Liputan6.com, Seoul - 10 pegawai restoran cepat saji di Seoul dilaporkan positif Virus Corona (COVID-19). Otoritas kesehatan khawatir kasus itu menyebabkan penularan lebih besar.
Sebelum ikut tes, para pegawai yang tertular itu sempat saling bertemu di restoran dekat stasiun subway di Gwangjin, Seoul. Mereka juga sempat mengunjungi dua restoran lain di daerah itu.
Advertisement
Baca Juga
Dilansir Yonhap, Rabu (12/8/2020), awalnya yang tes positif COVID-19 adalah empat orang. Satu orang tinggal di Goyang, Provinsi Gyeonggi, dan tiga lainnya adalah warga Seoul.
Pada Rabu ini, sisa tujuh orang lainnya dinyatakan juga positif COVID-19.
Otoritas kesehatan Korea Selatan sedang melacak orang-orang lain yang mengunjungi tempat yang dikunjungi para pegawai itu. Orang-orang yang membuat kontak dengan para pasien juga dilacak.
Akibat kasus ini, restoran tempat pegawai itu saling bertemu harus tutup. Petugas juga melakukan disinfeksi.
Situs Korea Centers for Disease Control and Prevention (KCDC) mencatat hari ini ada 54 kasus baru COVID-19. Sebanyak 35 kasus berasal lokal dan 19 impor.
Totalnya ada 12.123 kasus COVID-19 di Korea Selatan. Seoul adalah lokasi dengan kasus tertinggi kedua di Korsel, yakni 1.348 kasus.
Update Kasus COVID-19 di Indonesia
Otoritas kesehatan Korea Selatan menemukan tiga mutasi Virus Corona COVID-19. Tiga mutasi itu berasal dari kasus impor.
Dilaporkan Yonhap, tiga genome sequence yang baru itu berasal dari Uzbekistan dan dua lagi berasal dari Pakistan.
KCDC menyebut mutasi itu berbeda dari 78.810 genome sequence yang terdaftar di database virus GISAID yang dikelola WHO.
KCDC menemukan mutasi itu setelah menganalisis 776 pasien COVID-19. Sebanyak 597 adalah pasien lokal dan 179 impor.
Virus Corona diklasifikasi menjadi tujuh strain seperti S, V L, dan GH, berdasarkan amino acid pada database GISAID. Sebanyak 437 infeksi lokal di Korsel merupakan clade GH.
Jenis Virus Corona yang paling umum selanjutnya di Korea Selatan adalah clade V. Selanjutnya ada 32 orang yang kena clade S, dan delapan kasus GR.
Sementara, dari 179 kasus impor yang diperiksa, 56 persen merupakan clade GR, kemudian diikuti GH clade, dan terakhir clade G.
Advertisement