Liputan6.com, Riyadh - Duta Besar RI untuk Arab Saudi, Agus Maftuh Abegebriel angkat bicara soal kabar rencana kunjungan Putra Mahkota Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman ke Indonesia.
Menurut Agus, putra mahkota Arab Saudi itu akan melawat ke RI pada Selasa 19 Februari 2019.
"Betul (tanggal 19 Februari 2019)," ujarnya kepada Liputan6.com melalui pesan singkat, Rabu (12/2/2019).
Advertisement
Keterangan diplomat top RI itu sekaligus menepis pemberitaan media asing Asia Times yang sebelumnya mengabarkan bahwa Pangeran MBS akan melawat ke Indonesia pada 14 Februari 2019 besok.
Baca Juga
Selain tanggal lawatan, Agus belum bisa memberikan detail agenda kunjungan Pangeran Mohammed bin Salman, menjelaskan bahwa hal itu diserahkan kepada pihak Istana dan Kementerian Luar Negeri RI.
Seperti dilansir The Star Malaysia pada Rabu (13/2/2019), sang putra mahkota, yang secara luas dikenal sebagai MBS, meminta kunjungan sejak Desember 2018 sebagai bagian dari tur ke beberapa negara di Asia --termasuk Malaysia, China, Pakistan dan India.
Sementara itu, menurut Asia Times, kunjungan Pangeran MBS ditujukan untuk mengembalikan citra Saudi di bidang bisnis dan diplomasi --setelah sebelumnya tercoreng noktah hitam pembunuhan jurnalis Saudi, Jamal Khashoggi, oleh tangan belasan figur yang dekat dengan lingkaran kekuasaan Negeri Petrodolar.
Satu sumber pemerintah senior yang dikutip Asia Times menggambarkan kunjungan itu sebagai upaya untuk "pencitraan kembali" atau "re-branding" dan mungkin diselingi "pemanis" kesepakatan bisnis dengan negara yang ia kunjungi.
Rencana perjalanan Pangeran Mohammed bin Salman ke Indonesia terjadi dua tahun setelah ayahnya, Raja Salman bin Abdulaziz Al Saudi, melakukan kunjungan pertama ke Negeri Zamrud Khatulistiwa oleh seorang raja Saudi dalam 47 tahun.
Simak video pilihan berikut:
Berbisnis dengan Indonesia dan Bahas Isu TKI?
Asia Times menulis bahwa kunjungan Pangeran Mohammed bin Salman ke Indonesia kemungkinan berhubungan dengan tindak lanjut untuk menyepakati kerja sama di bidang minyak antara perusahaan gas negara Saudi, Aramco, dengan timpalannya dari Indonesia, Pertamina.
"Di antaranya adalah ekspansi kilang minyak Cilacap senilai US$ 6 miliar di pantai selatan Jawa yang telah menjadi subjek nota kesepahaman antara perusahaan minyak milik negara Aramco dan Pertamina pada Mei 2016," tulis Asia Times.
"Dua tahun kemudian, kedua perusahaan belum membangun usaha patungan formal untuk memperluas kapasitas kilang dari 340.000 menjadi 370.000 barel per hari," lanjut media itu.
Dijelaskan juga oleh Asia Times bahwa Pangeran MBS akan membahas isu kesejahteraan pekerja migran Indonesia di Arab Saudi dengan pemerintah RI.
Sementara itu, sumber-sumber di komunitas Muslim mengatakan Riyadh telah memiliki perubahan sikap terhadap Indonesia sejak konferensi Dana Moneter Internasional-Bank Dunia (IMF-World Bank) di Bali Oktober 2018, yang memperlihatkan potensi ekonomi Indonesia.
"Pertemuan IMF benar-benar membuka mata bagi banyak pengusaha Saudi," klaim seorang tokoh Muslim Indonesia yang memiliki ikatan kuat dengan kerajaan, seperti dikutip dari Asia Times.
"Mereka mengira kami adalah negara miskin yang hanya menghasilkan pekerja rumah tangga. Mereka terkejut kami membuat kereta, kapal dan pesawat."
Selain itu, sumber-sumber yang dikutip oleh Asia Times menambahkan dengan menolak spekulasi bahwa kunjungan tersebut dijadwalkan untuk memberi Presiden RI Joko Widodo dorongan menjelang Pilpres April 2019, mengingat upayanya yang berkesinambungan selama setahun terakhir untuk meningkatkan posisinya di kalangan konservatif Islam.
Advertisement