13 Tahun Tereliminasi, Ini Alasan Pluto Layak Disebut Jadi Planet Lagi

Seorang ilmuwan NASA mengatakan, pluto masih sebuah planet.

oleh Siti Khotimah diperbarui 27 Agu 2019, 13:02 WIB
Diterbitkan 27 Agu 2019, 13:02 WIB
Penampakan es di Pluto (3)
Sejumlah gambar terkini dari wahana New Horizons mengungkapkan keberadaan es beraneka bahan di Pluto. (Sumber NASA/JHUAPL/SWRI)

Liputan6.com, Jakarta - 13 tahun sudah Pluto dikeluarkan dari definisi sebuah planet, tepatnya per 24 Agustus 2019 lalu. Namun siapa sangka, seorang ilmuwan NASA mengatakan benda antariksa itu masih sebuah anggota dari planet-planet di Tata Surya kita.

Ia adalah Jim Bridenstine, seorang administrator NASA yang menyatakan dukungan terhadap Pluto sebagai sebuah planet. 

"Asal tahu saja, dalam pandangan saya, Pluto adalah sebuah planet," katanya seperti dilansir dari Science Alert, Selasa (27/8/2019).

"Anda bisa menuliskan, seorang Administrator NASA menyatakan Pluto (jadi) sebuah planet lagi. Saya bertahan dengan hal itu, begitulah cara saya mempelajarinya, dan saya berkomitmen untuk itu," lanjutnya.

Namun jelas, pernyataan Bridenstine tidak serta merta mengubah status Pluto.

Untuk diketahui, Pluto telah dikeluarkan dari planet di Tata Surya pada Agustus 2006 melalui Persatuan Astronom Internasional (IAU). Sejak saat itu didefinisikan apa itu planet, termasuk planet kerdil.

Sebelum itu, belum ada definisi resmi dari benda-benda ini, yang menciptakan masalah ketika astronom Mike Brown dari California Institute of Technology dan rekannya menemukan benda yang tampaknya lebih besar dari Pluto. Objek ini kemudian ditunjuk sebagai planet kerdil, dan dinamai Eris.

Simak pula video pilihan berikut:

Alasan Pluto Sempat Tereliminasi

Tak Hanya Manusia, Pluto Juga Punya `Hati`
Bentuk corak permukaan yang hadir di planet tersebut menyerupai hati

Pluto sempat dikeluarkan dari definisi sebuah planet karena benda langit yang berada di Sabuk Kuiper itu memiliki orbit yang tidak bersih. Selain itu, juga ditemukan objek-objek di sekitar Tata Surya yang berukuran relatif sama dengan Pluto.

Namun sejumlah ilmuwan terus membela keberadaan Pluto sebagai planet. Seorang astronom planet Alan Stern , pemimpin misi New Horizon NASA, telah menyuarakan kekecewaannya dengan keputusan penghapusan Pluto dari kelompok planet.

"Kesimpulan saya adalah bahwa definisi IAU tidak hanya tidak dapat bekerja dan tidak dapat dicapai, tetapi juga secara ilmiah memiliki cacat dan bertentangan secara internal sehingga tidak dapat dipertahankan dengan kuat terhadap klaim kecerobohan ilmiah," tulisnya pada bulan September 2006 .

Bahkan, awal tahun ini, dia berdebat dengan Ron Ekers dari IAU, membela status planet Pluto.

 

Ratusan Astronom Membela Pluto

New Horizons: Catatan Cinta Pluto Untuk Bumi
Setelah melakukan perjalanan 5 miliar kilometer, New Horizons berhasil mendekati Pluto dan mengirimkan citra planet terjauh dari tata surya.

Sebelumnya, ratusan ilmuwan telah mengajukan petisi menentang keputusan IAU yang mengeluarkan Pluto dari kelompok planet.

Pluto sendiri telah memiliki atmosfernya sendiri yang berlapis-lapis, senyawa organik, cuaca, hingga bulannya.

Para ilmuwan tahun lalu berpendapat, planet harus didefinisikan sebagai objek yangmemiliki ukuran yang cukup besar 

Sejauh ini, IAU tidak menunjukkan tanda-tanda akan mundur,dengan keputusannya 2006 lalu. Begitu juga pendukung Pluto masih tetap berjuang dan bersikeras dengan pendapatnya.

Mengutip Science Alert, Bridenstine mungkin akan berusaha memperbarui keputusan 2006 lalu bersama dengan tim pendukung Pluto. Namun hal itu jelas memiliki konsekuensi ilmiah yang tidak kecil: kita mungkin akan menyambut ratusan planet baru jika Pluto kembali dimasukkan sebagai anggota 'geng' planet di Tata Surya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya