Menang Versi Jajak Pendapat, Kubu Petahana India Bersiap Bentuk Pemerintahan

Kubu petahana di India bersiap membentuk pemerintahan baru, optimis dengan hasil jajak pendapat.

oleh Siti Khotimah diperbarui 21 Mei 2019, 08:51 WIB
Diterbitkan 21 Mei 2019, 08:51 WIB
Perdana Menteri India Narendra Modi (AP/Manish Swarup)
Perdana Menteri India Narendra Modi (AP/Manish Swarup)

Liputan6.com, New Delhi - Hasil jajak pendapat (exit poll) pemilihan umum di India telah diumumkan oleh sejumlah media pada Senin 20 Mei 2019, yang memperlihatkan kemenangan koalisi petahana pimpinan Partai Bharatiya Janata (BJP). Sehari setelahnya, BJP telah bersiap untuk bertemu dengan partai-partai mitranya untuk membahas pemerintahan baru.

Pemiliham umum di India telah dilaksanakan sejak 11 April hingga Minggu, 19 Mei. Menurut jajak pendapat, BJP dan sekutunya akan mendapatkan mayoritas kursi parlemen, demikian sebagaimana dikutip dari The Straits Times pada Selasa (21/5/2019).

Aliansi Demokratik Nasional (NDA) yang dipimpin BJP diproyeksikan akan memenangkan antara 339 hingga 365 kursi di Majelis Rendah Parlemen yang beranggotakan 545 orang, dengan aliansi oposisi yang dipimpin Kongres memperoleh antara 77 dan 108 kursi.

Margin kemenangan BJP juga diprediksi lebih besar dari hasil jajak pendapat yang ditunjukkan menjelang pemilihan.

Adapun suara akan dihitung pada hari Kamis mendatang dan hasilnya kemungkinan akan keluar pada hari yang sama.

Perdana Menteri dan para pemimpin BJP lainnya tidak segera mengklaim kemenangan. Namun, juru bicara BJP G.V.L. Narasimha Rao mengatakan jajak pendapat "jelas menunjukkan suara positif besar bagi kepemimpinan Narendra Modi, yang telah melayani negara dengan dedikasi yang tak tertandingi".

Menteri Keuangan Arun Jaitley mengatakan dia memiliki kepercayaan pada hasil jajak pendapat. 

"Ketika beberapa jajak pendapat keluar menyampaikan pesan yang sama, arah hasilnya secara luas akan sesuai dengan pesan itu," kata Jaitley dalam sebuah posting blog.

Sebuah sumber mengatakan kepada Reuters bahwa BJP akan mengadakan pembicaraan sore ini dengan mitra koalisi mengenai pembentukan pemerintah di kantor pusatnya di New Delhi. Pembicaraan akan dipimpin oleh presiden partai, Amit Shah, kata satu sumber itu.

Sementara itu, Nalin Kohli, juru bicara BJP, menolak berkomentar.

Saat Pemilu, Modi Bertapa di Gua Suci

Perdana Menteri Narendra Modi (AP)
Perdana Menteri Narendra Modi (AP)

Perdana Menteri Narendra Damodardas Modi, atau akrab disapa Narendra Modi, 'mengambil jeda' sejenak dari penatnya pemilihan umum di India yang diselenggarakan serentak selama satu bulan, mulai 11 April sampai 19 Mei 2019.

Pada malam terakhir dari pemungutan suara, Modi yang berusia 68 tahun memutuskan untuk bertapa di Uttarakhand, negara bagian di sebelah utara India.

Namun sebelum melakukan perjalanan spiritual dari Delhi ke Uttarakhand, Modi harus mengantongi izin khusus terlebih dahulu dari badan pengawas nasional, sebab aturan pemilu melarang seluruh calon melakukan kampanye pada 48 jam sebelum pemungutan suara berakhir, kata kantor berita Press Trust of India (PTI).

Setelah mendapatkan persetujuan, kandidat petahana ini kemudian berangkat ke "Tanah Dewa" yang berbatasan dengan Tibet dan Nepal itu. Sesampainya di gua suci, ia bermeditasi sambil mengenakan jubah oranye di sebuah gua suci yang terletak di sebuah situs ziarah Himalaya.

 

Mengunjungi Kuil yang Dihormati

Donald Trump Undang PM India ke Gedung Putih
PM Narendra Modi (MONEY SHARMA / AFP)

Dia juga mengunjungi Kuil Kedarnath yang amat dihormati oleh umat Hindu, di mana bangunan tersebut didedikasikan untuk Dewa Siwa.

Dikutip dari BBC, Minggu 19 Mei, Narendra Modi mengunggah empat foto yang menunjukkan dirinya ketika bertandang ke Uttarakhand.

Gambar-gambar tersebut diduga merupakan upaya dirinya untuk menarik perhatian mayoritas Hindu ketika pemungutan suara berakhir.

Dalam pemilu India tahun ini, Modi harus berhadapan dengan saingan terberatnya, Rahul Gandhi, dari partai Kongres sekaligus keturunan dinasti Nehru-Gandhi.

Kedua belah pihak tak hentinya saling serang argumen dengan melontarkan kritik dan tudingan korupsi, nepotisme, dan nasionalisme.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya