Liputan6.com, New Delhi - Pria asal New Delhi (India), Bhavye Suneja, menjadi kapten yang menerbangkan pesawat Lion Air JT 610 --burung besi yang jatuh di perairan Karawang pada Senin pagi, 29 Oktober 2018, pukul 06.20 WIB.
Rencananya, Boeing 737 MAX 8 itu akan mendarat di Pangkal Pinang, Bangka Belitung. Namun, 13 menit setelah tinggal landas dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta, pesawat hilang kontak.
Advertisement
Baca Juga
Suneja bergabung dengan Lion Air pada tahun 2011. Ia merupakan kelahiran Mayur Vihar dan kelulusan Ahlcon Public School tahun 2005. Laki-laki 31 tahun ini kemudian bergabung dengan Lion Air pada Maret 2011, di mana ia menerbangkan Boeing 737.
Wakil Pimpinan dari maskapai terkemuka di India, yang mengoperasikan Boeing 737, mengungkapkan bahwa Suneja pernah menyampaikan keinginannya untuk kembali ke India.
"Kami saling berbincang pada bulan Juli ini. Ia adalah pilot Boeing 737 yang berpengalaman, tak ada catatan kecelakaan, dan kami ingin ia menjadi bagian dari kami karena kredibilitasnya. Satu-satunya permintaan terbesar Suneja adalah ia ingin ditugaskan di New Delhi, karena dekat dengan kota kelahirannya," kata pejabat senior tersebut seperti dilansir dari timesofindia.indiatimes.com pada Senin (29/10/2018).
"Sebab, sebagian besar pilot yang berasal dari India utara ingin bertugas di New Delhi. Saya mengatakan kepadanya, begitu dia terbang bersama kami selama setahun, maka kami akan mempertimbangkan pemindahannya ke New Delhi. Ia juga menginginkan bantuan kami untuk mendapatkan ATPL India (lisensi kapten),"Â papar pejabat itu.
Beberapa pilot lain dari Lion Air juga telah bergabung dengan B737 baru-baru ini.Â
Bhavye Suneja bahkan pernah mengunggah foto-foto yang menunjukkan rasa bangganya akan dunia kedirgantaraan.
Pada Oktober 2016, Suneja memposting sebuah foto yang menunjukkan topi pilot dan tanda pangkat kapten dengan empat garis kuning. Kemungkinan besar, gambar ini diambil ketika ia lulus menjadi kapten atau perwira pertama.
Ia pun tak segan untuk menampilkan potret bersama sang istri, dengan mengenakan seragam pilot lengkap.
Â
Â
Saksikan video pilihan berikut ini:
Pencarian Basarnas
Hingga kini, Basarnas masih terus melakukan upaya pencarian korban, di mana total ada 189 orang yang berada di dalamnya --termasuk pilot, copliot, kru kabin dan penumpang. Sedangkan di antara penumpang itu, satu merupakan anak-anak dan dua adalah bayi (infant).
"Kami belum tahu apakah ada yang selamat," kata Kepala Basarnas Muhmmad Syaugi dalam konferensi pers. Ia pun menambahkan, tidak ada sinyal marabahaya yang diterima dari pemancar darurat pesawat.
"Kami berharap, kami berdoa, tetapi kami tidak bisa memastikan," imbuhnya.
Syaugi menuturkan, seperti dikutip dari timesofindia.indiatimes.com pada Senin (29/10/2018), barang-barang seperti telepon genggam dan rompi pelampung ditemukan di lokasi kejadian, jatuhnya JT 610.
Penemuan ini berhasil diidentifikasi oleh layanan pelacakan udara Flightradar 24.
"Tim kami sudah bekerja di sana, termasuk kapal dan helikopter yang bersiaga di atas perairan, untuk membantu evakuasi," ucap Syaugi. "Kami juga melakukan penyelaman untuk menemukan bangkai kapal."
Advertisement