Wahana Antariksa Teranyar China Rilis Foto dan Video Baru di Sisi Jauh Bulan

Otoritas antariksa China, pada Jumat 11 Januari 2019, telah merilis lebih banyak potret dan rekaman video yang diambil oleh misi Chang'e 4.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 15 Jan 2019, 08:00 WIB
Diterbitkan 15 Jan 2019, 08:00 WIB
Wahana Chang'e 4 mendarat di sisi belakang China pada 3 Januari 2018 (AP/Xinhua/Jin Liwang)
Wahana Chang'e 4 mendarat di sisi belakang China pada 3 Januari 2018 (AP/Xinhua/Jin Liwang)

Liputan6.com, Beijing - Otoritas antariksa China, pada Jumat 11 Januari 2019, telah merilis lebih banyak potret dan rekaman video yang diambil oleh misi Chang'e 4, wahana yang sukses mendarat di sisi jauh Bulan (the far side of the Moon) pada 3 Januari 2019 lalu.

Gambar yang dirilis pada hari Jumat termasuk potret baru dari penjelajah Yutu 2 milik China yang ditangkap oleh kamera di wahana pendarat Chang'e 4.

Sebuah potret berhasil menangkap pemandangan panorama lanskap Bulan yang keras, sementara sebuah video berhasil merekam proses penurunan terakhir pesawat ruang angkasa ke Bulan dari sudut pandang kamera Chang'e 4

Chang'e 4 dijadwalkan untuk memasuki mode tidur rendah daya pada Minggu 13 Januari ketika matahari terbenam di lokasi pendaratan di kawah Von Kármán, sebuah cekungan tanah berdiameter sekitar 180 kilometer yang terletak di belahan selatan sisi jauh Bulan.

Waktu malam berlangsung selama 14 hari di the far side of the Moon, ketika Bulan mengorbit Bumi sekali setiap 28 hari, dan suhu diprediksi akan turun hingga minus 183 derajat Celsius saat matahari menghilang di bawah cakrawala di kawah Von Kármán.

Chang'e 4 akan beralih ke "mode tidur" saat malam tiba karena energi Matahari tidak lagi tersedia untuk menyalakan probe berpanel surya.

Pesawat pendarat Bulan milik China, Chang'e 4, dipotret menggunakan kamera wahana penjelajah Bulan milik China, Yutu 2 (kredit Badan Antariksa China)

Pesawat ruang angkasa itu membawa sumber panas radioisotop dan generator listrik untuk tetap menyala dan memproduksi listrik secara swadaya ketika matahari berada di bawah cakrawala. Perangkat itu dikembangkan berkat kolaborasi antara para ahli Rusia dan China, menurut kantor berita Xinhua yang dikelola pemerintah.

Generator listrik kecil tidak cukup besar untuk memberi daya pada seluruh pendarat, tetapi itu akan memungkinkan sensor untuk mengumpulkan data suhu di permukaan Bulan sepanjang malam, Xinhua melaporkan.

Fitur itu tidak terdapat pada Chang'e 3, wahana pendarat Bulan sebelumnya yang juga milik Tiongkok yang berhasil mendarat di sisi terdekat Bulan pada tahun 2013.

Data dan gambar ilmiah dari Chang'e 4 diteruskan kembali ke Bumi melalui satelit komunikasi khusus yang diluncurkan China tahun lalu, Queqiao. Satelit itu berperan sebagai sistem penghubung komunikasi ruang angkasa yang diposisikan di luar Bulan, dengan antena yang menghadap ke Chang'e 4 dan Bumi, memungkinkannya untuk menyampaikan perintah dan sinyal antara pusat kendali misi di Bumi dengan wahana di Bulan.

Sementara rekaman video itu menunjukkan Chang'e 4 saat turun mendarat ke permukaan sisi jauh Bulan. Semula terbang dengan manuver horizontal, rekaman menunjukkan ketika wahana pendarat Chang'e mengubah manuver terbang menjadi vertikal.

Urutan pendaratan Chang'e 4 berlangsung sekitar 12 menit, dimulai dengan penyalaan mesin pendorong untuk memperlambat kecepatan horizontal pesawat dari 1,7 kilometer per detik menjadi hampir nol. Kemudian pesawat ruang angkasa itu mendarat, seperti yang terlihat dalam video yang dirilis oleh Administrasi Luar Angkasa Nasional China pada Jumat 11 Januari 2019, di ketinggian sekitar 6 kilometer di atas Bulan.

Video yang dirilis oleh badan antariksa Tiongkok itu dipercepat sekitar dua setengah kali kecepatan normal, dan itu menggambarkan sulitnya menavigasi melintasi lanskap Bulan.

Sangat sulit untuk memastikan secara visual ketinggian pendarat, atau mengukur ukuran relatif dari banyak kawah yang terlihat dalam video, tetapi Chang'e 4 membawa instrumen pengukur laser untuk mengukur ketinggian dan tingkat penurunan pesawat ruang angkasa, memasukkan data ke komputer panduan probe di seluruh urutan pendaratan.

Wahana antariksa Chang'e 4 berhenti turun sekitar 100 meter di atas permukaan untuk mencari tempat teraman untuk mendarat, menggunakan algoritma penghindaran bahaya untuk menghindari kawah dan batu besar.

Pada detik-detik terakhir pendaratan, mesin Chang'e 4 dapat terlihat melakukan dorongan melambat terlebih dahulu sebelum menjatuhkan diri dengan empat kaki, mencapai pendaratan lembut pertama di sisi jauh Bulan pada 02.26 GMT pada 3 Januari.

 

Simak video pilihan berikut:

Hasil Awal Misi Chang'e 4

Rover penjelajah Bulan milik China, Yutu 2, dipotret menggunakan kamera dari pesawat pendarat Bulan milik China Chang'e 4 (kredit Badan Antariksa China)
Rover penjelajah Bulan milik China, Yutu 2, dipotret menggunakan kamera dari pesawat pendarat Bulan milik China Chang'e 4 (kredit Badan Antariksa China)

Hasil awal dari misi Chang'e 4 menunjukkan bahwa lokasi pendaratan di kawah Von Kármán memiliki lebih sedikit batu yang berserakan di permukaannya daripada lokasi pendaratan Chang'e 3 di sisi terdekat Bulan. Permukaan di kawah Von Kármán juga tampak tertutup lapisan debu halus yang lebih tebal.

Sisi jauh Bulan berstruktur lebih keras (rugged) sehingga pusat kendali misi badan antariksa China menyesuaikan lintasan turun untuk misi Chang'e 4 ke profil yang lebih vertikal.

"Kami memilih strategi penurunan vertikal untuk menghindari pengaruh pegunungan di jalur penerbangan," kata Zhang He, direktur eksekutif proyek Chang'e 4 dari Akademi Teknologi Ruang Angkasa China, dalam sebuah laporan yang diterbitkan oleh Xinhua.

Beberapa jam setelah pendaratan, penjelajah Yutu 2 Tiongkok seberat 135 kilogram meluncur dari landasan pendaratan stasioner Chang'e 4 untuk mulai menjelajah.

Wahana Yutu 2 dinamai berdasarkan wahana perdana Yutu yang terbang pada misi Chang'e 3 ke Bulan pada 2013. Yutu berarti "kelinci giok" dalam bahasa China, dan merupakan nama kelinci peliharaan dewi bulan Chang'e dalam legenda rakyat Tiongkok --nama yang dipilih dalam misi wahana itu.

Sebuah video yang dirilis oleh pejabat ruang angkasa China yang diposting di YouTube oleh Planetary Society menunjukkan wahana Yutu 2 menjelajah di Bulan, kemudian menggunakan roda-rodanya untuk berputar di tempat.

Chang'e 4 membawa spektrometer radio frekuensi rendah yang dikembangkan oleh para ilmuwan Tiongkok untuk penelitian astrofisika. Sebuah instrumen neutron dan dosimetri yang dikembangkan oleh Jerman pada pendaratan stasioner akan mengukur tingkat radiasi di lokasi pendaratan Chang'e 4, mengumpulkan data yang dapat berguna dalam perencanaan eksplorasi manusia di sisi jauh Bulan, mempelajari aktivitas Matahari di sana, dan mengukur air bawah tanah kawah Von Kármán.

Yutu 2 memiliki radar penembus-tanah untuk mempelajari lapisan geologi yang terkubur di bawah lokasi pendaratan, dan spektrometer inframerah dan dekat-inframerah untuk mengumpulkan data tentang komposisi tanah.

Pejabat China menyetujui penambahan instrumen Swedia pada wahan Chang'e untuk mempelajari interaksi antara angin Matahari pada permukaan Bulan, yang tidak terlindung oleh atmosfer.

Chang'e 4 juga pergi ke Bulan membawa benih kentang dan telur ulat sutra yang disiapkan oleh mahasiswa dan ilmuwan untuk memantau pertumbuhan organisme di Bulan. Subjek tes akan ditempatkan di dalam sebuah ruangan dan diberi makan, cahaya alami dan nutrisi selama di permukaan Bulan.

Para pejabat China mengatakan lokasi pendaratan Chang'e 4 terletak di 177,6 derajat bujur timur dan 45,5 derajat lintang selatan di Bulan, di wilayah yang dikenal sebagai cekungan Kutub Selatan-Basin Aitken. Cekungan itu meliputi petak besar belahan selatan sisi jauh Bulan, dan diyakini oleh para ilmuwan sebagai salah satu kawah paling kuno di tata surya, yang diciptakan ketika asteroid besar atau komet menghantam Bulan.

Chang'e 4 adalah wahana ruang angkasa ke-20 dalam sejarah yang mendarat dengan aman di Bulan, dan pendarat kedua di Bulan untuk China. Misi ke Bulan Tiongkok berikutnya, Chang'e 5, dapat diluncurkan pada akhir tahun 2019 untuk mendarat di Bulan, mengambil sampel dan mengembalikan spesimen ke ilmuwan di Bumi untuk dianalisis di laboratorium berbasis darat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya