Liputan6.com, Kuala Lumpur - Fase pemulihan perintah kontrol pergerakan COVID-19 Malaysia (RMCO) akan diperpanjang hingga 31 Desember dan wisatawan asing akan tetap dilarang memasuki negara itu. Hal ini disampaikan langsung oleh Perdana Menteri Muhyiddin Yassin.
Berbicara dalam pidato yang disiarkan televisi pada Jumat 28 Agustus, perdana menteri mengatakan meskipun jumlah kasus baru di negara itu telah menurun, virus itu masih berkecamuk secara global. Fase RMCO awalnya dijadwalkan berakhir pada 31 Agustus, seperti dikutip dari laman Channel News Asia, Sabtu (29/8/2020).Â
Advertisement
"Saya sadar, berdasarkan perkembangan global, kita akan melalui waktu yang lama sebelum negara ini benar-benar bebas dari ancaman COVID-19," ujarnya.
"Untuk saat ini situasi sudah terkontrol. Namun, jika terjadi peningkatan kasus di lokasi tertentu, pemerintah akan mengambil pendekatan yang terarah dengan menerapkan tata tertib pengendali pergerakan yang ditingkatkan atau perintah pengendalian gerakan yang ditargetkan, seperti yang diberlakukan sebelumnya di beberapa lokasi."Â
Ia menambahkan, "Artinya, pemerintah memerlukan mekanisme hukum untuk melanjutkan upaya penertiban dan pengendalian penyebaran COVID-19. Karenanya, demi kepentingan Anda semua, pemerintah telah memutuskan untuk memperpanjang perintah pengendalian gerakan pemulihan hingga 31 Desember 2020."Â
Dia juga menekankan bahwa tidak ada individu yang akan dibebaskan dari undang-undang ini dan siapa pun yang melanggar peraturan akan dihukum.
Muhyiddin menyatakan dukungannya kepada Kementerian Kesehatan (MOH) untuk menaikkan denda bagi mereka yang melanggar undang-undang ini, menjadi dua atau tiga kali lipat dari jumlah saat ini.Â
Perdana menteri juga mencontohkan bahwa perpanjangan tersebut akan memastikan semua pihak mematuhi prosedur operasi standar dan protokol kesehatan yang telah digariskan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Wisatawan Masih Dilarang
PM Muhyiddin turut menambahkan bahwa turis asing masih dilarang masuk ke Malaysia selama periode ini untuk mencegah penyebaran kasus impor ke negara itu.
Hampir semua sektor telah diizinkan untuk melanjutkan operasi mereka, kecuali klub malam dan tempat hiburan, kata perdana menteri.Â
Semua kegiatan olahraga juga telah diperbolehkan tanpa kehadiran penonton atau peserta luar negeri, tambahnya.Â
Hingga Jumat, Malaysia melaporkan total 9.306 kasus COVID-19 dan 125 kematian. Sekitar 97 persen pasien telah pulih.Â
Sebanyak 10 kasus baru terdeteksi pada hari Jumat, kata Kementerian Kesehatan.
Advertisement
Aturan Pembatasan di Malaysia
MCO (Movement Control Order) yang pertama kali diberlakukan pada 18 Maret untuk mengendalikan penyebaran COVID-19, sebelumnya diperpanjang tiga kali hingga 12 Mei.Â
Aturan ini awalnya diberlakukan ketika jumlah kasus baru setiap hari mengalami lonjakan tiga angka yang mengkhawatirkan. Di bawah MCO, perjalanan domestik dan internasional dilarang, dan orang didorong untuk tinggal di rumah untuk memutuskan rantai infeksi.Â
Setelah enam minggu tidak aktif secara ekonomi, Malaysia menurunkan "MCO bersyarat" mulai 4 Mei, yang memungkinkan hampir semua sektor ekonomi untuk dibuka kembali.
Selanjutnya, kontrol terus ditingkatkan dari waktu ke waktu. Pusat penitipan anak, salon rambut, salon kecantikan, pasar terbuka, dan pasar malam diberi lampu hijau untuk dibuka kembali.Â
Malaysia kemudian memasuki fase RMCO mulai 10 Juni, di mana hampir semua kegiatan sosial, pendidikan, agama dan bisnis, serta ekonomi dibuka kembali secara bertahap, dengan prosedur operasi standar yang harus dipatuhi. Perjalanan antar wilayah juga diizinkan sementara perbatasan negara tetap ditutup.
Upaya empat bulan tampaknya telah membuahkan hasil ketika Malaysia mulai melaporkan sebagian besar peningkatan satu digit dalam kasus baru setiap hari - dan bahkan tidak ada penularan lokal dalam beberapa hari - sampai kelompok baru muncul.
Di belakang 13 cluster baru yang terdeteksi selama fase RMCO, Muhyiddin sebelumnya  mengingatkan warga Malaysia untuk mematuhi aturan jarak sosial dan memperingatkan masyarakat untuk tidak berpuas diri.Â
Pada 3 Agustus, Menteri Senior Malaysia (Kelompok Keamanan) Ismail Sabri Yaakob mengumumkan bahwa  penggunaan masker wajah diwajibkan di tempat umum yang ramai, termasuk pasar, supermarket, tempat wisata, bioskop, dan transportasi umum.