Liputan6.com, Tunis - Bertepatan dengan Hari Republik Tunisia pada 25 Juli 2019, sang presiden meninggal dunia. Beji Caid Essebsi wafat pada usia 92 tahun di rumah sakit militer Tunis.
"Pada Kamis pagi, Presiden Republik meninggal di rumah sakit militer di Tunis ... Upacara pemakaman akan diumumkan kemudian," kata kantor presiden dalam pernyataannya seperti dikutip dari New Straits Time, Jumat (26/7/2019).
Advertisement
Baca Juga
Al Jazeera melaporkan bahwa pemakaman akan diadakan pada Sabtu 27 Juli waktu setempat.
Pemerintah Tunisia juga menyatakan tujuh hari atau sepekan masa berkabung setelah kematian pemimpin negara pertama yang terpilih secara demokratis.
Belasungkawa mengalir dari beberapa negara Arab dan sejumlah negara lain.
Salah satu pemimpin negara tertua di dunia, Essebsi sempat dirawat pada semalam sebelum meninggal dunia. Ini adalah ketiga kalinya dalam beberapa pekan terakhir dia dirawat di rumah sakit.
Presiden Tunisia itu sempat dirawat di rumah sakit dengan penyakit parah pada akhir Juni. Sempat sembuh, ia dikabarkan kembali ke perawatan intensif pada Kamis 25 Juli, kata salah satu putranya.
Sebelumnya, putra sang presiden Tunisia, Hafedh Caid Essebsi mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa "segalanya tidak berjalan baik".
Saksikan video pilihan di bawah ini:Â
Digantikan Pemimpin Parlemen
Dalam upacara yang tergesa-gesa beberapa jam setelah kematian Beji Caid Essebsi, kepala parlemen, Mohamed Ennaceur, dilantik sebagai presiden Tunisia sementara.
Ennaceur yang berusia 85 tahun akan memimpin negara itu sampai pemilihan presiden diadakan pada pertengahan September, Komisi Pemilihan Independen mengumumkan pada hari Kamis. Pemilihan presiden pada awalnya dijadwalkan pada 17 November.
Komisi pemilihan negara itu kemudian mengumumkan bahwa pemilihan presiden akan diadakan pada 15 September 2019, dua bulan lebih awal dari yang dijadwalkan sebelumnya.
Pemungutan suara parlemen ditetapkan untuk 6 Oktober 2019.
Kantor kepresidenan mendesak rakyat Tunisia untuk bersatu demi kebaikan bangsa selama masa-masa kekosongan kekuasaan dan transisi ini.
Tunisia, tempat kelahiran pemberontakan Arab Spring melawan kediktatoran di wilayah itu, telah sesekali dilanda kerusuhan atas pengangguran yang tinggi dan oleh beberapa serangan militan Islam yang mematikan.
Advertisement
Jokowi Berduka
Sementara itu, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), menyampaikan dukacita mendalam atas wafatnya Presiden Tunisia, Beji Caid Essebsi, pada Kamis 25Â Juli waktu setempat.
"Atas nama Pemerintah dan rakyat Indonesia, saya menyampaikan duka cita yang mendalam atas meninggalnya Presiden Tunisia, Beji Caid Essebsi," kata Presiden Jokowi melalui akun Twitternya @Jokowi.
Jokowi mengatakan Essebsi akan dikenang karena perannya dalam memajukan demokrasi dan reformasi.