Liputan6.com, Jakarta - Kematian harian akibat COVID-19 setiap hari naik hampir 40% dibandingkan dengan minggu sebelumnya. Hal ini dilaporkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Juru bicara WHO Dr Margaret Harris mengatakan bahwa negara-negara di Eropa seperti Prancis, Spanyol, Inggris, Belanda dan Rusia menyumbang sebagian besar kasus yang meningkat hingga sepertiga dari angka sebelumnya. Demikian seperti mengutip laman BBC, Rabu (28/10/2020).
Advertisement
Baca Juga
"Kekhawatiran ... adalah bahwa unit perawatan intensif di rumah sakit sekarang mulai dipenuhi oleh orang yang sakit parah," katanya memperingatkan.
Sementara itu, Rusia melaporkan rekor harian yang mencapai 320 kematian, mendorong penghitungan totalnya menjadi 26.589. Selain Rusia, terjadi peningkatan tajam di Italia, dengan 221 kematian diumumkan dalam 24 jam terakhir.
Negara lain yakni Austria juga melaporkan kematian yang telah melebihi angka 1.000 pada hari Selasa kemarin.
Rusia memiliki jumlah kasus COVID-19 tertinggi keempat di dunia setelah AS, India, dan Brasil. Negara itu mencatat 16.550 infeksi lagi pada hari Selasa saja dan pihak berwenang sekarang telah mewajibkan penggunaan masker wajah di semua tempat ramai.
Sementara infeksi melonjak di Italia, dimana angkanya meningkat menjadi hampir 22.000 dalam 24 jam terakhir, para pejabat mengatakan pengujian juga telah ditingkatkan. Protes pun berlangsung di kota-kota di seluruh Italia pada Senin malam lantaran menentang babak baru pembatasan.
Bahkan di Belgia, para dokter telah diminta untuk tetap bekerja meskipun mereka terinfeksi virus corona karena sistem kesehatan mereka yang kewalahan.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:
Tanggapan WHO
Sementara itu, Dr. Harris berkata: "Di seluruh wilayah Eropa kami melihat peningkatan kasus dan kematian yang intens dan memang mengkhawatirkan."
Dia mengatakan kasus harian naik sepertiga dibandingkan dengan minggu sebelumnya, sementara kematian harian meningkat "mendekati 40%".
“Meski manajemen kapasitas rumah sakit lebih baik, rumah sakit di beberapa negara cepat penuh,” katanya memperingatkan.
Dr Harris mengatakan efektivitas pembatasan baru yang diberlakukan di sejumlah negara Eropa hanya dapat dianalisis dalam waktu dua minggu karena adanya "kelambatan".
"Kami akan melihat penurunan kasus, tetapi Anda tidak akan melihatnya dalam semalam," kata juru bicara WHO.
Bahkan ketika ditanya apakah gelombang kedua akan lebih buruk daripada gelombang pertama, dia menjawab: "Kita akan melihat puncak yang berbeda."
Kendati demikian, ia menyampaikan bahwa kini rumah sakit telah memahami tentang situasi yang terjadi saat ini. Hal baik lainnya, pasien yang berada dalam kelompok umur yang lebih muda diperkirakan tidak akan berkembang menjadi lebih parah meskipun hal tersebut tidak dapat dipastikan.
"Kedua faktor tersebut menunjukkan bahwa kita mungkin tidak melihat peningkatan kematian yang mengerikan seperti yang kita lihat pada bulan April," kata Dr. Harris.
Advertisement