Liputan6.com, New York - Semut (Formicidae) adalah salah satu serangga yang tidak memiliki hidung. Karena alasan inilah, hewan berukuran kecil tersebut selalu menggerakkan antenanya setiap melangkah di manapun.
Para ilmuwan tahu banyak tentang semut, termasuk kemampuan binatang mungil ini untuk mengikuti jejak aroma sumber makanan mereka. Demikian seperti dikutip dari The New York Post, Rabu (23/1/2019).
Advertisement
Baca Juga
Tetapi para peneliti di Harvard University ingin mendapatkan pemahaman yang lebih terperinci tentang cara cepat semut mengendus atau merasakan jejak yang ditandai dengan feromon (zat kimia yang dikeluarkan oleh seekor hewan yang memungkinkannya berkomunikasi dengan anggota lain dari jenis yang sama).
Pertama, semut menggunakan antena mereka untuk mengambil isyarat kimia yang ditinggalkan oleh semut lain. Kedua, zat kimiawi yang dikeluarkan semut, sebut saja bau atau rasa atau chemo-reception (sel reseptor sensorik khusus yang mentransduksi --mengubah-- zat kimia--(endogen-- dan menghasilkan sinyal biologis), memungkinkan gerombolan semut untuk mengikuti jalur lurus, jalur melengkung, bahkan zig-zag.
Untuk melihat bagaimana semut melakukannya, para ilmuwan mencampurkan tinta dan feromon semut, kemudian menggunakan hasilnya untuk mengecat jejak di atas kertas.
Periset mengaturnya sedemikian rupa agar semut melangkah di jalan setapak tersebut. Lalu, para peneliti akan mencatat lusinan gerakan semut selama beberapa jam. Mereka menganalisis melalui video dan mencoba berbagai model komputer tentang perilaku semut.
Apa yang ditemukan oleh Ryan W. Draft dan penasihatnya, Venkatesh N. Murthy, serta peneliti lain adalah bahwa semut memiliki beberapa strategi untuk menemukan jalan mereka. Para ilmuwan mempublikasikan hasilnya dalam Journal of Experimental Biology.
Semua semut menggunakan antena mereka untuk mendeteksi jejak mereka, dari satu sisi ke sisi lain. Salah satu strategi yang mereka gunakan adalah menyelidiki. Seekor semut yang sedang menginvestigasi bergerak perlahan, menjaga antenanya berdekatan.
Selain itu, para peneliti juga menyebut penjelajahan strategi lain: semut bergerak lambat, tetapi mereka mengambil jalan berliku dengan bergerak dari dan kembali ke jejaknya.
Â
Saksikan video pilihan berikut ini:
Menciptakan Robot
Ketika semut-semut itu "terkunci" di jalur feromon mereka, mereka bergerak lebih cepat dan menjaga antena mereka agar stabil berada di kedua sisi jalan.
Mereka membuat satu antena lebih dekat ke jalur yang mereka lalui, dan satu lagi didekatkan dengan semut lain. Dengan kata lain, ada semut yang kidal dan ada yang memakai antena kanannya.
Pemahaman tentang perilaku mereka, bisa berguna dalam membangun robot semacam itu.
Dr. Murthy memandang keberhasilan percobaan ini sebagai indikasi bahwa para peneliti telah menemukan metode yang baik untuk mempelajari navigasi semut secara terperinci.
"Saya pikir kami mendapat pelajaran rendah hati dari para semut dan melihat betapa canggihnya perilaku mereka," katanya. "Rendah hati, tapi tidak berkecil hati."
Advertisement