Saat Kolaborasi 3 Prinsip dan Sikap Optimis Jadi Jurus Wujudkan Kelestarian Alam

Kedutaan Besar AS di Indonesia menghadirkan tiga ahli lingkungan dalam upaya mewujudkan kelestarian alam. Menghasilkan jurus untuk melestarikan Bumi.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 08 Jul 2020, 15:03 WIB
Diterbitkan 08 Jul 2020, 15:03 WIB
Ilustrasi Keindahan Alam Indonesia
Keindahan Pulau Padar, Labuan Bajo. (Bola.com/Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Kedutaan Besar Amerika Serikat mengadakan webseminar yang menghadirkan beberapa ahli lingkungan dari AS dan Indonesia, sebagai bentuk komitmen dalam upaya memelihara dan melakukan konservasi lingkungan serta alam.

Dalam acara bertema Earth Optimism? itu, memaparkan upaya dalam melakukan kolaborasi lintas profesi dan disiplin yang semuanya berasal dari lapisan antar masyarakat.

Acara ini dibuka langsung oleh Rachel Cooke yang merupakan Public Affair Officer baru di Kedubes AS untuk Indonesia.

Dalam pembukaan singkatnya, ia berharap bahwa lewat webseminar ini bisa bermanfaat bagi masyarakat dan terbentuknya kesadaran akan lingkungan.

Acara yang disiarkan secara langsung oleh Pusat Kebudayaan Amerika Serikat @america pada Selasa, 7 Juli 2020 malam ini menghadirkan tiga pembicara yaitu; Aji Wahyu Anggoro dari Department of Ecology and Evolutionary Biology, University of California, Mac Farnham, Smithsonian Conservative Biology Institute Global Health Program Director Training dan Chris Meyer, Smithsonian National Museum of National History Research Zoologist and Curator of Mollusc.

Menurut Mac Farnham, ada tiga prinsip utama dalam gerakan Earth Optimism yang bisa dilakukan.

"Prinsip itu yang pertama adalah kita semua yaitu manusia, alam dan satwa. Kedua, pentingnya pendekatan kolaborasi antar disiplin dan ketiga yaitu andil kita semua," ujar Mac Farnham.

Bagi Mac Farnham, tiga prinsip itu harus dipegang guna melakukan konservasi lingkungan dan terlaksananya keberlangsungan makhluk hidup.

Keberlangsungan itu termasuk dalam urusan tempat tinggal spesies, ketahanan pangan, mengatasi masalah kerusakan alam dan hilangnya sumber daya alamiah serta menekan dampak perubahan iklim.

Di sisi lain, Chris Meyer punya pandangan yang sama. Peneliti di Museum Sejarah Alam Nasional Smithsonian ini menyatakan bahwa perlu upaya bersama dan kesadaran masing-masing individu.

"Gerakan ini mampu terwujud apabila ada kesadaran dalam diri tiap orang. Yang perlu kita lakukan guna keberlangsungan hidup dan kelestarian alam," jelasnya.

 

Simak video pilihan berikut:

Apa Itu Earth Optimism?

ilustrasi bumi.
ilustrasi bumi. (NASA)

Sementara itu, peneliti asal Indonesia yaitu Aji Wahyu Anggoro yang merupakan perwakilan dari Departemen Ekologi dan Biologi Evolusioner University of California menjelaskan bahwa upaya pelestarian lingkungan tak hanya tugas dari aktivis, ahli dan peneliti saja.

Apa yang ia sampaikan sejalan dengan dua pemapar dalam webseminar bertajuk Earth Optimism?. Dimana, butuh kerja sama dan kesadaran masing-masing pihak.

"Prinsip berbagi tanggung jawab atau shared responsibility turut mewujudkan gerakan Earth Optimism," jelas Aji.

"Semua orang bertanggung jawab atas kelestarian alam. Maka, jika Anda sudah melakukannya, berbagilah pada generasi muda dan sampaikan keindahan laut dan alam yang kita punya," jelasnya.

Earth Optimism merupakan gerakan LSM yang diiniasi oleh paa ilmuan dan para pengambil kebijakan serta anak muda dan pihak lain yang bekerja secara bersama dalam upaya konservasi alam.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya