Liputan6.com, Canberra - Otoritas cuaca Australia mengatakan bahwa negeri itu kemungkinan besar tidak akan bisa terlepas dari fenomena kekeringan hingga setidaknya awal 2019 mendatang.
Pernyataan tersebut memperpanjang kondisi kekeringan yang telah merugikan produksi pertanian desa-desa setempat, dan mengancam keberlangsungan ekonomi yang lebih luas.
Biro Meteorologi Australia mengatakan dalam perkiraan tiga bulan terakhirnya, bahwa hanya ada 35 persen kemungkinan bagi pantai timur Australia kembali menerima curah hujan antara periode 1 Oktober hingga akhir tahun.
Advertisement
Dikutip dari Straits Times pada Kamis (13/9/2018), cuaca kering juga diperkirakan terjadi sebagian wilayah Australia Utara, yang juga memiliki 35 persen kemungkinan hujan hingga akhir tahun.
Baca Juga
Menurut otoritas terkait, cuaca kering berisiko kian tertekan oleh ancaman gagal panen pada beberapa komoditi pangan utamanya, seperti gandum dan jagung.
Sementara di lingkungan peternakan, ada kemungkinan bahwa tingkat permintaan tidak sepadan dengan daya upaya pakan ternak, yang terpengaruh oleh kekeringan jangka panjang.
"Ada bagian dari Australia yang benar-benar membutuhkan hujan, tanpa sedikitpun rakyat tahu tentang perkiraan curah hujan selanjutnya datang," kata Phin Ziebell, ekonom agribisnis di National Australia Bank.
"Pandangan itu mencakup harapan musim hujan di bagian utara Australia. Lebih dari itu, peternak sapi mungkin harus melikuidasi ternak mereka dan kemudian menjualnya dengan harga tidak sebera besar, untuk kemudian dikirim ke pasar-pasar potensial, seperti AS dan Asia Tenggara. Padahal produksi suber pangan hewani serupa di seluruh wilayah tersebut masih dalam kondisi cukup," lanjut Ziebell menjelaskan.
Simak video pilihan berikut:
Australia Bergegas Mengambil Tindakan
Australia pada awal pekan ini, memangkas proyeksi untuk produksi gandum hingga 2019 sebanya hampir 13 persen, sebagai akibat dari cuaca kering.
Hal itu, menurut beberapa pengamat, memiliki kemungkinan akan membatasi potnesi ekspor produk pangan Australia, terutama gandum yang menjadi produsen terbesar keempat di dunia.
Adapun untuk kepastian kondisi peternakan nasional, pemerintah Australia berencana memperbaharui aturannya pada pekan depan.
Dengan kontribusi pendesaan yang menyumbang sekitar tiga persen dari total pendapatan ekonomi Australia, bank sentral negara itu pada bulan Agustus, memperingatkan bahwa kekeringan parah akan berdampak buruk pada kualitas produksi lahan pertanian di wilayah timur.
Advertisement