Jarang Diketahui, Ini 5 Fakta Mengejutkan Tentang Tulang Manusia

Inilah 5 fakta mengejutkan tentang tulang manusia yang mungkin tidak Anda ketahui.

oleh Afra Augesti diperbarui 12 Nov 2019, 20:40 WIB
Diterbitkan 12 Nov 2019, 20:40 WIB
Kerangka manusia yang kepalanya putus oleh hantaman benda serupa batu saat letusan Vesuvius (AFP)
Kerangka manusia yang kepalanya putus oleh hantaman benda serupa batu saat letusan Vesuvius (AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Tahukah Anda bahwa tulang kita, manusia, itu hebat? Beberapa orang sering terkejut ketika menyadari tulang adalah jaringan hidup. Tulang kita memiliki kemampuan untuk memperbaiki diri setelah patah dan patah tulang.

Namun, tulang kita juga terus-menerus melepas dan membangun kembali diri mereka sendiri sebagai respons terhadap aktivitas sehari-hari --kerap disebut remodeling.

Berikut 5 fakta tentang tulang manusia yang jarang diketahui publik, seperti mengutip Science Alert, Selasa (12/11/2019).

1. Tidak Semua Orang Punya 206 Tulang

Rakyat Kamboja Berdoa untuk Peringati Jatuhnya Rezim Khmer Merah
Ratusan tengkorak manusia dan tulang korban rezim Khmer Merah yang diabadikan di Choeung Ek memorial, Kamboja (17/4). Khmer Merah adalah sayap militer Partai Komunis Kamboja yang beraliran Maois. (AP Photo/Heng Sinith)

Buku pelajaran di sekolah-sekolah umumnya memberitahu siswa bahwa ada 206 tulang dalam kerangka manusia sebagai norma anatomi.

Namun sebenarnya, setiap bayi dilahirkan dengan lebih dari 300 tulang, awalnya masih berbentuk tulang rawan, yang termineralisasi selama beberapa tahun pertama kehidupan, dan kemudian ada beberapa tulang yang melebur menjadi satu.

Sejumlah orang dilahirkan dengan tulang ekstra, seperti sepasang tulang rusuk ke-13 atau digit tambahan. Beberapa di antaranya bahkan mengembangkan tulang ini selama hidup mereka.

Sebuah studi baru menunjukkan, fabella --tulang berbentuk kacang kecil yang ditemukan di bagian belakang lutut-- menjadi lebih lazim dalam tubuh manusia karena nutrisi yang baik dan bobot orang-orang semakin berat.

2. Tulang Manusia Bertambah Panjang

Tengkorak Romawi Kuno (1)
Ilustrasi tengkorak manusia Romawi Kuno dengan kerusakan tulang hidung. (Sumber ANSA.it)

Perubahan tinggi badan anak di tahun pertama kehidupan mereka adalah pertumbuhan paling cepat yang dialami manusia. Manusia umumnya mencapai tinggi dewasa pada pertengahan hingga akhir remaja. Akan tetapi, setelah tulang kita berhenti tumbuh, tinggi kita masih bisa berubah.

Pada sendi (ruang di mana dua tulang bertemu), ada lapisan tulang rawan yang menutupi tulang sendi. Tulang rawan adalah lapisan jaringan yang terbuat dari air, kolagen, proteoglikan dan sel.

Selama sehari, tulang rawan --terutama di tulang belakang kita-- dikompresi oleh gravitasi. Ini berarti, kita akan lebih pendek pada saat tidur. Untungnya, selama periode berbaring horizontal, tulang rawan dapat kembali ke ukuran aslinya.

Sementara itu, kurangnya gravitasi di ruang angkasa memiliki efek sebaliknya pada astronaut, yang hingga 3 persen lebih tinggi setelah menjalankan tugas mereka di antariksa.

Selain itu, bukan hanya tulang rawan, bahkan tulang lain bisa memendek karena benturan. Para ilmuwan mengungkapkan, jatuh saat berlari dapat membuat tibia (tulang kering) memendek satu milimeter (untuk sementara).

3. Hanya Satu Tulang yang Tidak Terhubung ke Tulang Lain

Tulang Leher
Ilustrasi Gambar Tulang Leher Manusia (sumber: Pixabay)

Tulang pinggul terhubung ke tulang paha, tetapi tidak semua tulang dalam kerangka manusia saling berkaitan. Satu-satunya tulang yang tidak memiliki 'koneksi' adalah tulang hyoid.

Tulang hyoid berbentuk U, berada di pangkal lidah dan diselimuti otot dan ligamen dari pangkal tengkorak dan tulang rahang atas.

Tulang hyoid memungkinkan manusia (dan 'kaum' Neanderthal) untuk berbicara, bernapas, dan menelan. Sangat jarang ditemukan kasus patah tulang hyoid.

4. Peran Lain Sumsum Tulang

Tulang Manusia
Ilustrasi Gambar Tulang Manusia (sumber: Pixabay)

Sumsum tulang bukan hanya pengisi ruang. Tulang panjang, seperti tulang paha, diisi dengan sumsum tulang yang terbuat dari sel lemak, sel darah dan sel imun.

Pada anak-anak, sumsum tulang berwarna merah, mencerminkan perannya dalam membuat sel darah. Pada orang dewasa, sumsum tulang berwarna kuning dan mengandung 10 persen dari semua lemak dalam tubuh.

Para ilmuwan sejak lama mempelajari bagaimana lemak di dalam tulang memiliki fungsi untuk metabolisme dan endokrin yang penting, yang mempengaruhi seluruh tubuh manusia.

5. Tulang Terkecil Ada di Telinga

Telinga (iStockphoto)
Ilustrasi telinga (iStockphoto)

Tulang terkecil dalam tubuh manusia adalah malleus, incus, dan stapes. Secara kolektif, tulang-tulang ini dikenal sebagai ossicles (bahasa Latin untuk "tulang kecil") dan berperan sebagai pengirim getaran suara dari udara ke cairan di telinga bagian dalam.

Tidak hanya menjadi tulang terkecil dalam tubuh, tetapi juga satu-satunya tulang yang tidak mengalami perombakan setelah usia satu tahun. Fakta ini penting untuk diketahui, sebab perubahan bentuk tulang tersebut dapat memengaruhi pendengaran kita.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya