Donald Trump Merestui Transisi Pemerintahan ke Joe Biden, Tapi...

Via Twitter, Donald Trump mendukung langkah General Services Administration (GSA) untuk memulai protokol transisi pemerintahan ke Joe Biden. Tapi...

oleh Tommy K. Rony diperbarui 27 Nov 2020, 07:22 WIB
Diterbitkan 24 Nov 2020, 10:24 WIB
Ilustrasi Pilpres AS 2020
Ilustrasi Pilpres AS 2020, Donald Trump Vs Joe Biden. (Liputan6.com/Abdillah)

Liputan6.com, Washington, D.C. - General Services Administration (GSA) di Amerika Serikat diminta mulai melakukan transisi pemerintahan dari Donald Trump menuju Joe Biden. Presiden AS saat ini, melalui Twitter menyampaikan dukungan langkah tersebut meski masih melanjutkan gugatan hukum atas hasil pemilu. 

Tugas GSA adalah memberi sumber daya dan pelayanan untuk transisi pemerintahan. Masalahnya, pemilu AS 2020 sedang digugat karena Donald Trump tak terima hasil pemilu melalui surat pos di beberapa negara bagian.

Ketua GSA, Emily Murphy, sempat tidak segera melaksanakan protokol transisi karena enggan bertindak secara prematur. Ia kini sudah bersurat ke Joe Biden untuk membantu proses transisi. 

"(Berdasarkan) perkembangan terbaru terkait tantangan hukum dan sertifikasi hasil pemilu, (saya) mengirimkan surat ini hari ini untuk menyediakan berbagai sumber daya dan pelayanan kepada Anda," tulis Murphy seperti dikutip NPR, Selasa (24/11/2020). 

Emily Murphy dipilih oleh pemerintahan Trump untuk memimpin GSA. Meski begitu, ia menegaskan bahwa ia tak dipengaruhi siapapun atau memfavoritkan salah satu capres dalam mengambil kebijakan transisi. 

Joe Biden rencananya akan diangkat menjadi presiden pada 20 Januari 2021.

Kabar restu dari Donald Trump mengemuka setelah twit dirinya "merekomendasikan" GSA dan lainnya dalam pemerintahannya untuk memulai "protokol awal" untuk memulai transfer formal kekuasaan presiden.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Donald Trump Minta Agar GSA Jangan Diancam

Donald Trump dan Melania Trump
Donald Trump dan Melania Trump usai menghadiri KTT G7 tahunan di Biarritz, Prancis. (NICHOLAS KAMM / AFP)

Dalam suratnya, Emily Murphy mengaku diancam karena dituduh sengaja menunda transisi. Ancaman itu diberikan pada keluarga hingga hewan peliharaannya. 

"Saya memang mendapat ancaman online, lewat foto, dan lewat surat, yang mengarah pada keselamatan saya, keluarga saya, staf saya, dan bahkan hewan-hewan peliharaannya saya," ujar Murphy yang mengaku tidak gentar.

Presiden Donald Trump meminta agar tak ada ancaman kepada Emily Murphy, ia pun mempersilahkan adanya transisi meski ia masih lanjut menggugat. 

"Saya ingin berterima kasih kepada Emily Murphy di GSA untuk pengabdian dan kesetiannya yang kuat pada negara kita. Ia telah dilecehkan, diancam, dan dianiaya, dan saya tidak ingin melihat ini terjadi kepadanya, keluarganya, atau pegawai GSA," ujar Trump via Twitter.

DOnald Trump masih yakin gugatannya akan sukses, namun meminta Emily menjalankan protokol.

"Dalam kepentingan terbaik negara kita, saya merekomendasikan Emily dan timnya untuk melakukan apa yang dibutuhkan berdasasrkan protokol awal, dan tim saya telah diberitahukan hal serupa," pungkas Trump.

Joe Biden Tunjuk Janet Yellen Jadi Menteri Keuangan AS

Janet Yellen, pemimpin departemen keuangan AS yang ditunjuk oleh presiden terpilih Joe Biden.
Janet Yellen, pemimpin departemen keuangan AS yang ditunjuk oleh presiden terpilih Joe Biden. (Twitter/ @NewYorkFed)

Presiden terpilih Joe Biden menunjuk Janet Yellen untuk memimpin departemen keuangan.

Jika dikonfirmasi oleh Senat, dia akan menjadi wanita pertama yang memegang posisi tersebut dalam sejarah AS.

Mengutip BBC, Selasa 24 November 2020, ekonom berusia 74 tahun itu sebelumnya menjabat sebagai kepala bank sentral Amerika dan sebagai penasihat ekonomi top untuk mantan Presiden Bill Clinton. Dia dikreditkan dengan membantu mengarahkan pemulihan ekonomi setelah krisis keuangan 2007 dan resesi berikutnya. 

Sebagai ketua Federal Reserve AS, Yellen dikenal karena lebih memusatkan perhatian pada dampak kebijakan bank terhadap pekerja dan biaya meningkatnya ketidaksetaraan di Amerika Serikat.

Donald Trump menentang tradisi Washington pada 2018 ketika dia memilih untuk tidak menunjuk Yellen untuk masa jabatan empat tahun kedua di The Fed. 

Dimulai dengan Bill Clinton pada tahun 1990-an, presiden tetap menggunakan pemimpin bank yang ditunjuk oleh pendahulunya dalam upaya untuk menghilangkan politisasi bank.

Sejak meninggalkan jabatannya pada tahun 2018, Yellen telah berbicara tentang perlunya Washington berbuat lebih banyak untuk melindungi ekonomi AS dari dampak pandemi virus corona.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya