Orangtua di Negara Ini Terancam Sanksi Jika Beri Makan Anak Cuma Sayuran

Para orangtua di negara ini diancam tuntutan hukum jika kedapatan memberikan makan anak-anaknya hanya dengan sayuran.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 17 Mei 2019, 17:27 WIB
Diterbitkan 17 Mei 2019, 17:27 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi sayur dan buah. (dok. pexels.com/Magda)

Liputan6.com, Brussels - Perkumpulan dokter resmi di Belgia memperingatakan kepada para orang tua, bahwa mereka bisa dituntut secara hukum jika kedapatan sengaja hanya memberi makan sayuran kepada anak-anaknya.

Peringatan itu disampaikan sebagai tindak lanjut terhadap laporan kematian akibat gaya hidup vegetarian di sejumlah sekolah, pusat perawatan anak, dan rumah sakit di Belgia, demikian sebagaimana dikutip dari Telegraph.co.uk pada Jumat (17/5/2019).

Diperkirakan sebanyak tiga persen anak-anak Belgia dipaksa untuk mengikuti diet ketat, yang mengesampingkan produk hewani, termasuk susu dan telur.

Pada hari Kamis, Royal Academy of Medicine of Belgium menerbitkan pendapat hukum yang dapat mempengaruhi keputusan pengadilan di masa depan, di mana untuk pertama kalinya otoritas kesehatan bersikap tegas terhadap konsep gaya hidup vegetarian yang berkembang pesat di negara itu.

Menurut para dokter terkait, tidak etis jika anak-anak tunduk pada pola makan ketat yang hanya berfokus pada sayuran, namun tidak menyertakan protein hewani dan asam amino, yang berperan vital dalam membantu pertumbuhan dan mencegah masalah kesehatan.

Pola makan vegetarian hanya bisa direkomendasikan secara aman untuk anak-anak yang sedang tumbuh, jika dilengkapi dengan pengawasan medis, tes darah rutin dan suplemen vitamin, yang kebanyakan tidak dipenuhi syaratnya oleh para orangtua.

"Kita harus menjelaskan kepada orang tua sebelum memaksa mereka (menyantap sayuran)," kata Profesor Georges Casimir, yang memimpin penulisan laporan terkait.

"Rezim restriktif ini membutuhkan pemantauan terus-menerus terhadap anak-anak untuk menghindari kekurangan dan seringkali keterlambatan pertumbuhan yang tidak dapat dibalikkan," tambah laporan itu.

"Pola makan ekstrem ini tidak cocok untuk anak-anak yang belum lahir, balita, remaja, serta wanita hamil dan menyusui," lanjutnya.

 

Akibat Laporan Komplikasi Kesehatan pada Anak

Ilustrasi Sayuran
Ilustrasi sayuran (dok. Pixabay.com/congerdesign/Putu Elmira)

Pendapat para dokter di atas diterbitkan setelah permintaan oleh Bernard Devos, seorang pejabat pemerintah daerah yang bertanggung jawab atas hak dan perlindungan anak-anak di Brussels, dan wilayah Wallonia yang berbahasa Prancis.

Devos meminta pendapat setelah anak-anak menderita komplikasi kesehatan, termasuk sejumlah kematian, di sekolah, pusat perawatan anak, dan rumah sakit, lapor surat kabar Belgia Le Soir.

Salah satu kasus yang mencolok terjadi di kota Beveren, pada 2017, ketika sepasang orang tua dijatuhi hukuman penjara enam bulan, etelah bayi mereka yang berusia kurang dari setahun, meninggal karena kekurangan gizi dan dehidrasi.

Dokter menyalahkan penyebab meninggalnya bayi tersebut adalah karena pilihan orangtuanya, yang hanya memberi susu sayur sebagai asupan gizinya.

Sebuah survei yang diterbitkan tahun lalu menemukan bahwa 44 persen warga Belgia telah mengurangi konsumsi daging mereka, meskipun sajian paling terkenal dari negara itu adalah sup daging sapi Flemish yang dimasak bersama lemak hewani.

Saat ini, sebanyak 16 persen warga Belgia mengaku sebagai pemakan sayuran, baik secara penuh atau mulai sebagian besar.

Tren ini, menurut Devos, mencerminkan apa yang terjadi di seluruh Eropa, yakni ketika kekhawatiran perubahan iklim dan kesejahteraan hewan, membuat orang-orang beralih mengudap pangan nabati.

Tanggapan dari Pihak yang Kontra

Sayuran hijau (iStock)
Ilustrasi brokoli dan sayuran (iStockphoto)

Sebagaimana halnya sebuah gagasan, pasti akan selalu ada pihak yang kontra.

Dawn Carr, dari PETA, mengatakan: "Betapa banyak codswallop --istilah untuk menjuluki dukun kesehatan di Abad Pertengan-- yang bodoh! Ahli gizi NHS --lembaga kesehatan Kerajaan Inggris-- mengonfirmasi bahwa pola makan berbasis daging dan susu membawa bahaya bagi kondisi saat dewasa, karena dapat menyebabkan penyumbatan arteri yang menyebabkan stroke, aneurisma otak, dan serangan jantung."

"Anak-anak, termasuk saya sendiri, hidup dengan konsep vegan yang seimbang. Tetapi, seperti halnya keputusan pola makan mana pun, adalah tanggung jawab orang tua untuk memastikan anak mereka mendapatkan semua nutrisi yang diperlukan. Dan ya, itu lebih mudah dicapai dengan gaya hidup vegetarian yang kaya akan biji-bijian, sayuran, dan kacang-kacangan," lanjut Carr menjelaskan.

Sementara itu, menurut Heather Russell, seorang ahli gizi di The Vegan Society, perencanaan gizi penting bagi semua orang, bukan hanya vegan.

"Bukan hal tidak mungkin untuk menyediakan semua nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan anak tanpa produk hewani," lanjutnya mengingatkan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya