Sebut Cawapres AS Kamala Haris sebagai Gadis Kulit Cokelat, Koran Australia Dikecam

Sebuah kartun di surat kabar Australia menuai kecaman karena menggambarkan calon wakil presiden AS Kamala Harris sebagai gadis kecil berkulit cokelat.

oleh Hariz Barak diperbarui 16 Agu 2020, 18:00 WIB
Diterbitkan 16 Agu 2020, 18:00 WIB
Cawapres Kamala Harris.
Cawapres AS dari Partai Demokrat Kamala Harris maju dalam Pilpres 2020 mendampingi Capres Joe Biden. (AP Photo)

Liputan6.com, Canberra - Sebuah kartun di surat kabar nasional terbesar Australia menuai kecaman pada Jumat 14 Agustus 2020, karena menggambarkan calon wakil presiden AS Kamala Harris sebagai "gadis kecil berkulit cokelat" (little brown girl).

Kartun itu dibuat oleh Johannes Leak dalam surat kabar The Australian yang terkenal karena pandangan konservatifnya.

Gambar itu menunjukkan pasangan Kamala Harris pada Pilpres AS 2020, Capres Joe Biden yang berseri-seri dengan mengatakan bahwa wanita kulit hitam pertama yang ikut berpartisipasi sebagai kandidat dalam pemilu akan membantu "menyembuhkan bangsa yang terpecah oleh rasisme."

"Itu ofensif dan rasis," kata Andrew Giles, seorang politikus Partai Buruh Australia dan menteri kabinet bayangan (oposisi), di Twitter, dikutip dari Asia One, Minggu (16/8/2020).

Mantan jaksa agung Australia Mark Dreyfus mentweet, "Jika The Australian memiliki rasa hormat terhadap kesopanan dan standar, ia harus segera meminta maaf, dan tidak pernah lagi menerbitkan kartun seperti ini."

Tapi, Pemimpin Redaksi The Australian, Christopher Dore, mempertahankan maksud dari kartun itu, mengatakan bahwa Leak mengejek kata-kata Biden sendiri.

"Kata-kata 'gadis kecil berkulit hitam dan coklat' adalah milik Joe Biden, bukan Johannes, dan diucapkan oleh calon presiden ketika dia menunjuk Kamala Harris sebagai cawapresnya kemarin; dia mengulanginya dalam tweet segera setelah itu," kata Dore dalam sebuah pernyataan yang diberikan kepada Reuters oleh News Corp --induk perusahaan the Australian,

Biden telah men-tweet pada hari Kamis 13 Agustus 2020 dengan memilih Kamala Harris sebagai calon wakil presidennya: "Pagi ini, gadis-gadis kecil terbangun di seluruh negeri ini --terutama gadis kulit hitam dan coklat yang begitu sering merasa diabaikan dan diremehkan di masyarakat kita-- berpotensi melihat diri mereka sendiri dengan cara baru: Sebagai bagian dari Presiden dan Wakil Presiden."

Dore berkata, "Maksud dari komentar Yohanes adalah untuk mengejek politik identitas dan merendahkan rasisme, bukan untuk mengabadikannya."

Leak tidak segera menanggapi permintaan email dari Reuters untuk berkomentar.

Ini bukan pertama kalinya anak perusahaan News Corp milik Rupert Murdoch menghadapi kecaman. Pada 2018, mereka dikritik atas kartun bintang tenis Serena Williams yang mengamuk di kompetisi US Open.

Penggemar, selebritas, dan kelompok hak sipil menyebut karikatur itu rasis, tetapi pengawas media Australia tahun lalu memutuskan bahwa kartun itu tidak rasis.

Simak video pilihan berikut:

Barack Obama Restui Kamala Harris sebagai Cawapres AS

Joe Biden dan Kamala Harris
Calon Wakil Presiden Partai Demokrat, Kamala Harris mendengarkan Joe Biden selama acara kampanye di Alexis Dupont High School di Wilmington, Delaware, Rabu (12/8/2020). Acara itu menjadi penampilan perdana keduanya di depan publik sebagai pasangan capres-cawapres. (AP Photo/Carolyn Kaster)

Mantan Presiden AS Barack Obama merestui pemilihan Senator Kamala Harris sebagai cawapres yang mendampingi Joe Biden. Kamala Harris dinilai sangat siap untuk menjadi wapres. 

"Memilih seorang wakil presiden adalah keputusan penting pertama yang dibuat oleh presiden," ujar Barack Obama via Twitter, Rabu (12/8/2020).

Ia menyebut presiden butuh wapres yang memiliki karakter dan penilaian yang baik untuk membantu mengambil keputusan terbaik yang dapat memberi dampak ke negara.

Barack Obama berkata pemilihan Kamala Harris adalah hal yang tepat dan menunjukan penilaian yang positif dari Joe Biden. Kamala juga dinilai ideal untuk mendampingi Joe Biden di pilpres 2020.

Pada 2016, Barack Obama mendukung Kamala Harris agar menjadi senator AS selengkapnya...

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya