Jerman Darurat Virus Corona, Pemerintah Belum Putuskan untuk Isolasi Wilayah

Wabah Corona kini tengah melanda Jerman. Pemerintah mengimbau warga untuk tetap tenang, sementara karantina kota masih belum dibutuhkan.

diperbarui 28 Feb 2020, 10:04 WIB
Diterbitkan 28 Feb 2020, 10:04 WIB
Simulasi Penanganan Pasien Virus Corona
Sejumlah tenaga medis di RSUD Dr Moewardi Solo menggelar simulasi penanganan perawatan pasien suspek virus corona.(Liputan6.com/Fajar Abrori)

Berlin - Waspada dan bersiap, singkatnya itulah posisi pemerintah Jerman kini dalam hadapi penyebaran Virus Corona, bahkan setelah kasus pertama dilaporkan di negara tersebut.

"Saya tetap yakin bahwa kami bersiap dengan langkah terbaik dan bahwa kami telah membuat kemajuan sebaik mungkin," ujar Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn awal pekan ini. Ia menambahkan bahwa sistem kesehatan Jerman merupakan salah satu yang terbaik di dunia. Demikian seperti dikutip dari DW Indonesia, Kamis (27/2/2020). 

Spahn juga berpendapat bahwa dokter dan rumah sakit Jerman dapat mengatasi tantangan yang muncul dari virus baru setiap tahunnya. Namun, dia mengakui bahwa kali ini ada perbedaan di mana para ahli tidak mendapat gambaran tentang virus Corona jenis baru ini dan vaksin juga tidak tersedia.

"Kita harus realistis," kata Lothar Wieler, Presiden Robert Koch Institute (RKI), sebuah badan pengendalian dan pencegahan penyakit pemerintah Jerman. "Vaksin tidak akan tersedia sampai akhir tahun."

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Belum Ada Rencana Karantina Wilayah

Petugas Medis Tangani Pasien Virus Corona di Ruang ICU RS Wuhan
Han Yi (belakang), petugas medis dari Provinsi Jiangsu, bekerja di sebuah bangsal ICU Rumah Sakit Pertama Kota Wuhan di Wuhan, 22 Februari 2020. Tenaga medis dari seluruh China telah mengerahkan upaya terbaik mereka untuk mengobati para pasien COVID-19 di rumah sakit itu. (Xinhua/Xiao Yijiu)

Tidak seperti di Italia, Jerman saat ini belum memiliki rencana untuk mengkarantina wilayahnya.

"Kami akan terus mencoba untuk mengisolasi orang yang terinfeksi di Jerman selama mungkin, merawat mereka di fasilitas kesehatan, dan memberikan perawatan kepada orang-orang yang memiliki riwayat kontak dengan mereka," kata Spahn.

Pascapertemuan Menteri Kesehatan di Roma, Selasa (25/02), Spahn menegaskan bahwa pembatasan perjalanan maupun penutupan perbatasan (negara) tidak akan menjadi langkah yang tepat.

Mengamini Spahn, juru bicara dinas kesehatan Berlin Lena Högemann kepada DW menyebut mengkarantina kota, terutama kota besar tidak mungkin dilakukan. Hampir tidak mungkin untuk memantau wisatawan Eropa datang ke Berlin karena banyaknya akses dan sarana transportasi ke kota. Dia mengatakan Berlin "sangat siap menghadapi keadaan darurat", tetapi menyarankan orang-orang yang datang dari Italia harus menghubungi dokter karena alasan keamanan.

Sejumlah sekolah dan taman kanak-kanak pada hari Rabu (26/02), diliburkan sebagai bentuk pencegahan yang dilakukan distrik Heinsberg di negara bagian Nordrhein-Westfalen (NRW) setelah salah seorang warganya dilaporkan terjangkit virus Corona.

Steffan Seibart, juru bicara Kanselir Jerman Angela Merkel, mengatakan Jerman sejauh ini telah berhasil mengisolasi dan merawat individu yang terinfeksi dan mencegah penyebaran virus. "Itu jadi tujuan kami," katanya. "Berkat kerja yang sangat baik di lapangan, kasus-kasus baru dapat ditangani dengan sangat cepat."

Rencana Darurat

Desa Alwine di Jerman
Wali Kota Andreas Claus melintasi sebuah jalan di desa Alwine, Negara Bagian Brandenburg, Jerman timur , 30 November 2017. Desa yang berpenduduk 20 orang tersebut mulai terbengkalai setelah runtuhnya Tembok Berlin. (Tobias Schwarz/AFP)

Sejauh ini Jerman belum memiliki rencana spesifik dan komprehensif dalam menghadapi wabah virus corona jenis baru ini. Kepada DW, RKI menunjukkan rencana darurat menghadapi pandemi yang mereka rancang tiga tahun lalu, dan mengklaim ini juga dapat berlaku bagi virus Corona.

Rencana tersebut mengusulkan sejumlah langkah yang mungkin dilakukan ketika menangani "penyebaran wabah yang terus-menerus dalam suatu populasi," termasuk "pengecualian orang sakit dari fasilitas umum, isolasi orang sakit, isolasi orang sakit di fasilitas medis." Pemerintah pun telah mengikuti rencana itu sejauh ini, misalnya ketika mengevakuasi warga Jerman dari China dan menempatkan mereka dalam karantina selama 14 hari. Rencana ini juga menetapkan pemerintah harus "menutup fasilitas penginapan, menutup fasilitas umum, dan melarang kegiatan acara." Pemerintah belum sampai pada tahap ini.

Saat ini stok masker di Jerman juga menipis. "Hanya ada sedikit saat ini," jelas Thomas Porstner, direktur pelaksana Asosiasi Federal Pedagang Besar Farmasi. Para ahli menekankan bahwa masker sejatinya lebih dibutuhkan para dokter dan perawat, bukan karena risiko infeksi yang mereka hadapi, tapi agar tidak memperparah keadaan pasien yang mempunyai sistem imun lemah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya