Liputan6.com, New Delhi - Sebuah batu seukuran bola sepak, yang diduga meteorit, ditemukan di sawah yang ada di sebuah desa di India timur. Kemunculan batu itu dilaporkan dari Dusun Mahadeva di Bihar pada Rabu, 24 Juli 2019.
Batu tersebut memiliki berat hampir 13 kilogram dan punya sifat magnetis, menurut keterangan dari kantor kepala menteri (chief minister) negara itu.
Baca Juga
Ketika didapati oleh penduduk setempat, kawah kecil sudah terbentuk, yang menandakan batu tersebut tidak mungkin dilemparkan oleh tangan manusia. Meski demikian, tidak dijelaskan berapa kedalaman kawah yang diyakini berasal dari hantaman meteorit ini.
Advertisement
"Batu itu sekarang sudah diserahkan ke Museum Bihar untuk diidentifikasi lebih lanjut. Nantinya, batu tersebut akan dikirim ke Pusat Sains Srikrishna di Bihar, untuk dianalisis apakah benar-benar meteorit atau bukan," kata Kepala Menteri Bihar, Nitish Kumar, yang dikutip dari Live Science, Minggu (28/7/2019).
पटना स्थित 1 अणे मार्ग के ‘संकल्प’ में मधुबनी के लौकही अंचल के ग्राम महादेवा में मिले संभावित उल्का पिण्ड का अवलोकन करते हुए।https://t.co/1L4eoagkfJ pic.twitter.com/DA9eL5rp28
— Nitish Kumar (@NitishKumar) July 24, 2019
Meskipun batu itu terlihat seperti batu biasa, tetapi bentuk fisiknya lebih mirip dengan meteorit, yang seringkali berbobot berat dan bagian luarnya yang terbakar sehingga memunculkan efek mengkilap.
Selain itu, serpihan meteor yang sampai di Bumi pun punya kandungan magnetik.
"Meteorit sangat menarik bagi para peneliti, karena dengan mempelajarinya, ini mampu membantu kita untuk memahami pembentukan dan evolusi tata surya," ujar Steven Ehlert di Kantor Meteroit NASA.
Menurut NASA, meteoroid pada dasarnya adalah "batuan angkasa luar" -- bongkahan komet atau asteroid yang mengorbit matahari di antariksa.
Itu menjadi meteor atau bintang jatuh ketika memasuki atmosfer Bumi dan terbakar. Meteorit adalah meteor yang berhasil menembus atmosfer dan mendarat di tanah.
Sementara itu, pada hari yang sama, Rabu, 24 Juli 2019, sebuah bola api yang sangat terang melesat di langit malam Ontario bagian selatan dan Quebec.
Para ahli mengatakan, pecahan meteorit dari bolide tersebut kemungkinan berhasil sampai ke permukaan Bumi, tetapi mereka tidak tahu di mana lokasi pendaratannya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Kejadian di Kanada
Planet kita dibombardir oleh lebih dari 100 ton (90 metrik ton) debu dan meteoroid seukuran pasir, tetapi yang berukuran lebih besar, jarang.
Setiap 2.000 tahun atau lebih, meteorit seukuran lapangan sepak bola menghantam planet ini dan menyebabkan kerusakan lokal yang besar.
Pada 24 Juli kemarin, sebuah bolide atau bola api dilaporkan melintas di Ontario, Kanada. Kemungkinan ini melemparkan meteorit ke Bumi di sepanjang jalan jatuhnya batu angkasa luar tersebut.
Kilatan cahaya dari batuan seukuran bola pantai itu direkam oleh 10 kamera pengintai langit yang dikerahkan oleh Western University di London, Kanada, dan dipasang di Ontario selatan dan Quebec.
Kemungkinan meteorit dapat berada di daerah Bancroft (sekitar 3,5 jam di timur laut Toronto), rekaman diambil sejauh Montreal, sekitar 260 mil (420 kilometer) timur Bancroft.
Bola api tersebut juga terlihat di Amerika Serikat, karena situs web American Meteor Society melaporkan insiden serupa sejak saat itu, dari para pengamat di negara bagian New York dan Pennsylvania pun mengabarkannya.
"Kami menduga meteorit berhasil sampai ke tanah, karena bola api berakhir sangat rendah di atmosfer, tepat di sebelah barat Bancroft, dan melambat secara signifikan," ujar Peter Brown, seorang profesor di Western University yang berspesialisasi dalam meteorit.
"Ini adalah indikator yang bagus bahwa material tersebut selamat," lanjutnya, sebagaimana dikutip dari Space.com, Jumat, 26 Juli 2019.
Sekilas, tampak bola api pertama kali terlihat pada pukul 02.44 waktu Kanada di atas Danau Ontario (dekat Oshawa) di ketinggian sekitar 60 mil (93 kilometer).
Itu kemudian bergerak ke timur laut Ontario, Clarington dan Peterborough, memancarkan cahaya terang sebelum menghilang dari pandangan di barat Bancroft.
Batuan antariksa yang menembus atmosfer, juga dikenal sebagai meteoroid, berdiameter sekitar 12 inci (30 sentimeter), menurut keterangan universitas.
Ukuran itu menunjukkan bahwa setiap kemungkinan meteorit -- fragmen yang menghantam tanah Bumi -- massanya berkisar puluhan hingga ratusan gram.
"Meteorit dapat dikenali dari bagian luarnya yang gelap dan bergigi," tambah Western University.
Biasanya, struktur meteorit lebih padat daripada batu 'normal' dan lebih gampang ditarik oleh magnet, disebabkan oleh kandungan logam.
Namun pihak universitas memperingatkan bahwa mereka yang menemukan meteorit tersebut harus menempatkannya ke dalam kantong plastik bersih atau membungkusnya dengan aluminium foil demi mempertahankan unsur ilmuahnya.
Advertisement
NASA Mengincar yang Lebih Besar?
Ribuan meteoroid jatuh ke atmosfer Bumi setiap tahun dan muncul sebagai "bintang jatuh" di langit malam yang cerah. Sebagian besar meteoroid terbakar sepenuhnya di atmosfer Bumi atau hanya mengirim beberapa fragmen kecil ke permukaan.
Planetary Defense Coordination Office NASA mengawasi batuan ruang angkasa yang lebih besar dan lebih mengancam melalui jaringan teleskop mitra-mitra di dunia, tetapi sejauh ini, tidak ada ancaman meteor yang mendekati Bumi.