Liputan6.com, Moskow - Hari ini, 61 tahun lalu, satelit Rusia diluncurkan ke luar angkasa. Benda tersebut menjadi objek buatan manusia pertama yang pernah meninggalkan atmosfer Bumi.
Kantor berita Rusia, Tass melaporkan bahwa Satelit Sputnik mengudara 560 mil atau 900 kilometer di atas Bumi dan berputar setiap satu jam setengah.
Baca Juga
Para ilmuwan memprediksi bola logam itu akan terbakar di atmosfer, tetapi mereka berharap objek tersebut akan mengirim data penting kembali ke Bumi sebelum hancur.
Advertisement
Seperti dikutip dari BBC on This Day, Uni Soviet dan AS telah berkomitmen untuk meluncurkan satelit penelitian sebagai bagian dari International Geophysical Year (IGY).
Delegasi dari komite IGY kedua negara berada di resepsi di kedutaan Rusia di Washington ketika berita peluncuran Sputnik.
Ketua komite IGY Amerika, Dr Joseph Kaplan, mengucapkan selamat kepada Rusia atas "pencapaian luar biasa".
Pemimpin delegasi Rusia, Dr A A Blagonravov, yang diyakini terlibat erat dengan persiapan peluncuran, menggambarkan Sputnik sebagai satelit paling sederhana. Beratnya 83,5 kg --sebagian besar untuk baterai.
Berat satelit itu menyebabkan beberapa ahli Amerika berspekulasi bahwa roket yang diluncurkan mungkin juga mampu membawa senjata nuklir ribuan mil.
Â
Â
Saksikan juga video berikut ini:
Â
Memicu Kekhawatiran AS
Fakta bahwa Sputnik diperkirakan terbang di atas AS tujuh kali sehari ternyata menyebabkan kegelisahan.
Sudah ada panggilan untuk peninjauan segera pertahanan AS, mengingat implikasi dari lompatan teknologi di depan oleh musuh politik.
Tapi Dr Blagonravov mengatakan tidak ada yang perlu ditakutkan dari program satelit Soviet.
"Ini akan membuat semua orang terlalu sibuk menonton instrumen untuk memikirkan hal lain," katanya.
Sementara Presiden AS saat itu, Eisenhower telah diberitahu tentang keberhasilan Rusia. Namun dia mengatakan berita tersebut tak akan membuatnya mempercepat program satelitnya sendiri.
Peluncuran AS pertama baru direncanakan satu bulan setelah Sputnik mengudara.
Pada tanggal yang sama tahun 1963, Badai Flora membunuh 6.000 orang setelah menerjang Kuba and Haiti.
Lalu pada 4 Oktober 1960, pesawat maskapai Eastern Air Lines Penerbangan 375 kecelakaan akibat kawanan burung, sesaat setelah lepas landas dari Bandara Internasional Boston Logan, menewaskan 62 dari 72 orang di dalam burung besi tersebut.
Advertisement