Liputan6.com, Maputo - Korban tewas akibat topan Kenneth di Mozambik telah meningkat menjadi 38 orang, kata lembaga manajemen bencana pemerintah setempat pada Senin 29 April 2019.
Selain di Mozambik, badai itu juga menewaskan empat orang di Kepulauan Komoro, kata badan PBB untuk koordinasi bantuan kemanusiaan (UNOCHA).
Kenneth adalah badai tropis kuat kedua --setelah Idai-- yang melanda Afrika tenggara dalam lima pekan terakhir.
Advertisement
Di pusat komersial dan ibu kota provinsi Pemba, warga mengatakan mereka berharap bahwa yang terburuk akan berakhir setelah akhir pekan, ketika hujan lebat dan banjir yang dipicu oleh topan Kenneth melanda sejak Kamis minggu lalu.
Baca Juga
"Hujan sudah berhenti, setidaknya untuk saat ini. Masih ada air di tanah tetapi jalan utama di kota sekarang bisa dilewati," kata warga Innocent Mushunje, seperti dikutip dari CNN, Selasa (30/4/2019).
Namun, peramal cuaca mengatakan Mozambik utara dapat melihat hujan hingga 500 milimeter selama lima hari ke depan, yang dapat memperburuk banjir.
"Banjir dan luapan air membuat keadaan akan menjadi lebih buruk," kata Michel Le Pechoux, perwakilan badan PBB urusan kesejahteraan anak (UNICEF) di Mozambik.
"Kami melakukan segala yang kami bisa untuk mendapatkan tim dan persediaan di lapangan untuk menjaga orang tetap aman."
Terlepas dari kekuatannya, topan Kenneth bergerak lambat, sehingga membuat para ahli khawatir bahwa itu bisa terus memicu hujan lebat di sejumlah daerah Mozambik yang luluh-lantak akibat kehancuran yang ditimbulkan oleh topan Idai bulan lalu.
Topan Idai telah menewaskan 750 orang di seluruh Afrika selatan dan tenggara, memaksa ribuan orang mengungsi, serta memicu kerusakan fisik dengan total kerugian US$ 1 miliar.
Sukarelawan Internasional Turun Tangan, tapi...
Lembaga swadaya urusan kesejahteraan anak, Save the Children mengatakan dalam sebuah pernyataan terpisah bahwa Topan Kenneth "telah menyebabkan kerusakan besar, merobohkan rumah-rumah dan memusnahkan seluruh komunitas," dan memperingatkan bahwa kondisi saat ini membuat sangat sulit untuk memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan.
"Kami memiliki ketakutan besar bagi ribuan keluarga yang saat ini berlindung di bawah puing-puing rumah mereka. Mereka sangat membutuhkan makanan, air, dan tempat berlindung untuk bertahan hidup beberapa hari mendatang," kata Nicholas Finney, pemimpin tim respons Save the Children di Mozambik.
Finney mengatakan bahwa LSM-nya mencoba menjangkau beberapa daerah yang dilanda bencana pada akhir pekan lalu, tetapi tertahan "karena sungai telah menghancurkan tepian mereka dan jalan-jalan di bawah air."
"Penerbangan dan helikopter juga telah ditangguhkan dan ini berarti pendistribusian bantuan kemanusiaan hampir tidak mungkin. Kami mati-matian mencari cara untuk mengirimkan pasokan darurat," kata Finney.
Badan tanggap bencana PBB berjanji untuk menggelontorkan US$ 13 juta untuk memberikan bantuan makanan, tempat tinggal, kesehatan, air dan bantuan sanitasi di Kepulauan Komoro dan Mozambik.
"Dana tersebut akan membantu mengurangi penderitaan orang-orang yang terkena dampak termasuk mengurangi dampak pada ketahanan pangan yang disebabkan oleh perusakan dan hilangnya lahan pertanian, ternak dan perikanan, selain kerusakan dan perusakan rumah," kata Mark Lowcock, koordinator bantuan darurat UNOCHA.
Manajemen bencana alam Mozambik mengatakan pekan lalu bahwa hampir 3.400 rumah hancur dan lebih dari 18.000 diungsikan akibat Topan Kenneth.
Advertisement
Situasi di Luar Perkiraan
Situasi di Mozambik utara lebih buruk daripada yang diperkirakan, kata seorang juru bicara PBB, beberapa hari setelah Topan Kenneth meluluhlantakkan negara itu.
Topan Kenneth melanda Mozambik pada Kamis 25 April 2019, membawa angin berkecepatan 220 km/jam yang meratakan seluruh desa.
Sekitar 700.000 orang kini dianggap berisiko terdampak bencana di daerah itu karena hujan lebat terus berlanjut, demikian seperti dikutip dari BBC, Senin (26/4/2019).
Pemba, ibukota regional negara bagian Cabo Delgado, telah mengalami hujan dengan curah lebih dari 2 meter dan banjir.
Juru bicara Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (UNOCHA) Saviano Abreu mengatakan, situasi di kota-kota Macomia dan Quissanga juga sangat kritis, seraya menambahkan bahwa ada juga kekhawatiran untuk pulau Ibo yang mengalami putus akses.
Wilayah itu juga diperkirakan akan diterjang gelombang setinggi hingga 4 meter, dan lembaga bantuan khawatir bahwa hujan akan memperburuk keadaan di Mozambik.