Presiden Filipina Klaim Pernah Jadi Gay, Kini 'Sembuh' Berkat Wanita Cantik

Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengaku di hadapan publik bahwa dirinya "dulu gay" sebelum akhirnya "menyembuhkan" dirinya sendiri.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 04 Jun 2019, 15:00 WIB
Diterbitkan 04 Jun 2019, 15:00 WIB
Presiden Filipina Rodrigo Duterte (AP/Bullit Marquezz)
Presiden Filipina Rodrigo Duterte (AP/Bullit Marquezz)

Liputan6.com, Manila - Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengaku di hadapan publik bahwa dirinya "dulu gay" sebelum akhirnya "menyembuhkan" dirinya sendiri.

Presiden - yang dikenal karena membuat pernyataan penuh warna - itu mengatakannya dalam sebuah komentar, saat berpidato di depan masyarakat Filipina di Tokyo pada Kamis, 30 Mei pekan lalu.

Setelah menuduh lawan politiknya dan kritikus vokal Senator Antonio Trillanes IV sebagai gay, Rodrigo Duterte mengatakan dia bisa merasakan bahwa ia sendiri juga sempat "sedikit gay" saat menikah dengan mantan istrinya, Elizabeth Zimmerman. Pernikahan mereka berakhir pada tahun 2000.

Duterte melanjutkan dengan mengatakan bahwa dirinya "sembuh" setelah bertemu dengan pasangannya saat ini Honeylet Avanceña.

"Saya menjadi seorang pria lagi! Wanita-wanita cantik menyembuhkan saya," kata Rodrigo Duterte seperti dikutip dari CNN, Selasa (4/6/2019).

"Saya membenci pria tampan sesudahnya. Sekarang saya lebih suka wanita cantik," lanjut sang presiden Filipina.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak video pilihan berikut:


Ambivalensi Duterte Soal Isu LGBT

Rodrigo Duterte
Presiden Filipina Rodrigo Duterte memberi tahu puluhan polisi yang berada di hadapannya bahwa mereka akan diawasi. (Ted Aljibe/AFP)

Presiden Rodrigo Duterte memiliki sejarah membuat pernyataan kontroversial dan kontradiktif tentang komunitas LGBT.

Pada tahun 2016, Duterte menyebut duta besar AS untuk negaranya "seorang bajingan gay" dalam pidatonya, mendorong para diplomat AS untuk mengangkat masalah ini dengan kolega Filipina mereka di Washington.

Pada bulan Maret 2017, Duterte mengatakan bahwa dirinya memberi tahu orang-orang Filipina di Myanmar bahwa ia menentang pernikahan sesama jenis, dan bahwa mengakui pernikahan selain pernikahan antara lelaki dan perempuan tidak akan diterima di Filipina, yang mayoritas beragama Katolik.

Namun kemudian pada tahun yang sama, ia mengatakan hak-hak komunitas LGBT akan dilindungi selama masa kepresidenannya.

"Tidak akan ada penindasan dan kami akan mengakui pentingnya Anda dalam masyarakat," kata Duterte pada konferensi LGBT di Kota Davao di Filipina pada Minggu, 17 Desember 2017.

"Saya menjamin bahwa setiap orang, setidaknya pada masa kepresidenan saya, akan dilindungi dan dipelihara sebagai manusia," kata Duterte.


Mengajak Komunitas LGBT Duduk di Pemerintahan

Rodrigo Duterte
Presiden Filipina Rodrigo Duterte. (AFP)

Saat berpidato di Davao City yang merupakan kota kelahirannya pada 2017 lalu, Duterte juga mengundang komunitas LGBT menunjuk representasi untuk duduk di pemerintahannya.

"Saya ingin ada perwakilan gay atau lesbian," tutur Duterte.

Seperti dikutip dari Channel News Asia, Duterte lebih lanjut mengatakan, "Bagi saya pernikahan sejenis adalah tren zaman modern. Jika itu membuat Anda bahagia, maka saya mendukungnya".

"Silahkan calonkan seorang yang jujur dan pekerja keras. Saya beri Anda waktu hingga minggu kedua bulan Januari untuk mengusulkan seseorang," tegas pria yang akrab disapa Digong tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya