Liputan6.com, Tehran - Satelit bermata tajam menemukan puing-puing dari pesawat Ukraina yang jatuh di Iran pada Rabu pagi 8 Januari 2020. Memotretnya, menunjukkan sebaran bagian kapal terbang nahas tersebut.
Mengutip Space.com, Sabtu (11/1/2020), foto-foto itu diambil pada 9 Januari oleh satelit WorldView-1 dan WorldView-2, yang dioperasikan oleh DigitalGlobe, anak perusahaan Maxar Technologies yang berbasis di Colorado.
Kedua pesawat ruang angkasa ini dapat menangkap citra dengan resolusi sekitar 18 inci (50 cm), meskipun mereka terbang di ketinggian yang berbeda.
Advertisement
WorldView-1, yang diluncurkan pada 2007, mengelilingi Bumi sekitar 310 mil (500 kilometer) ke atas. WorldView-2, yang dipasang pada tahun 2009, mengorbit 480 mil (770 km) di atas kepala kami.
Pesawat nahas itu, Boeing 737 yang dioperasikan oleh Ukraine International Airlines, jatuh tak lama setelah lepas landas dari Bandara Internasional Imam Khomeini di Tehran, ibu kota Iran, dalam penerbangan yang direncanakan ke Kiev, ibu kota Ukraina. Semua, 176 orang di dalamnya tewas.
Para pejabat di Amerika Serikat dan negara-negara sekutu mengatakan bahwa tampaknya Iran menembak jatuh pesawat itu dengan rudal, mungkin mengira itu adalah musuh.
Ketegangan antara Iran dan AS telah tinggi sejak serangan pesawat tak berawak Amerika menewaskan jenderal Iran Qasem Soleimani pekan lalu. Iran membalas Selasa malam (7 Januari), menyerang dengan rudal dua situs Irak yang menampung pasukan AS (meskipun serangan ini tidak menimbulkan korban, kata pejabat AS). Pesawat penumpang jatuh hanya beberapa jam setelah serangan rudal diluncurkan.
Para pejabat Iran telah membantah bertanggung jawab atas kecelakaan pesawat itu, mengklaim bahwa AS "menyebarkan kebohongan" tentang intelijen yang menyalahkan rezim, menurut CBS News.
Saksikan Video Pilihan Berikut:
Dirudal?
Beredar kabar bahwa pesawat Ukraina yang jatuh di Iran diduga akibat terkena tembakan rudal. Namun kebenarannya masih simpang siur, belum dapat dipastikan.
CNN yang dikutip Jumat (10/1/2020) mengklaim telah memperoleh video pada Kamis 9 Januari 2020, yang tampaknya menunjukkan rudal ditembakkan ke langit Tehran dan menyerang sebuah benda, sekitar waktu yang sama ketika sebuah pesawat Ukraina jatuh tak lama setelah lepas landas dari bandara kota, Imam Khomeini International Airport.
Berita video itu muncul beberapa jam setelah para pemimpin Kanada dan Inggris mengatakan bahwa mereka memiliki informasi pesawat Ukraina itu ditembak jatuh oleh rudal surface-to-air Iran. Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, yang negaranya kehilangan 63 warga dalam kecelakaan Penerbangan Ukraina International Airlines 752 awal pekan ini, mengatakan intelijennya serta yang diberikan oleh sekutu, menunjukkan bahwa pesawat komersial ditembak jatuh oleh misil jenis tersebut.
PM Trudeau kemudian meminta penyelidikan menyeluruh tentang penyebab kecelakaan itu, tetapi tidak memberikan rincian tambahan tentang bukti dan intelijen yang dikutipnya. "Ini mungkin tidak disengaja," katanya pada konferensi pers di Ottawa.
Tidak lama setelah konferensi pers Trudeau, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan dinas intelijen negaranya juga mencapai kesimpulan yang sama.
"Sekarang ada informasi bahwa penerbangan itu ditembak jatuh oleh misil Surface to Air Iran. Ini mungkin tidak disengaja. Kami bekerja sama dengan Kanada dan mitra internasional kami, dan sekarang perlu ada investigasi yang transparan dan penuh ," kata Johnson dalam sebuah pernyataan.
"Inggris terus menyerukan semua pihak mendesak untuk mengurangi untuk mengurangi ketegangan di kawasan itu," tambah Boris Johnson.
CNN melaporkan pada hari Kamis sebelumnya bahwa AS semakin percaya bahwa [Iran ](4151825 "" )secara keliru menjatuhkan pesawat itu, menurut beberapa pejabat Amerika.
Teori yang muncul atas analisa itu didasarkan pada kelanjutan analisis data dari satelit, radar dan data elektronik yang dikumpulkan secara rutin oleh militer dan intelijen AS.
Seorang pejabat AS yang akrab dengan intelijen mengatakan, pesawat itu ditembak jatuh oleh dua rudal SA-15 buatan Rusia. AS melihat sinyal-sinyal radar Iran mengunci jetliner, sebelum ditembak jatuh.
Pagi setelah kejadian itu, analis AS menemukan data tetapi butuh satu hari lagi untuk memverifikasi, kata pejabat itu.
Selengkapnya di tautan ini.
Advertisement
Akui Tak Sengaja Menembak
Iran akhirnya mengaku bahwa pesawat Boeing 737 yang jatuh pada Rabu kemarin adalah akibat ditembak rudal. Pesawat itu terbang menuju Ukraina dan membawa 176 orang.
Melansir AP News, Sabtu (11/1/2020), pernyataan dari militer berkata ada faktor human error yang menyebabkan pesawat tertembak. Sebelumnya, Iran menolak tuduhan bahwa pesawat itu ditembak.
Pesawat itu ditembak jatuh beberapa jam usai Iran melancarkan serangan ke pangkalan militer Amerika Serikat (AS) di Irak. Serangan ke pangkalan itu tidak menimbulkan korban jiwa.
Dalam video yang beredar, pesawat Boeing 737 tampak terbakar di langit Tehran sebelum akhirnya terjatuh dan meledak.
Rudal yang menghantam pesawat Boeing 737 itu disinyalir berasal dari Rusia, yakni Tor-M1. Mengutip The Moscow Times, rudal itu adalah bagian sistem pertahanan jarak dekat. Rudal itu bisa mengejar target hingga ketinggian 6.000 meter dan jarak 12 kilometer.
Rudal ini juga dilengkapi sistem untuk mengecoh radar. Peneliti dari Middlebury Institute of International Studies, Michael Duitsman, memperkirakan kru pesawat tidak sadar sedang diincar rudal mematikan itu.
"Mereka kemungkinan tidak menyadari hal tersebut," ujar Duitsman. "Begitu lepas landas, para pilot kemungkinan sibuk dengan hal-hal lainnya," lanjutnya.
Iran juga sempat menolak memberikan blackbox pesawat tersebut. Iran pun akhirnya mengundang negara-negara barat untuk melakukan investigasi bersama agar menghilangkan tuduhan pesawat jatuh akibat ditembak. Namun, kini mereka sudah mengakuinya.