Liputan6.com, Washngton D.C - Permukaan air laut dilaporkan mengalami kenaikan antara tahun 2003 dan 2019. Mencairnya es di Antarktika dan Greenland disebut sebagai salah satu faktor penyebab.
"Para ilmuwan badan antariksa Amerika Serikat (AS) NASA telah menemukan bahwa berkurangnya es di Antarktika dan Greenland menyumbang sekitar setengah inci kenaikan permukaan air laut antara tahun 2003 dan 2019," ungkap sebuah rilis NASA Kamis 30 April 2020 seperti dikutip dari Xinhua.
Baca Juga
Menggunakan instrumen laser pengamat Bumi tercanggih yang pernah diterbangkan NASA ke angkasa luar, para ilmuwan melakukan pengukuran yang akurat dan terperinci tentang bagaimana ketinggian lapisan es di Greenland dan Antarktika telah berubah dalam 16 tahun.
Advertisement
"Hasil tersebut memberikan wawasan tentang bagaimana lapisan es kutub berubah, menunjukkan secara pasti bahwa kemunculan kecil es di Antarktika Timur tidak seberapa dibandingkan dengan banyaknya es yang mencair di Antarktika Barat," papar NASA.
Para ilmuwan itu menemukan bahwa berkurangnya es di Antarktika, serta menyusutnya lapisan es di Greenland, menjadi penyebab naiknya permukaan air laut setinggi 0,55 inci (14 milimeter) antara tahun 2003 dan 2019, yang hanya sedikit di bawah sepertiga dari total kenaikan permukaan air laut yang diamati di lautan dunia.
Temuan tersebut diperoleh dari Ice, Cloud and Land Elevation Satellite 2 (ICESat-2) NASA, yang diluncurkan pada 2018 lalu untuk mengukur ketinggian global yang terperinci, termasuk pada kawasan-kawasan beku di Bumi.
Saksikan juga Video Ini:
NASA Bakal Luncurkan Misi Berawak Perdana Sejak Hampir Satu Dekade
Sebelumnya, NASA mengumumkan akan meluncurkan misi berawak pertamanya dari wilayah AS sejak hampir 10 tahun.
Dilansir dari BBC, Sabtu (18/4/2020), roket dan pesawat ruang angkasa yang dibawanya akan lepas landas dari Florida Space Center Florida pada tanggal 27 Mei, membawa dua astronot ke International Space Station (ISS).
Baik roket dan pesawat ruang angkasa dikembangkan oleh perusahaan swasta SpaceX.
NASA telah menggunakan roket Rusia untuk penerbangan berawak sejak pesawat ulang-aliknya pensiun pada 2011.
Jika berhasil, SpaceX yang dipimpin oleh pengusaha sekaligus miliarder Elon Musk ini akan menjadi perusahaan swasta pertama yang mengirim astronot NASA ke luar angkasa.
Roket Falcon Nine dan pesawat ruang angkasa Crew Dragon akan lepas landas dari Pad 39A yang bersejarah di pusat ruang angkasa, yang sama digunakan untuk misi Apollo dan pesawat ulang-alik.
Advertisement