Liputan6.com, Taipei - El Salvador baru saja mengumumkan pemutusan hubungan diplomatik dengan Taiwan, menyusul keputusan negara Amerika Latin itu untuk merapat lebih dekat ke Beijing.
Oleh pengamat, hal tersebut dinilai sebagai pukulan terbaru terhadap Taiwan, yang terisolasi di panggung global akibat tekanan Beijing.
Dikutip dari Time.com, Selasa (21/8/2018), putusnya hubungan diplomatik dengan El Salvador, menjadikan Taiwan kini hanya diakui oleh 17 negara di seluruh dunia, yang mayoritas tidak memiliki pengaruh besar di tingkat internasional.
Advertisement
Di saat bersamaan, Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengumumkan secara terbuka bahwa Beijing memulai hubungan diplomatik yang saling menghormati dengan pemerintah El Salvador.
Baca Juga
Kilas balik pada awal tahun ini, Taiwan juga mengalami pemutusan hubungan diplomatik dengan Burkina Faso di Afrika Barat dan Republik Dominika. Keputusan kedua negara tersebut merupakan buntut dari tekanan dari China, yang diduga kuat mengancam ketahanan ekonomi mereka.
Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu mengutuk apa yang disebutnya kampanye China untuk memikat sekutu-sekutu Taiwan dengan janji bantuan keuangan dan investasi besar.
Taiwan bersedia mempertimbangkan untuk bekerja sama dengan sekutunya dalam pendidikan, pertanian atau bahkan prakarsa infrastruktur, kata Wu, tetapi menolak untuk bersaing dengan China dalam membeli dukungan diplomatik.
"Tidak bertanggung jawab jika terlibat dalam diplomasi bantuan keuangan, atau bersaing dengan China secara tunai, atau bahkan memberikan uang politik ilegal. Pemerintahan kami tidak mau dan tidak bisa melakukannya," tegas Wu.
* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.
Simak video pilihan berikut:
Rakyat Taiwan Didesak Bersatu
Beberapa analis mengatakan Presiden China Xi Jinping tampaknya bertekad membawa Taiwan semakin terdesak untuk berada di bawah kendali Beijing selama masa jabatannya.
Namun, 23 juta penduduk Taiwan diketahui sangat mendukung upaya mempertahankan status de facto secara independen. Di sisi lain, China bersikeras bahwa urusan penyatuan kedua pihak tidak bisa ditunda, walaupun tidak ada batas waktu.
Menlu Wu mendesak rakyat Taiwan untuk bersatu, meski ada tekanan yang dihadapi negara itu secara diplomatis.
"Saya ingin menekankan bahwa penindasan Tiongkok terhadap Taiwan tidak pernah berhenti. Kami adalah negara yang demokratis dan bebas," katanya.
Advertisement