Liputan6.com, Jakarta - Pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi telah dikonfirmasi tewas dalam operasi serangan komando Amerika Serikat di kompleks persembunyiannya di Idlib, Suriah bagian utara, Oktober 2019.
Di bawah kempemimpinan al-Baghdadi, milisi ISIS dikenal kejam dan sadis terhadap tawanannya, yang tak segan-segan menganiaya hingga memenggal kepala para sandera.
Baca Juga
Kini, para militan ISIS mulai ditangkap seiring tewanya al-Baghdadi. Meski begitu, beberapa dari mereka merasa tidak menyesal telah bergabung dengan kelompok ekstremis itu.
Advertisement
Berikut pengakuan-pengakuan mengerikan para militan ISIS saat menganiaya para sanderanya:
Â
1. Minta Tebusan
Alexanda Kotey, salah satu mantan militan ISIS yang ditahan Pasukan Militer Suriah (SDF) mengakui perannya terhadap para sandera ISIS. Kotey menceritakan perannya sebagai peminta uang tebusan.
Dia mencuri email dari sandera-sandera orang Eropa. Kemudian email itu digunakan untuk menghubungi kerabat atau keluarga sandera dan menegosiasi uang tebusan.
"Aku seorang pejuang. Menggunakan alamat email sandera untuk komunikasi," kata Kotey, seperti dikutip dari CNN.
Setelah melakukan negosiasi dan cocok, para sandera Eropa itu bisa dibebaskan. Namun jika tidak, para sandera bisa dieksekusi.
Â
Advertisement
Mengatur Rencana Pembunuhan
Alexanda Kotey juga mengaku mengatur rencana pembunuhan yang dilakukan ISIS di London pada 2016. Rencana itu dilakukan dari jarak jauh di Suriah.
Kotey mengaku tidak tahu sasarannya. Bahkan dia pernah merencanakan pembunuhan untuk membunuh tentara atau polisi Inggris.
"Saya bertanggung jawab atas pembelian senjata api. Selain detail dari setiap plot, aku tidak terlibat dalam hal itu," kata Kotey.
Â
Perkosa Sandera Wanita
Militan ISIS lainnya, Ammar Hussein, mengaku sudah memperkosa lebih dari 200 wanita etnis minoritas di Irak, Yazidi. Ammar sudah ditangkap dan ditahan.
Menurut pengakuan Ammar, pemimpin ISIS di Kirkuk, Irak, mengizinkan untuk memperkosa perempuan Yazidi sebanyak-banyaknya.
"Para anak muda membutuhkan seks. Ini normal," kata Ammar.
Ammar mengaku menjalankan aksinya dengan mendatangi satu rumah ke rumah lainnya di kota-kota di Irak. Kemudian, dia memperkosa perempuan Yazidi dan etnis minoritas lain.
Â
Advertisement
Bunuh Ratusan Orang
Tak hanya memperkosa 200 perempuan Yazidi, Ammar Hussein juga mengaku membunuh 500 orang sandera. Pembunuhan dilakukan dengan cara menembak dan memenggal kepala sandera. Ammar sudah diajari membunuh oleh para pemimpinnya.
"Kami menembak dan memenggal siapa saja yang kita inginkan," kata Ammar.
Ammar mengaku awalnya tak bisa membunuh seseorang. Namun semakin lama semakin mudah.
"Saya meminta mereka duduk, mata mereka ditutup dan menembak kepala saja," kata Ammar.
Â
Reporter: Fellyanda Suci Agiesta
Sumber: Merdeka.com