Hadapi Virus Corona, Menlu Retno Ajak ASEAN dan China Perkuat Mekanisme Kawasan

Menlu Retno Marsudi mengajak ASEAN dan RRT untuk memperkuat mekanisme kawasan untuk menghadapi Virus Corona.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 20 Feb 2020, 15:02 WIB
Diterbitkan 20 Feb 2020, 15:02 WIB
Menlu Retno bersama dengan Menlu di kawasan ASEAN dalam  pertemuan Khusus Menlu ASEAN dan RRT di Vientienne, Laos, Kamis, 20 Februari 2020.
Menlu Retno bersama dengan Menlu di kawasan ASEAN dalam pertemuan Khusus Menlu ASEAN dan RRT di Vientienne, Laos, Kamis, 20 Februari 2020.(Source: Kemlu RI)

Liputan6.com, Vientiane - Virus Corona COVID-19 yang tengah merebak di banyak kawasan di dunia, yang kini telah menewaskan 2.128 pasien dan menginfeksi 75.727 orang secara global, hingga Kamis (20/2/2020), mengkhawatirkan pemimpin dunia. 

Masalah ini pun menjadi fokus pembahasan pada pertemuan Khusus Menlu ASEAN dan China di Vientienne, Laos.

Pertemuan tersebut kemudian menghasilkan suatu gagasan bahwa diperlukan adanya kolaborasi negara di kawasan khususnya antara negara-negara ASEAN dan China untuk mencegah dan memberantas wabah COVID-19. 

"Wabah COVID-19 telah menjadi tantangan global yang tidak mengenal batas negara, kita tidak memiliki pilihan lain kecuali berkolaborasi," ujar Menlu Retno dalam pertemuan Menlu ASEAN-China tersebut.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

3 Langkah Penting

Menlu Retno dalam pertemuan Khusus Menlu ASEAN dan RRT di Vientienne, Laos, Kamis, 20 Februari 2020.
Menlu Retno dalam pertemuan Khusus Menlu ASEAN dan RRT di Vientienne, Laos, Kamis, 20 Februari 2020.(Source: Kemlu RI)

Menlu Retno secara khusus menyampaikan 3 langkah penting untuk meningkatkan kolaborasi negara di Kawasan.

Pertama, koordinasi erat antara negara di Kawasan untuk mencegah mengontrol dan meminimalkan dampak wabah COVID-19 merupakan langkah penting.

"Pertukaran informasi antara negara ASEAN-RRT sangat esensial," ujar Retno.

Dalam pertemuan tersebut, Indonesia mengusulkan adanya jalur komunikasi hotline antara ASEAN-RRT untuk melakukan pertukaran informasi terbaru, seperti dikutip dari press release Kemlu, Kamis (20/2/2020). 

Kedua, mekanisme ASEAN-RRT dalam menghadapi krisis wabah endemic seperti COVID-19 harus diperkuat.

Kemampuan mekanisme ASEAN-RRT dalam mengatasi wabah SARS tahun 2003 memberikan pelajaran berharga bagi ASEAN dan RRT dalam menghadap wabah COVID-19 ini.

Indonesia mengusulkan pembentukan ASEAN-China Ad-Hoc Health Ministers Joint Task Force.

Menlu RI menekankan Task Force ini dapat memfokuskan kerja sama untuk pertukaran informasi dan data khususnya penanganan wabah COVID-19, pertemuan tim ahli dan mendorong riset dan produksi bersama untuk deteksi virus dan vaksin.

Ketiga, memperkuat strategi komunikasi menjadi sebuah keharusan.

"Komunikasi dan edukasi publik terkait wabah COVID sangat penting untuk mencegah kepanikan dan kebingunan masyarakat akibat wabah ini," Retno.

Siap Berbagi Pengalaman

Kerja Keras Pekerja Medis Rawat Pasien Virus Corona
Pekerja medis memindai pasien virus corona atau COVID-19 di sebuah rumah sakit di Wuhan, Provinsi Hubei, China, Minggu (16/2/2020). Sebanyak 1.716 pekerja medis dilaporkan terinfeksi virus corona. (Chinatopix via AP)

Narasi publik yang akurat dan kampanye yang terkoordinasi akan memberikan kepercayaan dan sentiment publik yang baik untuk mencegah stigmatisasi dan meminimalkan berita bohong atau hoaxes yang hanya akan memperburuk situasi.

Dalam kesempatan ini Indonesia juga menyampaikan bahwa Indonesia siap berbagi pengalaman dalam penanganan wabah dan penyakit tropis.

"Saya ingin sekali lagi menyampaikan apresiasi kepada pemerintah RRT atas fasilitasi terhadap pemulangan 237 WNI dari Provinsi Hubei dan Kota Wuhan," ujar Menlu RI.

Pemulangan 237 WNI dari Provinsi Hubei dan Kota Wuhan telah dilaksanakan pada 1 Februari 2020.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya