Pandemi COVID-19 Belum Usai, 1,4 Juta Murid di Wuhan Tak Wajib Pakai Masker

Wuhan tak mewajibkan murid-muridnya mengenakan masker di tempat belajar. Meski pandemi Virus Corona COVID-19 belum berakhir.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 02 Sep 2020, 13:54 WIB
Diterbitkan 02 Sep 2020, 13:21 WIB
Antusias Siswa di Wuhan Memulai Semester Baru
Para siswa sebelum upacara pembukaan semester baru di SMA Wuhan di Wuhan, Provinsi Hubei, China, 1 September 2020. Total 2.842 TK, sekolah dasar dan sekolah menengah di Wuhan, kota besar yang pernah dilanda parah covid-19, telah dibuka kembali untuk sekitar 1,4 juta siswa. (Xinhua/Xiao Yijiu)

Liputan6.com, Wuhan - Mahasiswa dan murid Wuhan menyambut gembira pembukaan sekolah di kota mereka setelah lama tutup akibat Virus Corona (COVID-19). Mereka bahkan tak wajib memakai masker.

Dilaporkan Global Times, Rabu (2/9/2020), gedung-gedung tempat belajar akan disemprot disinfektan. Meski masker tidak wajib, para peserta didik harus diperiksa suhu badannya, serta menjaga jarak.

Pemerintah menyarankan agar masker tetap dibawa meski tak wajib dipakai.

Totalnya ada 1,4 juta murid dan mahasiswa di Wuhan yang akan kembali bersekolah. Jenjang pendidikan mereka mulai dari sekolah dasar hingga universitas.

Selasa kemarin, sebanyak 2.842 SD, SMP, dan TK di Wuhan akan kembali buka. Sementara, 83 universitas akan mengadakan kelas tatap muka secara bertahap.

Sebelumnya, pelajar di Wuhan harus sekolah secara online. Wuhan menerapkan lockdown ketat selama 76 hari.

Pemerintah setempat berkata Wuhan sudah menang melawan COVID-19. Acara pesta kolam renang dan di klub malam bahkan sudah kembali diadakan dan masker tak dipakai.

Wuhan menjadi episentrum COVID-19 pada awal tahun ini. Saat ini, kasus COVID-19 mencapai total 25,6 juta di seluruh dunia.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Update 2 September: Kasus COVID-19 Dunia Capai 25,6 Juta, India Tertinggi di Asia

Petugas Medis Tangani Pasien Virus Corona di Ruang ICU RS Wuhan
Petugas medis dari Provinsi Jiangsu bekerja di sebuah bangsal ICU Rumah Sakit Pertama Kota Wuhan di Wuhan, Provinsi Hubei, 22 Februari 2020. Para tenaga medis dari seluruh China telah mengerahkan upaya terbaik mereka untuk mengobati para pasien COVID-19 di rumah sakit tersebut. (Xinhua/Xiao Yijiu)

Awal September, total kasus Virus Corona (COVID-19) mencapai 25,6 juta. Pasien tertinggi berasal dari Amerika Serikat dengan total 6 juta.

Berdasarkan data Johns Hopkins University, total kematian di AS sudah mencapai 184 ribu, sementara jumlah sembuh sebanyak 2,2 juta.

Kasus COVID-19 tertinggi berikutnya ada di Brasil dengan 3,9 juta kasus. Jika mengacu pada tren penambahan kasus harian, Brasil tak lama lagi akan menembus 4 juta kasus. 

Meski demikian, Brasil mencatat jumlah pasien sembuh terbanyak, yaitu 3,3 juta pasien sembuh. Korban meninggal di negara itu sebanyak 122 ribu.

India berada di peringkat tiga dengan 3,6 juta kasus. Kasus di India adalah yang tertinggi di Asia. Jumlah pasien sembuh relatif tinggi, yakni 2,8 juta.

Daftar 10 negara dengan kasus COVID-19 tertinggi di dunia didominasi oleh negara-negara berkembang. Argentina menjadi negara terbaru yang masuk daftar tersebut dengan 428 ribu kasus.

Kasus di Korea Selatan sudah menembus 20 ribu. Negara itu sedang menerapkan pembatasan sosial berskala besar di Seoul dan sekitarnya. Pemerintah juga berusaha menambah kapasitas kasur untuk pasien kritis yang hanya tersisa 16 di daerah Seoul.

Hingga hari ini, ada 855 ribu pasien meninggal akibat COVID-19 di seluruh dunia. Jumlah pasien sembuh mencapai 3,3 juta.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya