PM Armenia: Konflik Karabakh Tidak akan Capai Solusi Diplomatik untuk Waktu Lama

PM Armenia Nikol Pashinyan menyebutkan konflik Nagorno-Karabakh antara negaranya dengan Azerbaijan tidak akan mencapai solusi diplomatik untuk waktu yang lama.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 22 Okt 2020, 08:55 WIB
Diterbitkan 22 Okt 2020, 07:30 WIB
Setidaknya 16 tentara telah tewas dalam lima hari terakhir akibat pertempuran antara Armenia dan Azerbaijan (Photo credit: Karen Minasyan/AFP)
Setidaknya 16 tentara telah tewas dalam lima hari terakhir akibat pertempuran antara Armenia dan Azerbaijan (Photo credit: Karen Minasyan/AFP)

Liputan6.com, Jakarta- Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan menyatakan bahwa dirinya mengesampingkan solusi diplomatik untuk konflik dengan Azerbaijan atas wilayah Nagorno-Karabakh yang disengketakan.

 

Dilansir AFP, Kamis (22/10/2020) dalam sebuah pesan video di Facebook, PM Nikol Pashinyan mengatakan bahwa konflik Karabakh "belum ... dan tidak akan memiliki solusi diplomatik untuk waktu yang lama".

Ia juga meminta orang-orang Armenia untuk menjadi sukarelawan dalam berperang di garis depan, dan mengakui bahwa negaranya sedang menghadapi "situasi yang sulit" di medan perang.

"Untuk menang, kita semua harus membentuk unit sukarelawan dan beroperasi di bawah kendali panglima tertinggi," sebut PM Pashinyan.

Selain itu, PM Pashinyan mengindikasi bahwa negosiasi tentang status Karabakh untuk saat ini tidak akan memiliki akhir yang diharapkan, dan menuding Azerbaijan menolak untuk berkompromi.

"Pengalaman telah menunjukkan bahwa segala sesuatu yang dapat diterima pihak Armenia ... tidak lagi dapat diterima oleh Azerbaijan," ujarnya. 

PM Pashinyan kemudian menambahkan, "Apa yang kami sepakati, Azerbaijan tidak lagi menyetujuinya. Ini menunjukkan bahwa secara umum tidak ada artinya membicarakan solusi diplomatik apa pun, setidaknya pada tahap ini".

 

Saksikan Video Berikut Ini:

Upaya Pembicaran dengan Azerbaijan-Armenia

FOTO: Kerusakan Nagorno-Karabakh Akibat Pertempuran Armenia dan Azerbaijan
Pemandangan kebakaran pada pabrik lokal menyusul penembakan baru-baru ini selama pertempuran Azerbaijan dan Armenia di wilayah separatis Nagorno-Karabakh, Terter, Azerbaijan, Senin (19/10/2020). Pertempuran di Nagorno-Karabakh berkecamuk selama lebih dari tiga minggu. (AP Photo/Aziz Karimov)

Di sisi lain, Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev mengatakan bahwa gencatan senjata hanya akan dilakukan ketika Armenia menarik diri dari Karabakh dan semua wilayah sekitar Azerbaijan yang dikuasai oleh pasukan Armenia.

Namun PM Pashinyan telah berulang kali mendesak pengakuan internasional atas Karabakh, dan mengklaim bahwa penduduknya tidak akan aman di bawah pemerintahan Azerbaijan.

Pernyataan PM Pashinyan datang saat Rusia mengadakan pertemuan untuk para menteri luar negeri Armenia dan Azerbaijan dalam pembicaraan terpisah pekan ini, sebagai upaya baru guna menemukan gencatan senjata yang dapat bertahan.

Upaya pembicaraan lainnya pun juga dilakukan oleh AS dengan pertemuan antara Menlu Azerbaijan Jeyhun Bayramov, Menlu Armenia Zohrab Mnatsakanyan dan Menlu Mike Pompeo yang dijadwalkan pada 23 Oktober mendatang. 

Namun, tidak ada kemungkinan pertemuan trilateral yang akan dilakukan dari ketiga negara tersebut.

Selama hampir sebulan, Armenia dan Azerbaijan telah terlibat dalam pertempuran di Karabakh, wilayah Azerbaijan yang dikendalikan oleh separatis Armenia setelah pecahnya Uni Soviet.

 

Sebelumnya, awal Oktober 2020 gencatan senjata telah disepakati di Moskow setelah 11 jam pembicaraan, namun kesepakatan tersebut hampir tidak diterapkan di lapangan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya