Inggris Distribusikan Jutaan Alat Tes yang Bisa Deteksi COVID-19 dalam 90 Menit

Pemerintah Inggris akan meluncurkan jutaan tes Corona COVID-19 yang bisa mendeteksi virus itu dalam 90 menit.

oleh Natasha Khairunisa AmaniLiputan6.com diperbarui 03 Agu 2020, 15:34 WIB
Diterbitkan 03 Agu 2020, 15:34 WIB
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengunjungi laboratorium di Layanan Infeksi Nasional Inggris Kesehatan Masyarakat, setelah lebih dari 10 pasien Virus Corona diidentifikasi di Inggris, di Colindale, London utara, Minggu, 1 Maret 2020
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengunjungi laboratorium di Layanan Infeksi Nasional Inggris Kesehatan Masyarakat, setelah lebih dari 10 pasien Virus Corona diidentifikasi di Inggris, di Colindale, London utara, Minggu, 1 Maret 2020. (Henry Nicholls / Pool Foto via AP)

Liputan6.com, London - Pemerintah Inggris akan mendistribusikan jutaan alat tes COVID-19 yang bisa mendeteksi Virus Corona baru dalam 90 menit.

Untuk meningkatkan kapasitas dalam beberapa bulan mendatang, tes Virus Corona COVID-19 itu akan didistribusikan ke berbagai rumah sakit, panti jompo, dan laboratorium di Inggris, menurut pernyataan Menteri Kesehatan Inggris, seperti dikutip dari VOA Indonesia, Senin (3/8)

Sebanyak 5,8 juta tes akan menggunakan DNA dan 450.000 menggunakan tes usap, menurut Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock.

Selain itu, kedua tes tersebut bahkan tidak perlu dilakukan oleh petugas kesehatan.

Menteri Kesehatan Matt Hancock memaparkan, "Karena bisa mendeteksi flu serta COVID-19, tes-tes itu akan sangat bermanfaat ketika memasuki musim dingin, supaya para pasien bisa mengikuti anjuran yang benar untuk melindungi diri sendiri dan lainnya."

Saksikan Video Berikut Ini:

Pengobatan yang Ramah COVID-19

Inggris Tunda Pelonggaran Lockdown di Tengah Meningkatnya Kasus COVID-19
Orang-orang berjalan di Jembatan Milenium dengan latar pemandangan Katedral St. Paul di London, Inggris, 1 Agustus 2020. Pemerintah Inggris pada Jumat (31/7) mengumumkan penundaan pelonggaran beberapa langkah pembatasan menyusul jumlah infeksi virus corona yang meningkat. (Xinhua/Han Yan)

Dinas Kesehatan Nasional yang dibiayai publik mengatakan dalam pernyataan terpisah bahwa pengobatan yang "ramah COVID-19" akan ditawarkan kepada para pasien kanker, termasuk obat-obatan yang tidak berdampak besar pada sistem kekebalan tubuh.

Sistem layanan kesehatan Inggris sempat mengalami kesulitan ketika puncak wabah Corona COVID-19, dimana di negara tersebut telah mencatat kematian akibat virus sebanyak lebih dari 46 ribu orang, yang merupakan angka keempat tertinggi di dunia menurut data Reuters pada 2 Agustus.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya