Liputan6.com, Jakarta - Memasuki awal tahun, puncak hujan meteor pertama dalam tahun 2020 yaitu Quadrantid, diperkirakan terjadi pada Sabtu (4/1/2020) besok.
Mengutip dari USA Today Kamis (02/01/20), tanpa menggunakan alat-alat tertentu, fenomena hujan meteor Quadrantid dapat disaksikan. Alias bisa dilihat dengan mata telanjang.
NASA Juga melaporkan bahwa saat puncaknya, 60 hingga 200 meteor Quadrantid dapat dilihat dalam kondisi sempurna. Badan Antariksa Amerika Serikat itu mengatakan Quadrantid tidak biasa karena mereka berasal dari asteroid, bukan komet, seperti halnya kebanyakan hujan meteor.
Advertisement
Menurut SciTechDaily, fenomena hujan meteor Quadrantid merupakan hujan meteor yang mempunyai puncak terpendek dari sejenisnya.
Sekilas Mengenai Quadrantid
Diwartakan SciTechDaily, Quadrantid berasal dari Asteroid. Asteroid 2003 EH1 merupakan tubuh induk dari Quadrantid, mengorbit Matahari setiap lima setengah tahun.
EH 2003 juga disebut sebagai "Komet Mati" dari pendapat beberapa astronom, juga jenis objek baru yang sering dibahas oleh para ilmuan yang disebut sebagai "Komet Batu".
Mengutip dari BBC, hujan meteor Quadrantid juga dikenal karena memiliki bola api berwarna cerah. Bola Api tersebut didefinisikan sebagai ledakan cahaya dan warna yang dapat bertahan lebih lama dari rata-rata garis meteor.
Fakta unik lainnya adalah nama Quadrantid berasal dari bekas konstelasi bintang yang disebut Quadrans Muralis.
Advertisement
Kapan Kita Bisa Menyaksikan Quadrantid?
Organisasi Meteor Internasional mengatakan puncak hujan meteor Quadrantid akan terjadi pada tanggal 3-4 Januari 2020, seperti dilaporkan BBC.
Mengutip CBS News Kamis, sebagian besar hujan meteor memuncak selama beberapa hari, namun American Meteor Society melaporkan bahwa Puncak Quadrantid hanya berlangsung selama 6 jam.
Waktu terbaik untuk melihat fenomena hujan meteor Quadrantid adalah larut malam 3 Januari atau saat dini hari hingga fajar 4 Januari 2020, seperti dikutip dari Space.com.