Liputan6.com, Minsk - Tokoh oposisi Belarusia Maria Kolesnikova diduga diculik sekelompok orang bertopeng pada Senin 7 September waktu setempat. Menghilangnya Maria Kolesnikova menuai kritikan dari Uni Eropa.
Kolesnikova menghilang bersama dua stafnya di pusat kota Minsk. Kawan-kawan serta pengacara di pihak oposisi masih mencari-mencari Maria Kolesnikova.
Advertisement
Baca Juga
Dilansir Euronews, Selasa (8/9/2020), wanita itu hilang pada pukul 10 pagi waktu setempat. Hingga Senin petang waktu setempat, wanita itu masih tidak bisa dihubungi.
Pemerintah Belarusia mengaku tak tahu tentang informasi penahanan Kolesnikova.
Seorang saksi mata berkata Maria Kolesnikova dibawa sekelompok warga sipil yang mengenakan topeng. Maria kemudian digiring ke dalam minibus.
Tokoh internasional seperti Menteri Luar Negeri Jerman dan Menteri Luar Negeri Lithuania sama-sama angkat suara tentang hilangnya Maria Kolesnikova. Menlu Lithuania Linas Linkevicius menyebut dugaan penangkapan aktivis mirip dengan gaya diktator Joseph Stalin.
Maria Kolesnikova adalah pendukung dari Sviatlana Tsikhanuskaya, tokoh oposisi yang melawan Alexander Lukashenko pada pemilu Belarusia. Lukashenko menang pemilu namun kemenangannya dianggap curang.
Presiden Lukashenko telah berkuasa sejak 1994.
Puluhan ribu warga Belarusia turun ke jalan untuk menentang Presiden Lukashenko. Demonstransi sudah berjalan selama lebih dari sebulan dan bentrokan antara aparat dan warga sipil masih terus terjadi.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Jerman Minta Klarifikasi
Jerman tengah menuntut "kejelasan" tentang keberadaan seorang tokoh senior oposisi Belarusia yang menurut sekutunya diculik dari jalanan. Sejumlah media menyebut pelakunya sekelompok orang bertopeng.
Aksi ini terjadi setelah ratusan orang ditangkap pada protes akhir pekan.
Dewan Koordinasi oposisi mengatakan salah satu anggotanya yang terkenal, Maria Kolesnikova telah "diculik oleh orang tak dikenal di Minsk tengah" bersama dengan seorang juru bicara dan sekretaris eksekutif. Demikian seperti melansir Channel News Asia.
Mereka menuduh rezim Presiden Belarusia Alexander Lukashenko "secara terbuka menggunakan metode teror."
Menyuarakan keprihatinan atas nasib Kolesnikova, Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas menuntut "kejelasan tentang keberadaan dan pembebasan semua tahanan politik di Belarus."
"Penangkapan dan penindasan yang berkelanjutan, termasuk dan khususnya terhadap anggota Dewan Koordinasi, tidak dapat diterima," menteri Jerman, yang negaranya memegang jabatan presiden UE, mengatakan kepada harian Bild dalam sebuah wawancara.
Dewan Koordinasi dibentuk untuk memastikan transfer kekuasaan secara damai setelah saingan utama Lukashenko Svetlana Tikhanovskaya menolak klaimnya untuk memenangkan pemilihan presiden 9 Agustus dengan 80 persen suara.
Tikhanovskaya meninggalkan negara itu di bawah tekanan dari pihak berwenang dan diberikan perlindungan di Lithuania anggota Uni Eropa.
Advertisement