Liputan6.com, Washington D.C - Pihak kampanye Donald Trump mengatakan pada Sabtu (20/6), bahwa enam anggota staf kampanye Presiden AS tersebut yang berada di Tulsa, Oklahoma, dinyatakan positif Corona COVID-19.
Kampanye untuk pilpres AS yang digelar di Tulsa itu merupakan kampanye pertama Donald Trump dalam beberapa bulan. Sebelum rapat umum, yang pertama sejak 2 Maret, pihak kampanye mengatakan bahwa mereka telah melakukan ratusan tes.
Baca Juga
Hasil positif Corona COVID-19 pada para staf kampanye tersebut dibenarkan oleh Direktur Komunikasi Kampanye, Tim Murtaugh, dan mengatakan bahwa enam para anggota tim pendahulu segera dikarantina
Advertisement
Karena hasil tes pada para staf itu, dalam sebuah pernyataan, Tim Murtaugh menyampaikan, "Tidak ada staf yang positif COVID-19 atau siapa pun yang berhubungan langsung akan menghadiri pertemuan umum hari ini atau berdekatan dengan peserta dan pejabat terpilih."
Menurut seorang pejabat penegak hukum, dari enam staf tersebut, setidaknya ada dua dari mereka yang merupakan agen Dinas Rahasia.
Berita tentang hasil tes pada virus itu datang ketika Donald Trump, Gedung Putih dan organisasi kampanye pemilihan ulang presiden medapatkan kritikan, yang dipicu karena menjadi tuan rumah acara di arena tertutup dengan 19.000 kursi di Tulsa. Penandatangan pengabaian digital diminta untuk semua yang hadir oleh pihak kampanye, yang melepaskan kampanye dan presiden dari segala tanggung jawab jika mereka sakit.
Selain itu, pemerintah juga mengetahui tentang staf yang dites positif tersebut, tetapi menolak untuk memberikan komentar, menurut seorang pejabat Gedung Putih kepada NBC News.
Pihak kampanye juga sedang melakukan pelacakan kontak, menurut sebuah sumber yang mengetahui masalah itu, tetapi juga mencatat bahwa staf telah berada di Oklahoma selama sepekan, demikian seperti dikutip dari NBC News, Minggu (21/6/2020).
Saksikan Video Berikut Ini:
Kelonjakan Kasus di Tulsa
Dr. Anthony Fauci, yang merupakan pakar penyakit menular di AS, dan Dr. Deborah Birx, Koordinator respon gugus tugas Virus Corona di negara itu menyatakan keprihatinan mereka pada pekan lalu atas keamanan penggelaran demo pada 20 Juni, menurut laporan NBC News, dengan Oklahoma yang mengalami peningkatan signifikan pada kasus Corona COVID-19.
Pekan ini, terdapat lonjakan 100 persen di wilayah Tulsa yang merupakan kasus tertinggi di negara bagian Oklahoma.
Selain itu, pejabat kesehatan mengumumkan pada bahwa terdapat 136 kasus Virus Corona pada 20 Juni, yang merupakan jumlah tertinggi yang dilaporkan dalam satu hari di negara bagian tersebut. Kasus, rawat inap, dan kematian akibat Corona COVID-19 di Oklahoma juga dilaporkan terus mengalami peningkatan.
Namun bagaimana pun, dalam kampanye tersebut, telah dinyatakan bahwa mereka telah mengambil tindakan pencegahan yang cukup untuk menghindari peningkatan tiba-tiba dalam kasus Virus Corona.
Tim Murtaugh menegaskan, "Seperti yang diumumkan sebelumnya, semua peserta rapat umum diberikan pemeriksaan suhu sebelum melakukan pengamanan, di mana mereka diberikan gelang, masker wajah dan pembersih tangan."
Advertisement