayar sudah.
Sebanyak 10 ton surat yang ditahan oleh Israel, akhirnya diserahkan kepada petugas pos Palestina setelah lembaran-lembaran tersebut ditahan oleh pasukan pendudukan negeri zionis di Tepi Barat hingga delapan tahun.
Baca Juga
Kementerian Komunikasi Palestina mengunggah foto-foto ke halaman Facebook mereka, yang menampilkan tumpukan karung, paket dan amplop sedang diperiksa oleh petugas pos di sebuah ruangan besar.
Advertisement
Surat-surat yang belum dikirimkan ke alamat tujuan itu sedang disaring di kantor pemilahan di Jericho, Palestina. Selain sejumlah surat pribadi, ada juga yang mengirimkan foto keluarga, obat-obatan, hingga kursi roda. Beberapa paket telah ditandai sebagai pengiriman yang tercatat.
Sebuah kesepakatan tahun 2016 yang memungkinkan warga Palestina menerima surat secara langsung dari Yordania --di bawah pendudukan Israel-- tidak pernah diberlakukan sepenuhnya. Israel mengizinkan pengiriman berdasarkan perjanjian tersebut hanya satu kali, kata para pejabat yang dikutip The Guardian, Selasa (21/2/2018).
Menteri Telekomunikasi Palestina, Allam Mousa, mengatakan bahwa Israel masih menunda pelaksanaan perjanjian 2016 dan tidak mengizinkan pengiriman surat secara langsung melalui Yordania. Tindakan ini bertentangan dengan resolusi internasional.
Mousa menambahkan, penundaan itu telah merugikan sistem pos Palestina sebanyak ribuan dolar, tarif bea cukai jadi tinggi dan perizinan sulit diperoleh.
"Beberapa barang banyak yang rusak. Petugas pos melampirkan catatan pada paketan tersebut untuk menyampaikan kepada penerimanya bahwa otoritas Israel telah membebaskan seluruh kiriman itu dalam keadaan rusak," ucap Mousa.
* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Barang Rusak
Ramadhan Ghazawi, seorang pejabat di pusat pemilahan mengatakan kepada Agence France-Presse bahwa para petugas membutuhkan waktu selama dua minggu untuk memilah-milah dan mengirimkan surat agar sampai ke tujuan.
"Beberapa item telah diblokir karena alasan keamanan, sementara lainnya ditahan lantaran alasan administratif," kata Ghazawi.
Semua pintu masuk dan pintu keluar ke Tepi Barat, termasuk dari dan ke Yordania, dikendalikan oleh Israel. Akibatnya perekonomian Palestina lumpuh dan warganya tidak bebas bergerak.
Sebuah catatan yang dilekatkan pada kiriman kursi roda, tertulis bahwa benda ini dikirim dari Turki tiga tahun lalu dan diperuntukkan bagi seseorang di Jalur Gaza.
Otoritas Israel mengonfirmasi paket-paket itu telah ditransfer.
Cogat, unit kementerian pertahanan yang mengoordinasikan aktivitas pemerintah Israel di Tepi Barat, mengklaim bahwa pembebasan itu adalah bagian dari langkah-langkah membangun kepercayaan.
Advertisement