Liputan6.com, Manila - Seorang pendeta Katolik berusia 77 tahun asal Amerika Serikat (AS) ditangkap di Filipina pada Rabu 5 Desember. Ia diduga melakukan pelecehan seksual terhadap puluhan anak laki-laki saat beribadah selama lebih dari tiga dekade, di sebuah gereja di provinsi Biliran, selatan Manila.
Para petugas dari Kementerian Keamanan Dalam Negeri AS dan Biro Imigrasi Filipina menangkap Kenneth Hendricks di dalam Katedral Paroki Our Lady Rosary di Kota Naval, di Biliran.
"Dia tidak melawan saat penangkapan," kata Inspektur Senior Julius Coyme, direktur polisi provinsi setempat, sebagaimana dikutip dari The Straits Times pada Kamis (6/12/2018).
Advertisement
Baca Juga
Sebuah laporan dari biro imigrasi Filipina mengatakan Hendricks memiliki surat perintah penangkapan untuk laporan pelecehan seksual, yang diajukan di negara bagian Ohio, AS.
Isi surat perintah penangkapan itu menyebut Hendricks "terlibat dalam perilaku seksual terlarang di tempat-tempat asing", yang didasarkan pada laporan hukum oleh salah satu korbannya.
Investigasi selanjutnya menunjukkan bahwa Hendricks, yang telah tinggal di Naval selama 37 tahun, mungkin telah melakukan pelecehan seksual kepada sekitar 50 anak laki-laki lain, yang sebagian besar pernah menjadi asisten altar. Satu korban dikatakan baru berusia tujuh tahun.
Polisi mengatakan kepada outlet media The Philippine Daily Inquirer, bahwa pihaknya menerima setidaknya tujuh laporan "perilaku seksual tidak senonoh pada anak di bawah umur", yang diajukan terhadap Hendricks.
Dengan ditambah penyelidikan terhadap informasi yang diberikan oleh Kementerian Keamanan Dalam Negeri Filipina, polisi setempat meyakini ada lebih banyak korban yang belum terungkap.
Â
Simak video pilihan berikut:Â
Â
Diguncang Gelombang Skandal Pelecehan Seksual
Gereja Katolik belakangan tengah diguncang oleh gelombang baru skandal pelecehan seksual.
Di Chile, jaksa telah menggerebek kantor-kantor gereja, menyita dokumen dan menuduh para pemimpin yang menutup-nutupinya.
Di Australia, tokoh-tokoh senior gereja menghadapi penahanan dan pengadilan atas tudingan pelechan seksual, yang mayoritas menyasar bocah laki-laki.
Sementara itu, sebuah laporan tentang pelecehan seksual di Jerman, mengatakan 3.677 orang disiksa oleh pemuka agama antara 1946 dan 2014.
Paus Framsiskus pada bulan September mengkritik seorang pendeta agung Chile yang merupakan tokoh sentral dalam skandal pelecehan seks global, di mana telah mengguncang kepausannya selama hampir satu dekade terakhir.
Advertisement