Liputan6.com, Maputo - Situasi di Mozambik utara lebih buruk daripada yang diperkirakan, kata seorang juru bicara PBB, beberapa hari setelah Topan Kenneth meluluhlantakkan negara itu.
Topan Kenneth melanda Mozambik pada Kamis 25 April 2019, membawa angin berkecepatan 220 km/jam yang meratakan seluruh desa.
Advertisement
Baca Juga
Sekitar 700.000 orang kini dianggap berisiko terdampak bencana di daerah itu karena hujan lebat terus berlanjut, demikian seperti dikutip dari BBC, Senin (26/4/2019).
Pemba, ibukota regional negara bagian Cabo Delgado, telah mengalami hujan dengan curah lebih dari 2 meter dan banjir.
Juru bicara Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (UNOCHA) Saviano Abreu mengatakan, situasi di kota-kota Macomia dan Quissanga juga sangat kritis, seraya menambahkan bahwa ada juga kekhawatiran untuk pulau Ibo yang mengalami putus akses.
Wilayah itu juga diperkirakan akan diterjang gelombang setinggi hingga 4 meter, dan lembaga bantuan khawatir bahwa hujan akan memperburuk keadaan di Mozambik.
Situasi Terkini
Pemba, Cabo Delgado dianggap sebagai rumah bagi sekitar 400.000 warga, dan hujan lebat telah menempatkan banyak orang dalam bahaya.
Tanah longsor menjadi kekhawatiran yang terus meningkat di lingkungan Mahate di kota itu, kata otoritas regional UNOCHA. Sementara di lingkungan Natite, rumah-rumah mulai runtuh.
Program Pangan Dunia PBB (WFP) dilaporkan mulai membagikan ransum kepada orang-orang yang terdampak, tetapi jalan yang hancur telah memaksa operasi pendistribusian bantuan terhambat untuk menjangkau ke daerah yang paling terpencil.
Sementara laporan lain mengatakan bahwa ribuan rumah di Cabo Delgado telah rata dengan tanah akibat tiupan angin kencang.
Kondisi bisa semakin diperparah dengan keadaan di wilayah itu yang telah dilanda kekerasan militan dalam beberapa bulan terakhir, yang dapat mempersulit operasi kemanusiaan. Ribuan orang juga telah meninggalkan rumah mereka untuk mencari perlindungan dari kekerasan di kamp-kamp bagi para pengungsi.
Advertisement
Picu Korban Tewas dan Kerusakan Fisik
Setidaknya lima orang tewas akibat topan itu, dan hampir 35.000 rumah rusak parah atau hancur, kata pihak berwenang nasional.
Tim sukarelawan beranggotakan penyelamat dari Brasil menyelamatkan sekitar 350 orang dari bagian kota yang banjir pada Minggu 28 April 2019 lalu.
Pada hari yang sama, juru bicara untuk Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan, "sangat sedih" oleh dampak Topan Kenneth di Mozambik.
Badan-badan PBB membantu pihak berwenang setempat, dan Guterres meminta "sumber daya tambahan" dari komunitas internasional "untuk mendanai respons cepat tanggap dalam jangka waktu dekat, menengah dan panjang".