Ratusan Demonstran Anti-Pemerintah Belarus Ditangkap Polisi

Kelompok HAM Vyasna merilis daftar 328 orang Belarus yang menurutnya telah ditangkap oleh aparat keamanan pada 8 November lalu.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Nov 2020, 08:05 WIB
Diterbitkan 10 Nov 2020, 08:05 WIB
FOTO: Puluhan Ribu Demonstran Tuntut Presiden Belarusia Mundur
Pendukung oposisi Belarusia berunjuk rasa di Minsk, Belarusia, Minggu (30/8/2020). Puluhan ribu demonstran berkumpul untuk menuntut agar Presiden Belarusia Alexander Lukashenko mengundurkan diri. (AP Photo)

Liputan6.com, Minks - Puluhan demonstran anti-pemerintahan ditahan oleh polisi Belarus pada Minggu, 8 November 2020.

Para demonstran berkumpul untuk ke-13 kali, menyerukan mundurnya Presiden Alexander Lukashenko dan penyelenggaraan pemilu baru di tengah perlawanan publik yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Dikutip dari laman VOA Indonesia, Selasa (10/11/2020) hal itu terjadi pasca pemilu yang disengketakan Agustus 2020.

Kelompok HAM Vyasna merilis daftar 328 orang yang menurutnya telah ditangkap oleh aparat keamanan pada 8 November lalu.

Penangkapan terjadi di Minsk, Vitebsk, Zhlobin dan kota-kota lain. Kelompok itu mengatakan sebagian orang yang ditangkap itu telah dibebaskan.

Polisi kota Minsk, Belarus mengatakan sedikitnya 10 orang ditangkap karena melakukan "kegiatan tanpa izin."

Akses internet di ponsel pintar di ibu kota itu telah dibatasi sejak Minggu (8/11) pagi. Beberapa stasiun kereta api bawah tanah di kota itu ditutup satu jam sebelum demonstrasi tersebut demi "keamanan penumpang."

Aksi-aksi protes ini terjadi setelah polisi menangkap puluhan petugas medis profesional dalam sebuah protes tanpa izin menentang Lukashenko pada 7 November lalu.

Sekitar 60 dokter dan petugas kesehatan lain yang berkumpul pada 7 November itu telah ditangkap dan dibawa aparat keamanan ke pos polisi Belarus. Sebagian di antaranya telah dibebaskan.

Simak video pilihan di bawah ini:

Demo Berujung Gas Air Mata

FOTO: Puluhan Ribu Demonstran Tuntut Presiden Belarusia Mundur
Pendukung oposisi Belarusia menggelar pawai bendera nasional saat berunjuk rasa di Minsk, Belarusia, Minggu (30/8/2020). Puluhan ribu demonstran berkumpul untuk menuntut agar Presiden Belarusia Alexander Lukashenko mengundurkan diri. (AP Photo)

Sebelumnya, ribuan demonstran ikut dalam berbagai pawai pada Minggu (1/11) di Minsk sebagai bagian dari serangkaian demo yang terjadi hampir setiap hari yang menuntut pengunduran diri Alexander Lukashenko dan pemilu baru. Menurut sebuah daftar yang dikeluarkan oleh kelompok HAM Vyasna, hampir semua orang yang ditahan, dibawa ke Minsk.

Empat jurnalis termasuk mereka yang ditahan, dan dua diantaranya "luka berat karena dipukuli," kata Boris Goretsky dari Asosiasi Jurnalis Belarus, menurut organisasi penyiaran RFE/RL Belarus.

Sederet truk dan bus keamanan untuk menampung tahanan terlihat di sekitar kota sementara orang-orang berpawai menuju sebuah monumen terkenal di luar ibu kota.

Para demonstran menjadi sasaran granat flash-bang, dan petugas penegak hukum menggunakan gas air mata dan pentungan untuk membubarkan massa.

Pihak berwenang mengakui bahwa polisi juga menembakkan tembakan peringatan ke udara dalam demonstrasi di Minsk.

Itu adalah "upaya yang diperlukan guna menciptakan ketertiban di ibu kota dan menjamin keamanan publik dalam sebuah acara besar yang digelar tanpa ijin," kata pernyataan Komite Eksekutif Kota Minsk yang dikutip Interfax-Zapad.

Aksi itu merupakan pawai Minggu ke-12 berturut-turut di Minsk yang diadakan untuk terus memberi tekanan terhadap presiden. Lukashenko telah melakukan penindakan keras secara massal dan menangkapi ribuan orang sejak pihak berwenang menyatakannya sebagai pemenang sebagai presiden untuk masa jabatan keenam dalam pilpres pada 9 Agustus.

Lukashenko telah berulangkali menuduh oposisi dan pengkritik sebagai boneka yang didukung asing. Dia telah memperkuat pasukan di perbatasan barat Belarus, dan menuduh Polandia dan negara-negara Baltik berusaha mendestabilisasi Belarus.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya