Putra Mahkota Arab Saudi Dikabarkan Berkunjung ke Indonesia Bulan Ini?

Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman (MBS), dikabarkan akan segera melawat ke Indonesia.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 13 Feb 2019, 12:55 WIB
Diterbitkan 13 Feb 2019, 12:55 WIB
Putra Mahkota Arab Saudi Temui PM Inggris Theresa May
Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman mengunjungi Perdana Menteri Inggris Theresa May di 10 Downing Street, London, Rabu (7/3). Kunjungan ini dirancang untuk meningkatkan hubungan keamanan dan perdagangan kedua negara. (AP/Alastair Grant)

Liputan6.com, Jakarta - Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman (MBS), dikabarkan akan melawat ke Jakarta, Indonesia dalam beberapa hari mendatang. Lawatan itu merupakan bagian dari kunjungannya ke negara-negara di Asia.

Kabar itu berasal dari pemberitaan beberapa media asing yang mengutip sumber yang memahami agenda perjalanan sang pangeran. Namun, pejabat resmi dari kedua negara belum memberikan keterangan apapun terkait kabar tersebut.

Seperti dikutip dari Asia Times pada Rabu (13/2/2019), kunjungan Pangeran MBS ditujukan untuk mengembalikan citra Saudi di bidang bisnis dan diplomasi --setelah sebelumnya tercoreng noktah hitam pembunuhan jurnalis Saudi, Jamal Khashoggi, oleh tangan belasan figur yang dekat dengan lingkaran kekuasaan Negeri Petrodolar.

Asia Times secara eksklusif mengetahui bahwa sang putra mahkota, yang secara luas dikenal sebagai MBS, meminta kunjungan sejak Desember 2018 sebagai bagian dari tur beberapa negara di Asia --termasuk Indonesia, Malaysia, China, Pakistan dan India.

Media itu menulis bahwa Pangeran Mohammed bin Salman akan tiba di Jakarta pada Kamis 14 Februari 2019. Namun, beberapa sumber media lain menyebut bahwa lawatan itu akan dijadwalkan berlangsung pekan depan.

Satu sumber pemerintah senior yang dikutip Asia Times menggambarkan kunjungan itu sebagai upaya untuk "kembali pencitraan atau re-branding" dan mungkin diselingi "pemanis" kesepakatan bisnis dengan negara yang ia kunjungi.

Rencana perjalanan tanpa pemberitahuan itu terjadi dua tahun setelah ayahnya, Raja Salman bin Abdulaziz Al Saudi, melakukan kunjungan pertama ke Indonesia oleh seorang raja Saudi dalam 47 tahun.

Sumber-sumber di komunitas Muslim mengatakan Riyadh telah memiliki perubahan sikap terhadap Indonesia sejak konferensi Dana Moneter Internasional-Bank Dunia (IMF-World Bank) di Bali Oktober 2018, yang memperlihatkan potensi ekonomi Indonesia.

"Pertemuan IMF benar-benar membuka mata bagi banyak pengusaha Saudi," klaim seorang tokoh Muslim Indonesia yang memiliki ikatan kuat dengan kerajaan, seperti dikutip dari Asia Times.

"Mereka mengira kami adalah negara miskin yang hanya menghasilkan pekerja rumah tangga. Mereka terkejut kami membuat kereta, kapal dan pesawat."

Sumber-sumber menambahkan dengan menolak spekulasi bahwa kunjungan tersebut dijadwalkan untuk memberi Presiden RI Joko Widodo dorongan menjelang Pilpres April 2019, mengingat upayanya yang berkesinambungan selama setahun terakhir untuk meningkatkan posisinya di kalangan konservatif Islam.

Hingga berita ini turun, baik pemerintah Indonesia dan Kedutaan Besar Arab Saudi di Jakarta belum memberikan tanggapan terkait kabar kunjungan Pangeran Mohammed bin Salman ke Jakarta pada 14 Februari 2019, sebagaimana dikabarkan oleh Asia Times.

 

Simak video pilihan berikut:

Berbisnis dengan Indonesia dan Bahas Isu TKI

Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman
Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (Presidency Press Service/Pool Photo via AP, File)

Asia Times juga menulis bahwa kunjungan Pangeran Mohammed bin Salman ke Indonesia berhubungan dengan tindak lanjut untuk menyepakati kerja sama di bidang minyak antara perusahaan gas negara Saudi, Aramco, dengan timpalannya dari Indonesia.

"Di antaranya adalah ekspansi kilang minyak Cilacap senilai US$ 6 miliar di pantai selatan Jawa yang telah menjadi subjek nota kesepahaman antara perusahaan minyak milik negara Aramco dan Pertamina pada Mei 2016," tulis Asia Times.

"Dua tahun kemudian, kedua perusahaan belum membangun usaha patungan formal untuk memperluas kapasitas kilang dari 340.000 menjadi 370.000 barel per hari," lanjut media itu.

Dijelaskan juga oleh Asia Times bahwa Pangeran MBS akan membahas isu kesejahteraan pekerja migran Indonesia di Arab Saudi dengan pemerintah RI.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya