Liputan6.com, Jakarta- Dalam daftar 10 kemitraan internasional terbaik Indonesia, riset kolaborasi antara RI dan Inggris menduduki peringkat ke-3.Â
"Hubungan kemitraan yang kuat ini akan memastikan kedua negara dapat terus mendukung riset, ilmu pengetahuan, dan inovasi kelas dunia serta bersama menghadapi tantangan global," jelas pihak Kedutaan Besar Inggris di Jakarta dalam rilisnya pada Rabu (5/8/2020).Â
Sementara mengenai contoh penelitian Indonesia-Inggris yang sudah berjalan, Kedubes Inggris di Jakarta mengatakan, bahwa hal itu meliputi riset tentang peningkatan hasil panen dan ketahanan pertanian terhadap perubahan iklim; memperkuat pertahanan dan kemampuan deteksi cuaca ekstrem; dan pencegahan penyebaran penyakit menular.
Advertisement
Kemitraan riset antara Inggris dan Indonesia didukung oleh beberapa dana riset dan inovasi, menurut Kedubes Inggris di Jakarta, termasuk Newton Fund dan Global Challenges Research Fund (GCRF). Terdapat lebih dari 140 riset dan inovasi di bawah Newton Fund dan GCRF.
Mendukung kemitraan riset dan inovasi antara Inggris dengan negara-negara di Afrika, Asia dan Amerika Latin yang ditujukan untuk mendukung pembangunan ekonomi dan kesejahteraan sosial, mengatasi tantangan global serta mengembangkan kemampuan dan kesempatan kerja, Newton Fund diluncurkan di Indonesia pada bulan September 2014.
Kemitraan ini diluncurkan kembali sebagai UK-Indonesia Science and Technology Fund pada Maret 2016.
Selain itu, Kedubes Inggris di Jakarta juga menyampaikan dalam rilisnya bahwa kemitraan itu telah meluncurkan lebih dari 22 kompetisi pendanaan riset melalui 15 program riset dan inovasi.Â
Tak hanya itu, Kerja sama yang kuat antara peneliti Inggris dan Indonesia ini juga telah menghasilkan 2.205 publikasi gabungan selama 2015-2019.
Kendati demikian, "Pemerintah Indonesia dan Inggris telah sepakat untuk memperpanjang kemitraan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi hingga tahun 2025 demi mendukung kerja sama para peneliti guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kedua negara," terang Kedubes Inggris di Jakarta.Â
Kementerian Riset & Teknologi dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek-BRIN) adalah badan yang memayungi kemitraan bilateral di sisi Indonesia.
Sedangkan untuk organisasi pemberi dana di Indonesia, diantaranya adalah Kemenristek-BRIN, Dana Ilmu Pengetahuan Indonesia (DIPI), Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Adapun mitra penyelenggara di Inggris yang terdiri dari UK Research and Innovation (UKRI), British Council, Royal Academy of Engineering, dan Met Office.
Dengan penandatanganan perjanjian kerjasama (MoU) oleh Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro dan Menteri Ilmu Pengetahuan, Riset, dan Inovasi Inggris, Amanda Solloway MP, menandai berlanjutnya kemitraan Inggris-Indonesia tersebut.
Acara yang meliputi penandatanganan perjanjian kerjasama (MoU) yang digelar oleh Kemenristek BRIN dan Kedubes Inggris di Jakarta itu pun telah diselenggarakan secara virtual pada 5 Agustus dalam webinar yang berjudul "Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama: Mempererat Kolaborasi Ilmiah Antara Indonesia dan Inggris."
Saksikan Video Berikut Ini:
Riset dan Inovasi yang Terbukti Menguntungkan Bagi Indonesia dan Inggris
Dalam menyambut penandatangan kerja sama (MoU) ilmu pengetahuan teknologi dengan Inggris, Profesor Bambang Brodjonegoro, Menteri Riset dan Teknologi dan Kepala Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek-BRIN), mengatakan bahwa Indonesia berkomitmen untuk mengembangkan kemampuan inovasi dalam negeri dan meningkatkan riset dan pengembangan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi.
Prof Bambang Brodjonegoro melanjutkan, bahwa kemitraan dengan Newton Fund dalam beberapa tahun terakhir telah berhasil meningkatkan kerjasama riset dan inovasi yang terbukti menguntungkan baik bagi Indonesia dan Inggris.
"Model kerjasama Newton Fund akan kami gunakan sebagai contoh dalam penerapan kemitraan ilmu pengetahuan internasional kami lainnya. Perpanjangan kemitraan dalam ilmu pengetahuan dan inovasi dalam jangka panjang akan meningkatkan kemampuan Indonesia untuk mengembangkan ekonomi berbasis pengetahuan dan dapat bersaing di pasar global," kata Prof Bambang Brodjonegoro, dalam acara virtual Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Mempererat Kolaborasi Ilmiah Antara Inggris dan Indonesia pada Rabu (5/8/2020).Â
Ia juga memaparkan, bahwa "Nota Kesepamahaman ini akan menjadi payung bagi pelaksanaan kerjasama riset dan inovasi yang dilakukan oleh instansi riset maupun perguruan tinggi. Kami berharap kerjasama ini bisa dijadikan momentum untuk menjadi lebih produktif lagi dalam berkarya dan memberikan solusi bagi permasalahan global."
"Kami sangat senang mendengar bahwa kerjasama kedua negara ini telah menghasilkan lebih dari 2.200 publikasi internasional selama kurun waktu 2015-2019. Ke depan kami menargetkan jumlah publikasi akan meningkat dan ada inovasi bersama yang bisa kita produksi," tutur Prof Bambang Brodjonegoro.
Â
Advertisement
Bekerjasama Mengatasi Tantangan Global
"Kemitraan kami dengan Indonesia sangatlah istimewa – sebagai sesama negara kepulauan, kami bekerjasama untuk mengatasi tantangan global. Baik dalam menghadapi bencana alam; membantu para penderita demensia untuk memiliki kehidupan yang lebih baik; juga tentunya upaya mencegah penyebaran penyakit menular, sesuatu yang sangatlah penting saat ini," tutur Menteri Ilmu Pengetahuan, Riset dan Inovasi Inggris, Amanda Solloway MP, dalam acara virtual tersebut.
Menteri Amanda Solloway menjelaskan, bahwa ketika Menteri Riset dan Teknologi dan Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek-BRIN) Profesor Bambang Brodjonegoro menyampaikan pidatonya di acara Newton Prize di London awal tahun ini, beliau berbicara dengan penuh semangat tentang kolaborasi Indonesia-Inggris di bawah Newton Fund dan apa yang disebutnya sebagai 'komunitas dunia'.
Selanjutnya, Menteri Amanda Solloway mengatakan, "Apa yang beliau ungkapkan adalah konsep yang sangat kuat, terutama dalam beberapa bulan terakhir. Krisis Virus Corona ini telah mengingatkan kita betapa terhubungnya kita satu sama lain di dunia ini. Namun kita juga diingatkan betapa rapuhnya kita oleh pandemi ini."
Oleh karena itu, Menteri Amanda Solloway pun menyatakan bahwa ia sangat menyetujui apa yang Prof Bambang Brodjonegoro sampaikan bahwa sangatlah penting untuk kita bekerja sama mengatasi tantangan-tantangan yang berdampak pada kita semua, sebagai sebuah komunitas dunia.
"Proyek-proyek yang masuk didalam kolaborasi ini sangat relevan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Riset-riset yang sudah dijalankan sejauh ini juga telah menghasilkan solusi-solusi praktis terhadap permasalahan sehari-hari di Indonesia – salah satunya adalah pengembangan alat filtrasi air di Palu, Sulawesi," papar Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Owen Jenkins.
Selain itu, Dubes Owen Jenkins juga mengatakan bahwa masih banyak hal yang kita bisa lakukan untuk memajukan kerja sama yang didasari oleh MoU untuk riset dan inovasi ini.
"Tahap berikutnya adalah untuk mendorong komersialisasi dari riset-riset yang telah dijalankan dan bagaimana membuat produk-produk dari riset tersebut agar dapat memberi manfaat ke masyarakat," tambah Dubes Owen Jenkins.