Liputan6.com, Jakarta- Perdana Menteri Somalia, Hassan Ali Khaire dicopot dari jabatannya dalam mosi tidak percaya pada pemungutan suara yang dilakukan parlemen.
Penggulingan Hassan Ali Khaire tersebut, menurut Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell, menunjukkan "rasa tidak hormat yang serius terhadap fondasi konstitusi" di Somalia, sementara Menteri Keamanan Dalam Negeri menyebutnya sebagai "hari yang gelap."
Menurut laporan NetBlocks, akses internet di seluruh Somalia juga telah diputus, menyusul voting itu.
Advertisement
"Insiden yang sedang berlangsung memiliki dampak tinggi sejalan dengan pemadaman yang disengaja dan tidak berkaitkan dengan masalah internasional," kata kelompok yang memonitor kebebasan internet tersebut, demikian seperti dikutip dari BBC, Senin (27/7/2020).
Saksikan Video Berikut Ini:
Perbedaan Pendapat Soal Pemilihan
Pemungutan suara untuk mencopot jabatan Hassan Ali Khaire, didukung 170 dari 178 anggota parlemen.
Hal itu terjadi menyusul ketegangan antara Khaire dan Presiden Mohamed Abdullahi "Farmajo" Mohamed yang berhubungan dengan pemilihan presiden berikutnya.
Khaire bersikeras agar pemilihan nasional diadakan sesuai jadwal yaitu pada Februari 2021, tetapi Presiden Farmajo mengatakan pemilihan itu hanya akan dilanjutkan jika diadakan berdasarkan satu-orang, satu-suara.
Sampai kandidat perdana menteri baru diangkat, Wakil Perdana Menteri Somalia, Mahdi Mohamed Guled telah diminta presiden untuk bertindak sebagai penjabat sementara.
Advertisement