Liputan6.com, Kairo - Para arkeolog di University of Hawai'i di Manoa mengklaim telah 'membangkitkan' kembali parfum berusia ribuan tahun yang dikenakan bangsa Mesir kuno. Bahkan mungkin parfum ini dikenakan Ratu Kecantikan Negeri Piramida: Cleopatra.
Resep untuk aroma parfum diterjemahkan dari serangkaian manuskrip-manuskrip Yunani kuno yang membahas tentang dua parfum Mendesian dan Metopian.
Baca Juga
Dalam catatan tersebut juga dijelaskan mengenai taburan untuk minyak wangi dan bahan-bahan alami yang terkandung di dalamnya.
Advertisement
Sedangkan untuk bahan dasar pembuat parfum tersebut adalah mur, resin pohon yang diperoleh dari tanaman berbunga yang tumbuh di beberapa bagian Afrika dan Asia.
"The Mendesian berbasis mur dan memiliki aroma yang sangat menyenangkan, seperti dupa berbau lembut. Parfum lainnya, Metopian, beraroma jauh lebih keras," kata Dr Jay Silverstein, arkeolog dari University of Tyumen yang bekerja pada proyek tersebut, seperti dikutip dari situs iflscience.com pada Kamis (15/8/2019).
Sosok seperti Cleopatra, pecinta parfum yang dikenal memiliki ratusan minyak wangi, dalam naskah-naskah itu dijabarkan bahwa The Mendesian adalah salah satu parfum yang paling berharga baginya.
Selain itu, tim juga melakukan analisis ilmiah pada temuan mereka dari penggalian di Tell-El Timai, sebuah situs bersejarah di dekat Kairo yang berasal dari 300 SM.
Pada 2012, mereka menemukan sebuah rumah di kota yang hancur, yang berisi tumpukan koin perak, serta perhiasan emas dan perak yang ditempatkan di dekat sejumlah tempat pembakaran (kiln) yang pernah digunakan untuk membuat botol parfum.
Hal ini meyakinkan para arkeolog bahwa rumah tersebut dulunya milik pedagang parfum. Karena itulah, saat ini para ilmuwan sedang menganalisis kandungan zat-zat kimia yang kemungkinan ditemukan di dekat struktur.
Mereka berharap bisa menemukan jejak cairan atau tumpahan parfum di sana.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Bukan Hanya Cairan Pewangi Saja, tetapi...
Konon, pada zaman dahulu kala, parfum adalah barang yang sangat penting, terlepas dari aroma menyenangkan. Parfum memainkan peran yang lebih jauh dari hanya sekedar cairan pengharum yang disemprotkan pada tubuh penggunanya.
Cairan ini juga merupakan gambaran tentang kehidupan, kematian, dan akhirat. Orang Mesir kuno menganggap parfum punya 'kekuatan' magis, sesuatu yang jauh lebih besar ketimbang apa yang kita anggap pada hari ini.
Minyak wangi adalah hal yang penting dalam ritual, untuk penyembuhan, dan bahkan dikaitkan dengan keabadian. Aromanya diminati bukan hanya untuk tujuan pribadi, melainkan juga peningkatan kualitas hidup dan bahkan kehidupan setelah kematian.
Selain parfum, cara ekstrem lain yang diaplikasikan oleh Cleopatra untuk merawat tubuhnya adalah mandi dengan susu kambing yang asam dan membedaki wajahnya dengan kotoran buaya kering.
Sementara itu, parfum ala Cleopatra tersebut sudah dipajang di pameran National Queens Museum di "Queens of Egypt" di Washington DC, Amerika Serikat, hingga 15 September 2019.
Advertisement