Ilmuwan Temukan Kuburan Fosil Purba yang Punah Akibat Asteorid

Sebuah situs di AS yang terdapat fosil hewan purba ditemukan oleh peneliti. Hal itu membuktikan bahwa dinosaurus punah akibat gelombang besar asteroid.

oleh Siti Khotimah diperbarui 02 Apr 2019, 10:25 WIB
Diterbitkan 02 Apr 2019, 10:25 WIB
Pergeseran kutub (4)
Ilustrasi dinosaurus. (Sumber Pixabay)

Liputan6.com, London - Sebuah situs yang berisi fosil hewan purba ditemukan oleh tim peneliti dari dua universitas ternama dunia. Situs yang dimaksud bernama Tanis di Hell Creek Formation, North Dakota AS sebagaimana diterbitkan dalam Prosiding National Academy of Sciences pada Senin, 1 April 2019.

Dari situs itu, para ahli paleontologi dari University of Kansas dan University of Michigan menemukan bukti bahwa asteroid yang menghantam bumi pada 65 juta tahun yang lalu, telah menyebabkan kepunahan dinosaurus.

Bukti yang ditemukan berupa fosil hewan dan ikan purba. Tidak hanya itu, tim peneliti juga menemukan fosil lain seperti kumpulan ikan air tawar, vertebrata darat, pohon, ranting, amon laut, dan makhluk lainnya. Keseluruhan temuan dianalisis merupakan dampak dari gelombang besar seperti tsunami atau semburan seismik (ejacta) seperti batu, pasir halus, dan butiran kaca kecil.

Meski demikian, para peneliti tersebut yakin bahwa ejacta adalah penyebabnya.

"Tsunami membutuhkan waktu setidaknya 17 jam atau lebih untuk mencapai lokasi, namun gelombang seismik akan mencapai situs itu hanya dalam puluhan menit," kata Robert DePalma, penulis utama riset tersebut, seperti dikutip dari CNN pada Selasa (2/4/2019).

DePalma mengatakan bahwa tidak ada situs lain yang memiliki catatan seperti itu. Adapun hewan dan tumbuhan purba yang fosilnya ditemukan, telah musnah akibat gelombang besar tersebut.

"Seperti gempa Tohoku 2011 di Jepang, goncangan seismik dapat menyebabkan lonjakan jauh dari pusat gempa," tutur DePalma memberikan contoh gelombang seismik.

"Dalam kasus Tohoku, (gempa) memicu sebuah gelombang yang terjadi 5.000 mil dari Norwegia, 30 menit pasca-kejadian," imbuhnya.

"Tidak ada yang sama setelah dampak (gelombang seismik) itu. Planet ini menjadi tempat tinggal mamalia, alih-alih dinosaurus," lanjutnya. Dalam riset yang ia tulis juga disebutkan bahwa fenomena jatuhnya asteroid ke bumi telah menghilangkan 75 persen spesies hewan dan tumbuhan di planet ini.

Meski demikian, fosil ditemukan dalam bentuk yang relatif sempurna akibat sedimentasi yang berlangsung cepat.

"Sedimentasi terjadi begitu cepat, semuanya terjaga dalam tiga dimesi - fosil-fosil itu tidak rusak," kata David Burnham, bagian dari tim peneliti.

"Mereka (hewan-hewan purba) telah terbunuh secara tiba-tiba karena air yang runtuh seperti longsoran salju," imbuhnya.

Harta Karun Paleontologi

Sementara itu, menanggapi hasil kerja timnya, Phil Manning, seorang ahli paleontologi dari University of Manchester mengatakan temuan tersebut sebagai harta karun geologis dan paleontologi yang langka. Ia juga menegaskan kembali bahwa sejumlah fosil yang ditemukan, merupakan bukti punahnya organisme besar termasuk dinosaurus, akibat asteroid yang jatuh dan telah menciptakan kawah Chicxulub di Meksiko.

"Penafsuran geologis tampaknya sangat kredibel bagi saya, dan fosil ikan menjadi bukti terjadinya bencana di dekat kawah asteroid (Chicxulub)," tutur Manning.

 

Simak pula video pilihan berikut:

Diragukan

Ilustrasi kawah Chicxulub, bukti asteroid pernah jatuh ke bumi (Mark Garlick/ Science Photo Library/AFP Photo)
Ilustrasi kawah Chicxulub, bukti asteroid pernah jatuh ke bumi (Mark Garlick/ Science Photo Library/AFP Photo)

Meskipun tim peneliti telah meyakinkan bahwa temuannya membuktikan bahwa dinosaurus dan hewan besar punah akibat asteroid, terdapat pihak yang meragukan.

Paul Upchurch, dosen paleontologi University College London, mengatakan bisa jadi ikan dan hewan lain --yang ditemukan dalam bentuk fosil-- merupakan dampak dari peristiwa lain.

"Ini adalah penemuan yang bagus dan sangat memuaskan karena memberikan gambaran terkait apa yang terjadi di satu bagian dunia tertentu. Tentu, temuan itu menambah bukti dahsyatnya dampak yang ditimbulan, bahkan ratusan atau ribuan mil jauhnya," kata Upchurch mengapresiasi.

Namun, ia sedikit menyangsikan bahwa ejacta memang berasal dari Chicxulub. Ia menyebut kemungkinan bahwa ejacta datang dari fenomena alam yang tidak sedemikian dahsyat.

"Maka, mungkin saja ikan dan hewan lain (yang ditemukan dalam bentuk fosil) telah mati karena alasan lain - sesuatu yang kurang spektakuler dan lebih lokal - dan tidak ada hubungannya (asteroid yang jatuh dan membentuk kawah) Chicxulub," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya