Lontarkan Cuitan Rasis, Finalis Miss World Pro Donald Trump Didiskualifikasi

Miss Michigan didiskualifikasi panitia Miss World karena melontarkan cuitan di Twitter dengan nada rasis.

oleh Afra Augesti diperbarui 21 Jul 2019, 19:40 WIB
Diterbitkan 21 Jul 2019, 19:40 WIB
Twitter
Ilustrasi Twitter (Foto: Pixabay)

Liputan6.com, Washington DC - Seorang finalis Miss World 2019, Kathy Zhu yang merupakan Miss Michigan, didiskualifikasi oleh panitia penyelenggara kontes "Ratu Kecantikan" tersebut karena pernah mengunggah cuitan bernada rasis di akun Twitter pribadinya.

Zhu adalah pendukung garis keras Donald Trump. Perempuan berusia 20 tahun ini telah dicopot dari gelarnya sebagai Miss Michigan karena melontarkan kicauan yang menyeret isu-isu sensitif, seperti pemakaian jilbab dan kekerasan senjata api terhadap orang kulit hitam di Amerika Serikat.

Miss World America mengatakan, akun media sosial Zhu mengandung konten yang tidak pantas, yang dikhawatirkan akan membuat organisasi tersebut menjadi tercoreng nama baiknya. Demikian seperti dikutip dari The Sydney Morning Herald pada Minggu (21/7/2019).

Zhu, yang lahir di China dan bermigrasi ke AS ketika usia 5 tahun, telah memicu kontroversi pada tahun lalu dengan menuliskan komentar pedas di Twitter tentang acara "Try a Hijab" yang diadakan oleh mahasiswa Muslim di University of Central Florida.

Kathy Zhu mengenakan topi bertuliskan slogan kampanye Donald Trump pada Pilpres 2016 'Make America Great Again' (Instagram / Kathy Zhu)

Dalam twit tersebut, yang sekarang sudah dihapus oleh Zhu, dia menulis: "Ada stan 'Try a Hijab' di kampus saya. Jadi, Anda mencoba mengatakan kepada saya bahwa itu (jilbab) sekarang hanya aksesori fesyen dan bukan hal yang religius? Atau Anda hanya menjajal untuk membuat wanita terbiasa ditindas di bawah Islam?"

Dia juga berkomentar tentang kematian orang kulit hitam akibat insiden penembakan yang marak terjadi di Amerika Serikat, dengan mengatakan: "Apakah Anda tahu sebagian besar kematian orang kulit hitam disebabkan oleh orang kulit hitam lainnya? Perbaiki masalah di komunitas Anda terlebih dahulu sebelum menyalahkan orang lain."

Mahasiswi di University of Michigan itu tidak menyesal telah mengutarakan pendapat seperti itu di media sosial.

Meskipun telah dikeluarkan dari final Miss World yang nanti bakal diselenggarakan di Las Vegas, ia merespons di Twitter: "Saya senang cerita ini akhirnya terungkap, karena sebenarnya Miss World lebih dari sekedar kontes kecantikan, tetapi juga tentang pandangan prasangka terhadap orang-orang dengan pendapat berbeda."

Simak video pilihan berikut:

Miss World 2018 yang Bikin Kagum Dewan Juri

Senyum Semringah Miss Meksiko Raih Miss World 2018
Miss Meksiko Vanessa Ponce de Leon, 26 tahun, tersenyum sambil melambaikan tangan setelah terpilih menjadi pemanang Miss World 2018 ke-68 di Sanya di Pulau Hainan, Tiongkok (8/12). (AFP Photo/Greg Baker)

Ajang Miss World tahun lalu digelar di Sanya, Tiongkok, pada Sabtu, 8 Agustus 2018. Mahkota ratu kecantikan ini, dianugerahkan kepada wakil dari Meksiko, Vanessa Ponce de Leon.

Vanessa meraih gelar Miss World 2018 setelah memberikan jawaban yang sangat baik dalam pertanyaan final. Kala itu, ia mendapat pertanyaan, "Bagaimana kamu menggunakan pengaruhmu sebagai Miss World untuk membantu orang lain?"

Vanessa Ponce disebut tampil rileks dalam memberikan jawabannya.

"Aku akan menggunakan posisiku seperti yang telah kulakukan dalam tiga tahun terakhir, yakni menjadi sebuah teladan. Kita semua bisa menjadi teladan untuk hal-hal baik di dunia," tuturnya, membuka jawabannya di babak final Miss World 2018.

Ia melanjutkan, "Kita semua harus peduli, kita semua harus mencintai, kita semua harus berbaik hati. Tidak butuh uang sepeser pun dan ini tak begitu sulit."

Wanita berusia 26 tahun tersebut menutup pernyataannya dengan, "Kita hanya harus pergi ke luar sana, dan selalu ada orang yang membutuhkan bantuan yang kau tawarkan. Jadi, tolong siapa pun sebisamu."

Vanessa Ponce de Leon memang tidak hanya sekadar bermanis kata. Wanita lulusan jurusan Bisnis Internasional ini memang telah mengabdikan dirinya sebagai relawan, salah satunya dalam hal kaum migran.

Ia juga duduk dalam jajaran direktur di sebuah pusat rehabilitasi, dan menjadi pembicara dalam National Youth Institute.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya