Liputan6.com, Jakarta - Belakangan ini ilmuwan dunia tengah digemparkan dengan keberadaan asteroid 2024 YR4 pada jalur orbit bumi. Asteroid yang baru ditemukan pada 2024 lalu ini sempat memiliki peluang untuk menabrak bumi pada 2032.
Meski saat ini peluang tabrakan asteroid 2024 YR4 hampir nol, para astronom tetap melakukan penelitian lebih lanjut pada asteroid ini. Penelitian lebih lanjut tetap diperlukan untuk memahami lebih dalam tentang karakteristik orbitnya, ukuran asteroid, serta dampak potensialnya jika terjadi pertemuan asteroid sejenis dengan bumi di masa depan.
Advertisement
Penelitian terhadap asteroid ini juga menjadi penting karena asteroid dapat membawa informasi berharga tentang pembentukan tata surya, serta potensi risiko yang mungkin terjadi jika ada asteroid lain yang lebih besar dan lebih berbahaya. Terlebih, steroid memang dianggap sebagai salah satu ancaman potensial bagi bumi
Advertisement
Baca Juga
Lalu bagaimana sebuah asteroid terbentuk? Melansir laman Space pada Kamis (27/02/2025), asteroid terbentuk dari sisa pembentukan tata surya yang terjadi sekitar 4,6 miliar tahun lalu.
Pada masa itu, tata surya terbentuk akibat proses yang melibatkan debu, gas, dan partikel kecil yang saling bertumbukan dan terkondensasi menjadi benda-benda besar. Proses ini dimulai dengan ledakan besar yang dikenal sebagai Teori Big Bang, yang menyebabkan munculnya materi dan energi dalam jumlah besar.
Setelah Big Bang, sebagian besar materi tersebut menyebar ke seluruh alam semesta, menciptakan awan besar yang terdiri dari gas dan debu. Awan ini kemudian mengalami kontraksi, dan sebagian besar materi jatuh ke pusat awan untuk membentuk matahari.
Sisa debu dan gas yang tidak tersedot ke pusat itu akhirnya membeku dan terkondensasi membentuk benda-benda kecil yang dikenal sebagai planetesimal. Sebagian besar planetesimal ini bergabung membentuk planet-planet yang kita kenal sekarang.
Namun, tidak semua planetesimal bergabung menjadi planet. Beberapa di antaranya tidak berhasil membentuk planet karena tabrakan dengan benda lain atau karena mereka berada di daerah yang tidak memiliki cukup materi untuk bergabung.
Akibatnya, benda-benda ini tetap bertahan dalam ukuran kecil dan dikenal sebagai asteroid. Asteroid adalah fragmen-fragmen batuan dan logam yang terjebak dalam orbit mereka di sekitar matahari, sebagian besar terletak di sabuk asteroid antara Mars dan Jupiter.
Selain Teori Big Bang, terdapat teori lain yang juga menjelaskan terbentuknya asteroid, salah satunya adalah Teori Grand Tack. Menurut teori ini, planet Saturnus dan Jupiter dulunya bergerak lebih dekat ke matahari sebelum akhirnya mencapai posisi orbit mereka saat ini.
Selama pergerakan ini, gravitasi kedua planet besar tersebut mengganggu orbit planetesimal yang ada di sekitarnya, sehingga sebagian besar benda-benda kecil ini tersebar atau terlempar keluar dari jalur pembentukannya. Hal ini menyebabkan terbentuknya sabuk asteroid yang kita lihat sekarang, serta pergerakan objek-objek kecil lainnya di tata surya.
Asteroid, meskipun lebih kecil daripada planet, memberikan informasi penting tentang kondisi awal tata surya, karena mereka adalah "fosil" dari proses pembentukan planet. Keberadaan asteroid memberikan gambaran tentang apa yang mungkin terjadi pada masa awal tata surya dan mengapa ada kekosongan atau ruang antara beberapa planet besar seperti Mars dan Jupiter.
Penemuan Asteroid Pertama
Asteroid pertama kali ditemukan oleh astronaut asal Italia bernama Giuseppe Piazzi. Pada 1801 silam, Piazzi menemukan Ceres yang mengorbit di antara Mars dan Jupiter.
Selama abad ke-19, asteroid diklasifikasikan sebagai planet. Hingga 1802, seorang ilmuwan Astronomi bernama Herschel memberikan istilah baru, yaitu ‘asteroid’ untuk benda langit yang ukurannya lebih kecil dari planet.
Pada 1851, 15 asteroid baru ditemukan dan saat ini jumlah yang tercatat oleh NASA adalah lebih dari 1.000.000. Beberapa ilmuwan melakukan ekspedisi untuk mendapatkan foto asteroid dari jarak dekat. Pesawat Galileo buatan NASA adalah pesawat luar angkasa pertama yang berhasil mendapatkan foto asteroid dari jarak dekat pada 1991.Lalu, perusahaan bernama Planetary Resources, Inc pada 2012 menyatakan rencana mereka untuk melakukan penambangan logam mulia dari asteroid.
Hal itulah yang membuat NASA memiliki misi baru, yaitu membawa sampel dari asteroid.
(Tifani)
Advertisement
