Media China: Mengaku Bagian dari Beijing, Korban Topan Jebi Asal Taiwan Baru Ditolong

Laporan media China menyebut warga Taiwan yang terdampak Topan Jebi akan ditolong jika mau mengakui China sebagai negara induk.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 07 Sep 2018, 18:01 WIB
Diterbitkan 07 Sep 2018, 18:01 WIB
Penumpang Telantar di Bandara Kansai Jepang
Bandara Internasional Kansai digenangi air laut yang dibawa topan Jebi di Osaka, Jepang barat, Rabu (5/9). Angin kencang juga membuat sebuah jembatan layang yang menjadi satu-satunya akses menuju Bandara Kansai rusak. (Hiroko Harima/Kyodo News via AP)

Liputan6.com, Osaka - Media pemerintah China mengatakan bahwa turis Taiwan yang menjadi korban Topan Jebi di Jepang, akan diberikan bantuan jika mau mengaku sebagai bagian dari Negeri Tirai Bambu.

Lebih dari 3.000 orang wisatawan, termasuk sekitar 750 warga China dan 500 orang warga Taiwan, terjebak di Bandara Internasional Kansai di Osaka, sejak Selasa 4 September.

Dikutip dari South China Morning Post pada Jumat (7/9/2018), semua penerbangan dari dan ke bandara tersebut dibatalkan, kemungkinan hingga akhir pekan, menyusul penutupan akibat banjir yang melanda lebih dari 70 persen areanya.

Menanggapi bencana yang disebut terburuk di Jepang selama 25 tahun terakhir itu, kedutaan besar China di Tokyo mengatakan telah mengirim puluhan bus khusus untuk membantu evakuasi warga negaranya di wilayah Kansai.

Pihak terkait juga menyebut secara terbuka untuk turut membantu warga negara lain, kecuali untuk mereka yang berasal dari Taiwan, harus mau mengaku sebagai bagian dari China, untuk bisa dievakuasi.

Intimidasi tersebut muncul dalam laporan surat kabar pemerintah Beijing berbahasa Inggris, Global Times pada Kamis, 6 September 2018. Surat kabar itu menangkap klaim turis China yang berkata kepada turis Taiwan, bahwa untuk bisa naik ikut naik bus, mereka harus teridentikasi sebagai "bagian China".

"Beberapa orang Taiwan bertanya apakah mereka bisa naik bus yang disediakan oleh kedutaan China untuk evakuasi," kata seorang saksi Tiongkok di Bandara Kansai.

"(Orang-orang China) semuanya berkata: 'Tentu, jika Anda mengidentifikasi diri Anda sebagai orang Tionghoa'," lanjutnya bercerita.

Seorang saksi Tiongkok lainnya mengatakan kepada outlet berita negara China, Guancha.cn: "Setelah bertanya, beberapa turis Taiwan antri untuk bus seperti turis China."

Tidak disebut dengan pasti apakah seluruh turis Taiwan yang bergabung dengan bus China itu mengakui Beijing, atau dipersilakan masuk atas nama kemanusiaan.

Selama ini, China menganggap Taiwan sebagai provinsi yang memisahkan diri untuk dipersatukan kembali dengan daratan.

Taipei dan Beijing mengeluarkan paspor terpisah untuk warga mereka dan memiliki kantor konsuler terpisah selama beberapa dekade.

Selama setahun terakhir, Beijing telah meningkatkan tekanan pada perusahaan penerbangan dan perusahaan asing, serta negara-negara di seluruh dunia, untuk merujuk Taiwan sebagai bagian dari China.

 

Simak video pilihan berikut:

 

Belum Ada Evakuasi Langsung dari Taiwan

Dampak Topan Jebi Jepang, Mobil hingga Kontainer Bergelimpangan
Kendaraan bergelimpangan usai topan Jebi menghantam Kobe, Prefektur Hyogo, Jepang, Rabu (5/9). Topan Jebi menewaskan tujuh orang dan 200 lainnya luka-luka. (JIJI PRESS/AFP)

Seorang staf di kantor perdagangan Taiwan di Osaka mengatakan kepada South China Morning Post bahwa Taipei belum menyediakan transportasi untuk warga negaranya.

"Apa yang bisa kami lakukan sekarang adalah menyarankan mereka untuk transit di bandara atau stasiun kereta api lain, sehingga mereka dapat pergi secepatnya," kata karyawan itu.

"Tapi kami tidak tahu bahwa ada orang Taiwan yang naik ke bus Tiongkok."

Surat kabar Taiwan, Liberty Times, yang juga mengutip staf kantor perdagangan Taiwan, melaporkan bahwa tidak ada bus yang bisa masuk ke bandara kecuali kendaraan bandara sendiri, untuk menjaga ketertiban.

Sedikitnya 11 orang tewas dan lebih dari 600 lainnya terluka menyusul topan paling kuat yang menghantam Jepang dalam 25 tahun. Kansai adalah bandara terbesar ketiga di negara itu dan pusat utama untuk Jepang barat, yang telah sangat terpukul oleh badai.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya