Militer Rusia Kirim Satelit Pengintai ke Orbit Bumi

Sebuah roket Soyuz Rusia meluncurkan satelit militer rahasia yang dirancang untuk menjangkau satelit lain di luar angkasa pada Senin 25 November 2019 lalu.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 29 Nov 2019, 17:00 WIB
Diterbitkan 29 Nov 2019, 17:00 WIB
Roket peluncuran Soyuz-2.1v membawa satelit pengintai militer Rusia ke orbit Bumi. Peluncuran dilaksanakan dari Plesetsk Cosmodrome pada 25 November 2019, kata Kementerian Pertahanan Rusia (kredit: Roscosmos)
Roket peluncuran Soyuz-2.1v membawa satelit pengintai militer Rusia ke orbit Bumi. Peluncuran dilaksanakan dari Plesetsk Cosmodrome pada 25 November 2019, kata Kementerian Pertahanan Rusia (kredit: Roscosmos)

Liputan6.com, Moskow - Sebuah roket Soyuz Rusia meluncurkan satelit militer rahasia yang dirancang untuk menjangkau satelit lain di luar angkasa pada Senin 25 November 2019 lalu, menurut laporan pemerintah.

Roket peluncuran Soyuz-2.1v membawa satelit ke orbit dari Plesetsk Cosmodrome, yang berjarak sekitar 800 kilometer utara Moskow, untuk Kementerian Pertahanan Rusia, kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.

Peluncuran berlangsung pada pukul 12:52 EST (17.52 GMT).

"Pesawat ruang angkasa ... diluncurkan ke orbit target dari mana satelit domestik dapat memantau," tambah kementerian itu. "Peralatan optik pesawat ruang angkasa juga memungkinkan Anda mengambil gambar permukaan Bumi," lanjutnya Kemhan Rusia, dikutip dari Space.com, Jumat (29/11/2019).

Pesawat ruang angkasa itu --yang namanya belum diungkapkan oleh kementerian atau Badan Antariksa Federal Rusia (Roscosmos)-- sekarang di bawah kendali Pasukan Antariksa, Angkatan Udara Rusia dan berfungsi normal, kata kementerian.

Ini adalah kelima kalinya kendaraan peluncuran Soyuz-2 diluncurkan pada 2019 dari Plesetsk, jelas Roscosmos dalam pernyataan mereka.

Soyuz-2 adalah generasi roket berikutnya setelah Soyuz-U, yang telah melakukan 435 peluncuran dari Plesetsk antara tahun 1973 dan 2012, Roscosmos menambahkan.

Pihak berwenang Rusia memilih untuk tidak memberikan pemberitahuan peluncuran sebelumnya, tetapi mereka mengeluarkan pemberitahuan peringatan wilayah udara dari "zona jatuh" untuk potongan roket saat tahapan jatuh dari Soyuz, menurut SpaceflightNow.

Informasi lintasan dari pemberitahuan ini menunjukkan bahwa Rusia berencana untuk meluncurkan satelit ke orbit dekat-kutub, yang memungkinkan satelit (dari waktu ke waktu) untuk melihat seluruh Bumi secara praktis setelah beberapa kali mengorbit.

Simak video pilihan berikut:


Rusia Gagal Kirim Robot Humanoid ke Stasiun Antariksa Internasional

Robot humanoid itu, bernama Fedor, sebelumnya direncanakan akan menghabiskan 10 hari belajar untuk membantu para astronot di stasiun ruang angkasa (AFP Photo)
Robot humanoid itu, bernama Fedor, sebelumnya direncanakan akan menghabiskan 10 hari belajar untuk membantu para astronot di stasiun ruang angkasa (AFP Photo)

Pada kabar sebelumnya, sebuah pesawat antariksa milik Rusia bernama Soyuz gagal berlabuh secara otomatis ke stasiun ruang angkasa internasional (ISS), lapor kantor berita Moskow pada Sabtu, 24 Agustus 2019. Padahal, wahana itu membawa robot humanoid pertama Rusia.

Pesawat itu melakukan pengulangan manuver docking setelah percobaan yang gagal di mana dijadwalkan tejadi pada 05.30 GMT (12.30 Waktu Indonesia Barat).

Mengutip Channel News Asia, Minggu (25/8/2019), robot yang bernama Fedor itu direncanakan akan menghabiskan 10 hari belajar untuk membantu para astronot di ISS. Fedor adalah singkatan dari Final Eksperimental Obyek Demonstrasi Penelitian, robot humanoid pertama besutan Rusia.

Fedor meledak pada Kamis, 22 Agustus 2019 di dalam pesawat Soyuz MS-14 dari kosmodrom Rusia Baikonur di Kazakhstan dan akan tetap di ISS sampai 7 September mendatang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya